Chapter 43

2.4K 241 171
                                    



Di dedikasikan khusus buat @ArienaAhmad yang ngga pernah bosen buat jadi penagih utang 😁

Maaf buat @arum2904    @IndahRidaAfriyanti    @amgladiuz2   @JuliAni882    @RisnaaRisnaa3   

@watikuswati

commentnya ngga di bales satu-satu... soalnya bingung kalo d tanya atau di tagih up, tapi ngga tau up nya kapan 😅



Ok... pokoknya thank buat semua yang ngga pernah bosen baca cerita ini...

Tanpa kalian para pembaca... apalah artinya tulisan 😊





_ _ _






Jarak menuju camp hanya tinggal 4 lie. Kebungkaman telah setia menemani perjalanan Seorang Jendral dan prajurit wanita nya menuju ke barak. Tak ada satupun dari mereka yang ingin memulai percakapan. Keduanya tenggelam dalam pemikiran masing-masing.

" Bug " sebuah lengan yang kekar membentur tubuh sang prajurit wanita. Ia kesakitan dan segera terbangun dari kereta pemikiran nya.

" Wei... apa yang... "

Sebelum wanita itu sempat melanjutkan perkataannya, ia segera tersadar dengan situasi dan kondisi saat ini.

Entah datang dari mana. 4 orang prajurit tiba-tiba berlutut di hadapan mereka. Salah seorang dari ke empat prajurit itu maju kedepan, jaraknya dan sang Jendral kini hanya sekitar 2 chi. Ia kembali berlutut dan mengeluarkan sebuah gulungan berwarna emas dari lengan bajunya.

" Jendral, kami utusan langsung dari Kerajaan. Kami diperintahkan langsung oleh Yang Mulia Kaisar untuk mencari anda. Beliau meminta kehadiran anda secepatnya di Chengdu "

Ia menyodorkan gulungan berwarna emas dengan segel Kerajaan Shu di tangannya. Seragam yang dikenakan orang-orang itu adalah seragam dari kerajaan Shu. Bukti awal bahwa mereka bukanlah musuh. Tetapi sang Jendral tak mau ambil resiko. Ia tetap bersikap waspada. Lengan kirinya masih membentang dan menghadang pergerakan prajurit wanitanya. Mencegah dan melindunginya dari tindakan yang tidak perlu dan bahaya yang mengancam.

" Apa terjadi sesuatu? Bukankah Li Jie ada di sana? "

" Komandan Li juga menginginkan kehadiran anda. Ini adalah surat dari Yang Mulia. Kami tak di ijinkan untuk memberitahu detail perkaranya. Kami hanya di tugaskan untuk menjemput anda agar anda bisa berada di sana secepatnya "

Kedua alis tajam sang Jendral muda mengkerut. Ia sepertinya sedang mempertimbangkan informasi yang baru saja ia dapatkan. Ia meraih gulungan berwarna emas itu. Sekali ia menyentuhnya, Ia tahu bahwa ini adalah segel asli. Segel Lambang dari kerajaan Shu. Jendral muda itu pun segera membuka dan membaca isi gulungan itu. sebuah kedutan ringan terlihat di ujung alis kiri nya yang runcing. Perubahaan Ekspresi samar yang sulit di ketahui. Hanya sang prajurit wanita yang berada di sampingnya lah yang menyadari perubahan ekspresi Jendral muda itu.

" Sampaikan pada Yang Mulia. Aku akan segera berangkat. Paling lambat, besok lusa aku akan sampai disana "

Para utusan itu hanya terdiam. Mereka saling berpandangan

" Maafkan kami Jendral. Kami di sini bukan sebagai pembawa pesan. Kami perintahkan untuk membawa anda turut serta ke Chengdu. Yang Mulia menginginkan kehadiran anda secepatnya di sana. Kami harap anda mengerti dan mau bekerja sama "

Jendral muda itu hanya menghembuskan nafas kesal. Entah kenapa hari ini terasa begitu panjang. Banyak hal yang terjadi, dengan semua konflik dan ketegangan yang harus ia hadapi, mental dan tubuhnya terasa sangat lelah. Mood nya berada di titik terendah. Ia siap menyemburkan api kemarahan andai kata ada orang yang berani mengusiknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Li Qiao Feng (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang