Chapter 1

3.6K 367 0
                                    


" Sayang... apa kau melihat Bao Yu?" Tanya seorang wanita bersuara merdu. Sedikit terdengar intonasi tinggi dalam nada suaranya. Dengan maksud untuk membuat orang yang di tuju bisa mendengarnya. Tetap saja nada tinggi itu tak mengurangi kelembutan suara wanita berumur 27 tahun itu.

Orang yang ditujunya kini sedang duduk menghadap sebuah meja yang diatasnya tersaji baozi dan teh beraroma bunga melati. Dia baru saja hendak menyeruput teh hangat itu. ketika dia mendengar suara merdu mengalun dari arah dapur rumahnya.

"Qiao Feng?" balas si pria yang hendak meyeruput teh tadi. Lebih seperti sebuah pertanyaan dari pada jawaban.

"Ia.. Qiao Feng. Kemana perginya anak itu?" balas si wanita yang sekarang sedang berbicara sambil berjalan kearah si pria. Lalu ia menggeser kursi dari bawah meja dan duduk berhadapan dengan pria yang merupakan suaminya

Pria itu langsung mengarahkan pandangan dari cawan teh yang di pegangnya, menuju kearah wanita muda berparas cantik nan lok yang kini ada di hadapannya.

"Entahlah.. mungkin seperti biasa, pergi mandi di sungai, menangkap ikan, membagikannya pada anak beruang. Lalu memanjat pohon untuk melihat bayi-bayi burung yang baru menetas dan lain sebagainya " Jawab si pria acuh tak acuh

Mendengar jawaban suaminya, wanita itu lalu mengerutkan keningnya dan berkata

"Oh... ayolah... jangan berbicara seolah-olah dia anak lelaki yang sedang bermain dihalaman belakang rumah. 'bao yu'- ku itu seorang anak perempuan yang manis. Bagaimana bisa kau bercerita seolah-olah dia itu anak lelaki yang nakal." Timpal si wanita berparas cantik tadi.

Suaminya tak menjawab. Hanya melanjutkan kembali aktivitasnya, menyeruput teh hangat yang harum itu. Dalam hatinya ia berkata 'sudah jelas aku bicara demikian karena memang seperti itulah kenyataannya.' Tapi ia tak menyuarakan pendapatnya tersebut. Karena ia sudah tau, percuma saja menjelaskan semua ini pada istrinya.

Melihat suaminya yang hanya berdiam diri setelah ia terang-terangan menolak pendapatnya membuat 'Guang Jiao nama si perempuan berparas cantik dan bersuara merdu ini hanya bisa beranjak dari tempat duduknya dan hilir mudik didepan pintu rumah. Menunggu kepulangan anak perempuan mereka yang belum juga menunjukan batang hidungnya setelah menghilang semenjak pagi-pagi buta.

Li Jianguo dan Li guang Jiao adalah sepasang suami istri yang hidup di tengah gunung Lontang, yang berada di sebuah kota kecil bernama Jinhau. Kota ini merupakan daerah rawan perang. Karena berbatasan langsung dengan Negara Shu.

Keluarga Li sudah tinggal di gunung Lontang selama hampir 12 tahun lamanya. Menyendiri... jauh dari hiruk pikuk keramaian kota Jinhau.

Mereka hanya akan turun gunung beberapa minggu sekali untuk menjual tanaman obat , buah ataupun hewan buruan yang mereka dapatkan dari sekitaran gunung Lontang. Lalu membeli bahan-bahan kebutuhan pokok seperti beras, pakaian dan kebutuhan penting lainnya di pasar. Hanya pada saat itulah keluarga Li berinteraksi secara langsung dengan orang luar.

12 tahun di gunung membuat mereka terbiasa dengan kerasnya alam rimba. Ancaman hewan buas, cuaca buruk, kelaparan, belum lagi akses pemenuh kebutuhan yang terbatas, sudah menjadi teman sehari-hari mereka.

'Li Qiao Feng' anak perempuan meraka yang baru berumur 11 tahun juga sudah terbiasa dengan kerasnya alam. Dimana hukum rimba berlaku "yaitu siapa yang kuat dia yang bertahan hidup"

Gunung Lontang ini adalah tempat dimana kisah Li Qiao Feng untuk bisa bertahan hidup di mulai. Gunung yang menjadi saksi untuk awal, penentu dan babak baru dari drama kehidupan yang mempermainkan-nya.

Li Qiao Feng (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang