Gadis berwajah tampan bertubuh tinggi itu mengerjapkan matanya beberapa kali.
Hal pertama yang di lihatnya, adalah langit-langit landai berbahan kain kanvas, dengan beberapa penerangan minim tergantung di sudut-sudut ruangan berbentuk persegi lima itu.
Feng merasa asing dengan pemandangan yang ada di hadapannya. Ia kembali mengerjap. Lalu mencoba melihat keadaan di sekelilingnya.
Matanya tertuju ke samping kiri dari tempatnya berbaring. Di sudut kanan, terdapat sebuah manekin seukuran manusia dewasa. Patung manusia itu mengenakan sebuah seragam perang lengkap dengan perisai baja dan topi perangnya. Tak jauh dari tempat itu, beberapa senjata berbagai jenis dan ukuran berjejer rapi, tersemat di sebuah soket senjata berbahan kayu.
Qiao Feng menengok kearah kanan. Terdapat sebuah meja kecil. Di atasnya tersaji makanan dan minuman hangat yang masih mengepulkan asap. Ada sebuah buku tebal yang tergeletak di sampingnya.
" Aku masih bermimpi " simpulnya kemudian.
Feng kembali memejamkan mata. Ia ingin segera terbangun dari mimpi aneh ini. Ruangan beserta isinya sangat asing bagi Qiao Feng.
Samar-samar, suara gaduh di luar mulai menyapa pendengarannya. Bukan hanya sorakan, bunyi tabrakan antara dua pedang sesekali terdengar nyaring. Dan sorakan-sorakan itu semakin membahana.
Feng membuka matanya lebar-lebar.
" Sial, ini bukan mimpi "
Feng segera beranjak dari tempat tidurnya yang nyaman. Setengah berlari kearah pintu tenda.
Saat ia membuka kain penutup itu, sinar mentari pagi langsung menerpa wajahnya. Membuat matanya terpejam seketika.
Perlahan ia membuka mata, memicingkannya sedikit. Setelah matanya mulai terbiasa, sesosok pria bertubuh tinggi berbadan tegap terlihat sedang berdiri tak jauh dari dari tempatnya berada.
Pria itu focus memperhatikan jalannya duel yang terjadi di antara dua orang prajurit. Beberapa orang terlihat berkerumun diantara kedua orang itu. Mereka bersorak dan memberikan dukungan pada jagoannya masing-masing.
Pria bertubuh tinggi berbadan tegap itu sepertinya bisa merasakan kehadiran seseorang di belakangnya. Ia segera berbalik. Lalu sebuah senyuman lebar menghiasi wajahnya yang tampan. Perlahan, pria itu menghampiri Qiao Feng. Dan berkata
" Sudah bangun, Putri Tidur? "
Suara itu... kata-kata itu... wajah itu... senyuman itu...
Akh maaf, untuk kata yang terakhir sepertinya harus di coret. Karena ini pertama kalinya Qiao Feng melihat pria ketus itu tersenyum tulus ke arahnya. Senyuman paling indah dan menawan yang pernah Feng lihat selama ini. Senyuman yang bahkan tak pernah muncul sekalipun dalam mimpinya.
" Wei? " hanya kata itu yang sanggup keluar dari mulut Qiao Feng.
" Yupz. Ini aku. Kenapa? Kau Rindu? "
Sebuah seringai lebar menggantikan senyumannya. Tingkah congkak, sombong, dan ke-PD-annya ternyata tak berubah. Tapi anehnya Qiao Feng sama sekali tak merasa terganggu dengan semua itu.
Di detik kedua setelah pria itu selesai berbicara, Feng langsung menerjang tubuhnya dan memeluk pinggang pria itu erat-erat. Membenamkan seluruh wajahnya di dada bidang pria itu. menyalurkan semua rasa dan asa yang selama ini hanya bisa di pendamnya seorang diri.
Ketakutan, kesedihan, kehampaan, penyesalan, rasa bersalah dan jangan lupa, Rindu.
Akh.....entah sejak kapan, rasa itu membuncah di hatinya. Sebuah rasa yang tiba-tiba muncul untuk seorang pria paling menyebalkan yang hanya mengisi hidupnya selama 2 hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Li Qiao Feng (hiatus)
Historical Fiction# 999 in historical fiction (03 Mei 2018 ) ? 😁 Kisah ini terjadi sekitar tahun 234M dimana Era ini di kenal luas sebagai zaman 3 negara (Wei,Wu,Shu). Ini adalah Era penghujung dinasti Han, disaat tiongkok terpecah menjadi 3 negara yang saling ber...