Chapter 36

1.6K 248 136
                                    


Bulan ke 10 tahun 236M

2 tahun telah berlalu semenjak kejadian berdarah itu. Pertempuran antara kerajaan Wei dan kerajaan Shu telah lama usai.

Seperti yang bisa di duga. Tanpa kedua kuda emas mereka. Kerajaan Shu mengalami kekalahan telak. Kota Tian Shui yang sempat di kuasai, akhirnya di rebut kembali oleh tentara kerajaan Wei.

Warga kota yang sempat meninggalkan rumah, kembali ke kampung halaman mereka. Dan mulai membangun kembali kota yang rusak akibat pertempuran.

Gesekan kecil sering terjadi di wilayah perbatasan, tetapi semua itu berhasil di redam dengan cepat.

2 tahun ini, Feng tinggal di kediaman keluarga Liu. Ada beberapa alasan yang membuatnya harus tinggal di sana

1. Si Bungsu berwajah malaikat. Anak manis yang ternyata berjenis kelamin lelaki itu terus saja menempel padanya dan meminta ia untuk tinggal. Dari mulai memelas , merajuk hingga memaksa. Ia melakukan segala cara yang ia bisa untuk membuat Feng mau tinggal bersamanya

2. Kondisi badannya yang tidak memungkinkan. Meskipun tak ada luka yang serius, tapi entah kenapa fisiknya terasa benar-benar lemah saat itu. Mungkin tekanan batin yang Feng alami memberikan efek samping terhadap kesehatan fisiknya.

3. Yang paling mengejutkan dan jadi alasan terbesarnya untuk tinggal di sini ialah mengenai jati dirinya. 


3 pekan setelah peristiwa itu,  kondisi tubuh Feng bisa dikatakan telah pulih. Ia bermaksud pamit dan pergi meninggalkan kediaman keluarga Liu. Rengekan si Bungsu sama sekali tak ia hiraukan. Feng memutuskan untuk pergi meski ia tak punya tujuan. Ia tak mau kembali ke rumah lamanya. Terlalu banyak kenangan disana. Dan di kelilingi dengan kenangan tanpa kehangatan nyata, hanya akan membuatnya tersiksa. Jadi Feng memutuskan untuk berkelana.

Ketika Feng sedang berkemas, Liu Changyi masuk kedalam kamarnya. Ia berbalik dan mengunci kamar itu sebelum menghampiri Qiao Feng.

Anak yang sudah dengan sabar dan telaten mengurus nya selama terbaring lemah itu, mulai membuka mulut. dan mengeluarkan beberapa kata ajaib.

" Boleh ku tahu siapa nama orang tuamu dan kenapa kau menyamar sebagai lelaki? "

Kedua alis menawan Qiao Feng langsung bertaut saat itu juga.

Seingatnya ia tak pernah bermaksud untuk menyamar sebagai seorang lelaki. Mereka sendiri yang beranggapan bahwa ia adalah seorang anak lelaki.

Bukan salahnya jika ia terlahir dengan wajah tampan, bukan salahnya jika ia hanya menggunakan baju lelaki,  bukan salahnya pula jika ia terbiasa berbicara seperti kaum berjakun itu. Qiao Feng memang di besarkan dengan cara demikian. sudah seperti itu dari semenjak ia di lahirkan. Qiao Feng sudah terbiasa dan terlanjur nyaman.

Feng tersinggung atas tuduhan Changyi. Ia merasa tak punya kewajiban unyuk menjawab pertanyaannya. Lagipula, dari semenjak dulu, orang tuanya melarang ia untuk memberikan informasi apapun pada orang asing.

Salah.

Lebih tepatnya ia memang di larang membertahukan nama mereka. Bahkan orang yang sering bercengkrama untuk transaksi dagang pun hanya tahu marga mereka saja. Keluarga Li. Hanya itu. Tak kurang. Tak lebih.

Dari raut wajah Feng, Liu Changyi, anak yang berusia 2 tahun di atas Feng itu tahu, bahwa Qiao Feng kini sedang tersinggung dan pasti takkan mau menjawab pertanyaannya. Karena itulah ia merubah strategi.

" Sepertinya kau tak mau menjawab. Akan ku ganti pertanyaanku "

" Apa kau tahu siapa sebenarnya kau dan kedua orang tuamu? "

Li Qiao Feng (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang