Chapter 22

2.1K 254 19
                                    

' Apa yang sebenarnya terjadi? ' ucap Teng Fei dalam hati

Saat ini, orang yang berada tepat disebelahnya, si pria berjanggut lebat, sedang berlutut kearah musuh. Otaknya tak bisa mencerna semua kejadian aneh yang terjadi saat ini. Banyak pertanyaan yang muncul di benaknya, saling berlomba menuntut jawaban

' Kenapa ia berlutut? '

' Apa karena saking takutnya sampai ia menyerah sebelum bertarung? '

' Tidak. Di lihat dari sudut manapun. Pria dengan karakter seperti dirinya tak mungkin melakukan tindakan pengecut seperti itu. '

' Apa ia ada di pihak musuh? Sehingga ia harus berlutut ketika melihat atasannya? '

' Tapi itu jelas mustahil. Bukankah beberapa saat yang lalu ia berniat menghabisi semua tentara kerajaan Shu. Dari ekspresi dan gerak-geriknya bisa dipastikan kalau semua itu bukanlah sebuah sandiwara'

' Lalu kenapa? Kenapa ia berlutut? '

' Dari caranya berlutut, sudah jelas menunjukan arti penghormatan yang begitu besar. Siapa orang yang begitu ia hormati? Wolong si naga tidur? Atau Jiang Wei si Jendral muda? '

Tidak ada gunanya memikirkan semua pertanyaan dan jawaban itu seorang diri. Teng Fei mengubah bentuk kuda-kudanya. Ia kembali berdiri tegak. Lalu mengarahkan pedang panjangnya ke arah Jianguo sambil berkata

" Tuan, di pihak mana anda berada? "

Pria yang ada di sebelahnya itu tetap pada posisi berlutut dengan wajah yang tertunduk dalam-dalam. Sama sekali tak menghiraukan pertanyaan Teng Fei.

Teng Fei mendekatkan bilah pedang panjang itu ke leher Jianguo hingga ujungnya yang tajam menyentuh kulit sawo matang itu dan mengasilkan sebuah luka sayatan kecil. Membuat cairan merah mengalir keluar dari tempat dimana ujung pedang itu menyentuh kulitnya.

Teng Fei kembali bertanya dengan nada suara dan volume yang sedikit lebih tinggi

" TUAN, aku tanya sekali lagi. Di pihak mana kAU berada? "

Pikiran dan perhatian Teng Fei yang terfokus ke arah Jianguo, melewatkan sebuah pergerakan tiba-tiba yang di lakukan lawannya. Hanya dalam waktu beberapa detik, pedang panjang Teng Fei telah terlepas dari tangannya dan terhempas terbang ke udara.

_ _ _

Zhuge liang kini berada tepat di hadapan Jianguo. Ia telah menepis pedang Jendral Fei yang terhunus kearah si pria berpakaian rakyat jelata. Lalu ia memfokuskan perhatiannya kearah pria itu, pria berjanggut lebat yang sedang berlutut tepat di hadapannya.

" DÌdÌ kaukah itu? " Zhuge Liang kembali mempertanyakan pertanyaan yang sama, hanya saja kali ini ia menanyakannya tepat di hadapan orang yang ia tuju.

Jianguo tetap diam dengan wajah yang tertunduk dalam-dalam. Posisi tubuhnya masih sama. setengah berlutut penuh tanda penghormatan.

" Angkat wajahmu dan tatap aku! Apa ini benar kau ADIK? " Zhuge Liang berbicara dengan nada perintah. Dan pertanyaan yang sama

Jianguo kini mengangkat wajahnya. Mulutnya masih tetap terkunci. Tetapi matanya kini sayu, ada genangan air di kedua pelupuk matanya. Tanpa menunggu jawaban, Zhuge liang menjatuhkan diri, lalu memeluk erat pria besar berjanggut lebat itu.

Li Qiao Feng (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang