"Bao Yu... kemana saja kau?" Guang Jiao bertanya sambil mengerutkan keningnya. Membuat kedua halis tipisnya bertaut. Bibirnya yang semerah delima membentuk lingkaran bulat yang lucu. Kedua tangannya kini sedang melingkar ke punggung Qiao Feng. Memeluk balik pelukan dari anaknya. Tindakannya ini sangat bertentangan dengan ekspresi wajahnya yang menunjukan kemarahan dan ketidaksukaan.
Qiao Feng sudah sangat hafal dengan perilaku ibunya ini.
Meskipun Guang Jiao selalu berusaha untuk bersikap tegas menghadapi kenakalan Qiao Feng, insting dan hatinya yang lembut sebagai seorang ibu tak pernah bisa benar-benar menunjukan kemurkaan. Meskipun kata-katanya pedas, dan mulutnya sering mengomel, tapi tindakannya benar-benar di penuhi oleh rasa kasih sayang.
Qiao Feng diam saja. Masih tak bersedia menjawab pertanyaan ibunya. Dia hanya menyeringai dan memeluk pinggang ibunya erat-erat.
Li Jianguo berdiri, sambil meletakan cawan kosong di atas meja makan berbentuk bulat itu. Perlahan mendekati istrinya. Di tepuk lembut bahu istrinya itu, lalu berkatalah ia
"Apa gunanya kau menanyakan pertanyaan yang sama setiap hari. Bukankah jawabanya sudah jelas?!"
Komentar suaminya membuat Guang Jiao semakin cemberut. Lalu di lepaskanlah pelukan anaknya itu. Ia kecup keningnya sembari berkata
"Bao Yu... anakku sayang... Berhati-hatilah... meskipun pepohonan, hewan, sungai, dan seluruh isi gunung ini sudah menjadi temanmu. Waspadalah selalu, disana ada bayang-bayang jahat yang senantiasa mengikuti setiap langkahmu."
Mendengar kata-kata istrinya, wajah Jianguo langsung berubah murung. Seoalah-olah ada awan gelap yang tiba-tiba saja hinggap diatasnya.
Qiao Feng baru saja hendak berbicara, menyuarakan pendapatnya tentang sikap ibunya yang dia rasa terlalu 'berlebihan dan mendramatisir'. Akan tetapi niat itu ia urungkan ketika ia melihat perubahan drastis dari raut wajah kedua orang tuanya. Qiao Feng merasa khawatir dan bertanya-tanya. 'apa gerangan penyebab mood yang tiba-tiba berubah ini?'
Dia menelan suara penolakannya kembali kedalam kerongkongannya sebelum sempat melarikan diri dari mulut mungilnya itu.
Qiao Feng yang cerdas dan bisa dengan mudah memahami situasi nya lalu menghadap pada ayahnya. Seraya berkata
" Ayah... ayo kita mulai latihan kungfunya. Bukankah dengan semakin hebatnya aku maka tak kan ada apapun yang bisa menecelakai ku?!"
Raut wajah ayahnya berubah cerah. Meskipun tanpa senyuman. Wajahnya dengan jelas menunjukan ekspresi kelegaan. Lalu dia peluk anak dan istri tercintanya itu. Seraya membisikan sesuatu pada istrinya. Bisikan lembut yang hampir terlewat oleh pendengaran Qiao Feng.
" Feng benar... tenanglah... aku akan ajarkan semua teknik terbaikku. Hingga tak kan ada apapun yang bisa mencelakainya"
Istrinya tersenyum lemah. Mengangguk pelan dan berkata
"ku percayakan dia padamu"
Qiao Feng benar-benar merasa kebingungan dengan reaksi berlebihan kedua orang tuanya. Meskipun ia mendapatkan sedikit gambaran bahwa ini menyangkut 'keselamatannya', akan tetapi ia ragu. Apa yang lebih mengancam nyawanya di gunung ini selain dari pada hewan buas atau tanaman beracun. Dia benar-benar ingin tahu jawabannya. Tapi ia enggan bertanya. Takut kalau-kalau pertanyaannya malah memperkeruh suasana yang sudah mendung itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Li Qiao Feng (hiatus)
Historical Fiction# 999 in historical fiction (03 Mei 2018 ) ? 😁 Kisah ini terjadi sekitar tahun 234M dimana Era ini di kenal luas sebagai zaman 3 negara (Wei,Wu,Shu). Ini adalah Era penghujung dinasti Han, disaat tiongkok terpecah menjadi 3 negara yang saling ber...