" SERANGGGGG....."
Suara gemuruh teriakan di kejauhan membuat Qiao Feng terkejut. Ia reflex mengangkat tubuhnya. Matanya langsung tertuju ke medan pertempuran. Di sana ia melihat ayahnya sedang terduduk, lemah tak berdaya, dengan arah pandangan mata yang menatap kosong di kejauhan. Sementara itu segerombolan tentara datang menyerbu tepat di belakangnya. Siap menyerang ayahnya yang lumpuh tanpa pertahanan.
Qiao Feng heran, mengapa ayahnya bisa sampai seperti itu. Apa ia terluka? Atau ia sudah menyerah? Entahlah. Ia tidak punya waktu untuk memikirkan jawabannya. Tanpa sadar, aliran Qi telah terkumpul di pita suaranya kemudian dengan satu tarikan nafas, Qiao Feng pun berteriak.
_ _ _
" AYAHHHHH.... "
Sebuah teriakan menggema di kejauhan. Meski tak sekuat teriakan Jianguo, tetapi teriakan itu mampu terdengar hingga jarak 3 yin.
Jiwa dan pikiran Jianguo yang sedang melayang-layang entah kemana, tiba-tiba di seret paksa masuk kembali kedalam tubuhnya. Ia membelalakan mata, tak percaya dengan penglihatannya sekarang ini. anaknya yang ia sangka telah mati, kini sedang menatap lurus kearahnya dengan ekspresi penuh kekhawatiran di wajahnya.
Jianguo merasa seolah ia sedang melihat hantu. Tetapi hantu jelas tidak akan bisa berteriak seperti itu.
Tiba-tiba saja perasaan hangat mengalir ke seluruh pembuluh darahnya. Disertai dengan gelombang kebahagiaan yang memenuhi jiwanya. Menghempaskan kumpulan awan gelap yang mencengkram erat dirinya.
Lalu dua buah tetesan air tiba-tiba saja jatuh dari kedua sudut matanya. Jianguo tak sadar jika dirinya kini tengah menangis. Sebuah tangis bahagia. Karena pelita hatinya ternyata masih hidup.
Ini kedua kalinya JIanguo menangis karena Qiao Feng. Yang pertama adalah 11 tahun yang lalu ketika Qiao Feng lahir. Dan yang kedua adalah hari ini. ketika Jianguo merasa bahwa anaknya Qiao Feng telah di bangkitkan kembali dari kematian.
Ia baru saja hendak membuka mulut. Membalas seruan anaknya. Ketika tiba-tiba sebuah tangan yang besar dan kuat mencengkram erat kerah jubah dan baju bagian belakangnya. Lalu di detik berikutnya, tubuh Jianguo melayang di udara.
_ _ _
Para tentara kerajaan Shu sudah memulai pergerakan mereka untuk menyerang Pria yang sedang terduduk membelakangi mereka. Tanpa pertahanan sedikitpun. Dan di saat jarak mereka sudah mencapai jangkauan tombak, dan senjata mereka siap menerjang tubuh tak berdaya itu. Sebuah teriakan tiba-tiba menggema di kejauhan. Meski tak membuat telinga mereka kesakitan seperti teriakan pria besar tadi. Tetapi teriakan tiba-tiba itu mampu membuat para tentara menghentikan pergerakannya secara serentak.
Para tentara terkejut dengan teriakan tiba-tiba itu dan tanpa sadar menghentikan serangan mereka. Tetapi disaat rasa terkejut itu hilang dan mereka siap melancarkan serangan mereka kembali, sebuah bayangan hitam tiba-tiba melesat dihadapan mereka dan di detik berikutnya bayangan itu dan musuh mereka, yakni si pria besar sudah menghilang dari pandangan.
_ _ _
Tubuh Jianguo kini melayang di udara di tarik oleh sebuah tangan yang besar dan kuat di belakangnya. Kedua tangan Jianguo reflex mencengkram kerah bagian depan dari baju dan jubahnya. Menghalangi baju yang tertarik dari belakang itu dari mencekik lehernya.
Jangankan melihat atau menyelidiki orang yang menyeret paksa dirinya. Untuk sekedar menoleh dan bernafas pun Jianguo sudah sangat kesulitan. Tarikan di belakang kerahnya itu benar-benar membuat lehernya tercekik. Ia hampir kehabisan nafas, ketika akhirnya mereka mendarat di tanah.
Ia langsung terbatuk ketika cengkraman di kerah lehernya itu terlepas. Tak lama kemudian hidung dan mulutnya reflex berlomba-lomba untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya. Seolah ingin mengisi cadangan oksigen yang telah habis.
Ketika pernafasannya mulai stabil, Jianguo langsung mengarahkan tatapannya kearah orang yang menyeretnya itu. sosok yang ada di depannya adalah sosok seorang pria berseragam perang lengkap, dengan tubuh tinggi besar dan badan yang kekar. Dari pakaian, atribut dan baju pelindungnya, bisa di pastikan jika orang ini bukanlah tentara pasukan biasa. Di tambah lagi dengan aura dan kekuatan yang terpancar dari dirinya. Semakin membuktikan status militer tingkat tinggi yang disanding pria ini.
Jianguo pikir, jabatan Jendral akan sangat cocok di sematkan untuknya. Tetapi ia ragu. Jendral macam apa yang datang ke tengah medan pertempuran tanpa membawa satupun prajurit bersamanya.
Ketika di bawa terbang tadi, meski hanya sesaat. jianguo bisa melihat dengan jelas keadaan di bawahnya. Sekumpulan pasukan kerajaan Shu sedang celingukan dan melihat ke berbagai arah, lalu anaknya Qiao Feng yang memiliki mata tajam dan sudut pandang yang lebih jelas karena melihat dari jauh, sedang mendongak keatas dengan mata melotot dan rahang yang sedikit terbuka. Sedangkan pasukan Wei dan para pemanah dari kerajaan Shu mereka juga mengenakan ekspresi yang sama dengan Qiao Feng. Dan selain dari pada itu, tak ada lagi orang atau pun sekumpulan pasukan di sekitar mereka. Jadi bisa di pastikan jika orang asing ini datang seorang diri.
Siapa sebenarnya pria ini? datang dari mana dia? Lalu apa tujuan pria itu membawa dirinya?
Jianguo masih tenggelam dalam pemikirannya sendiri. ketika pria yang ada dihadapannya itu tiba-tiba saja berbicara
" Namaku Teng Fei. Aku seorang Jendral dari kerajaan Wei. Dan aku ada di pihakmu "
Perkataan tiba-tiba dari pria yang ada dihadapannya, mengejutkan Jianguo. Pria itu seolah tahu keraguan dan pertanyaan yang menggelayuti pikirannya
Belum sempat Jianguo membuka suara, pria itu telah melanjutkan perkataannya.
" Akan ku jelaskan identitas dan rincian kondisiku nanti. Yang lebih penting kita fokus terlebih dahulu menghadapi musuh yang ada di hadapan kita "
Perkataan pria itu meskipun singkat tetapi padat, berisi dan terdengar sangar jujur. Tanpa ada maksud tersembunyi di balik kata-katanya.
Jianguo pun merasa ia tidak harus menyembunyikan maksud dan tujuannya. Maka ia pun lalu berkata
" Aku bukan berada di pihak kerajaan-mu atau pun kerajaan Shu. Aku bertarung demi diriku sendiri dan keluargaku. Jika niatmu adalah menghabisi tentara kerajaan Shu, maka kita adalah kawan. Tetapi jangan berharap aku akan meresikokan hidupku untuk melindungi tentara bantuan kerajaan Wei yang tersisa. Mereka bukan apa-apa di mataku kecuali sebuah pion yang tak berguna "
Teng Fei benar-benar merasa terkesan oleh sikap dan pembawaan pria berjanggut lebat ini. Ia tidak banyak bertanya, tidak punya rasa takut dan begitu terus terang. Ia menggambarkan maksud dan tujuannya dengan sangat jelas agar tidak ada kesalahan persepsi seandainya mereka benar-benar bergabung menjadi satu kelompok. Pilihannya untuk berada di pihak lelaki ini sepertinya sangat tepat. Ia tidak mau menjadikan pria seperti ini menjadi musuhnya.
" Baiklah, aku mengerti maksudmu. Para prajurit kerajaan Wei bukanlah sekelompok bayi yang butuh perlindungan. Kami disini untuk bertarung dan siap mengorbankan nyawa kami demi Negara ini. jadi kau tidak perlu susah-susah untuk melindungi mereka "
" Satu-satunya tujuanku datang kesini adalah untuk menghentikan para penyerang dari kerajaan Shu. Di basmi sepenuhnya atau di lumpuhkan. Yang manapun itu tidak masalah selama mereka tidak bisa melanjutkan rencana mereka menuju kekota berikutnya "
" Bagaimana? Apa sekarang kita sudah saling memahami dan sepakat? "
Teng Fei menjulurkan tangannya untuk meraih tanda kesepakatan diantara mereka. Tanpa ragu, Jianguo pun meraih uluran tangan pria berbadan kekar yang telah menyeretnya tadi. Dan merekapun telah resmi membentuk aliansi di tengah perang yang bergejolak ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/110111668-288-k437636.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Li Qiao Feng (hiatus)
Historical Fiction# 999 in historical fiction (03 Mei 2018 ) ? 😁 Kisah ini terjadi sekitar tahun 234M dimana Era ini di kenal luas sebagai zaman 3 negara (Wei,Wu,Shu). Ini adalah Era penghujung dinasti Han, disaat tiongkok terpecah menjadi 3 negara yang saling ber...