Dari semenjak balita, Qiao Feng sudah diajarkan dasar-dasar kungfu oleh ayahnya. Tepatnya semenjak dia berumur 4 tahun. Kini di umurnya yang ke – 11. Dia sudah menguasai Tai Chi Chuan, Chang quan dan Nan Quan. Ilmu meringankan tubuh juga dengan mudah dikuasainya.
"Qiau Feng... mulai hari ini ayah akan mengajarimu 'Jian Shu ' melihat penguasaan mu terhadap Tai Chi Chuan, Chang dan Nan Quan. Kau pasti tidak akan terlalu kesulitan untuk mempelajari jurus ini."
Jianguo berdiam diri sejenak lalu ia kembali melanjutkan perkataannya
"Tapi Jian Shu yang akan aku ajarkan kepadamu ini sedikit berbeda. Jurus ini merupakan gabungan antara ilmu meringankan tubuh dan jurus pedang yang di aliri oleh 'Qi ' ."
"Sekarang duduklah diatas batu batu disebelah sana." Tunjuk Jianguo, ke arah batu besar di timur laut tempat mereka berdiri.
"Perhatikanlah dengan seksama. Ayah akan menunjukan jurus Jian Shu spesial ini padamu. Jangan sampai ada satupun gerakan yang luput dari pandangan mu."
Qiao Feng mengangguk. Dia segera menuju batu besar yang di tunjuk ayahnya. Lalu duduk diam dan memperhatikan ayahnya dengan seksama.
Li Jianguo menarik nafas dalam-dalam. Perlahan dia mulai mengeluarkan Qi dari pusat kendali tubuhnya. Membiarkan aliran hangat itu keluar dari pori-pori kulitnya. Dan kini menyebar ke seluruh tubuh. Aliran Qi yang mulanya keluar bak jilatan api. Kini mulai memadat. Menyelubungi tubuh Jianguo dengan aliran lembut & konstan
Dari jauh Qiau Feng bisa merasakan aliran Qi yang di keluarkan oleh ayahnya. Ada perasaan menggigil yang tiba-tiba menyerbu permukaan kulitnya. Dari aliran Qi yang hangat dan tenang itu . Dia bisa merasakan besarnya kekuatan yang tersimpan di dalam tubuh ayahnya.
Setelah berhasil mengatur Qi-nya. Jianguo perlahan membuka mata. Dia angkat pedang yang tersemat di pinggangnya, lalu dia membuka 'saya' dari 'kuroichinya'
'kuroichi' milik ayahnya merupakan pedang yang sangat indah. Ukurannya 2x lipat lebih besar daripada bailong miliknya. Warna dari 'saya-nya' hitam pekat. Di bagian tengahnya terdapat ukiran indah yang di lukis dengan tinta emas. Serasi dengan warna 'tsuka-nya' yang di sepuh dengan warna emas pula. 'Tsuba' dari pedang itu tak kalah menawan. Berukir naga melingkar dengan salah satu kakinya yang mencengkram batu giok kecil berwarna hitam mengkilap.
Bukan hanya bagian luarnya saja yang mengagumkan. Ketika sang ayah membuka pedang dari 'saya-nya' terlihat bentuk menakjubkan dari sang pedang. Pedang besarnya Nampak kokoh dan tajam. Terdapat ukiran naga yang indah di sepanjang batang besi pedangnya itu. Benar-benar menyempurnakan keindahan dan kegagahan pedang kuroichi milik ayahnya itu.
Sampai saat ini, ia masih tak tahu kenapa keluarga mereka yang miskin bisa memiliki pedang seindah itu. Melihat pedang itu ia teringat sebuah percakapan dengan ayahnya beberapa tahun yang lalu.
"Ayah, kenapa pedang ini dinamakan kuroichi?" Tanya Qiao Feng kecil
"Karena warnanya hitam" Jawab ayahnya singkat
"Bukankah akan lebih pantas menamainya 'Heise'?" Tanya Qiao Feng, yang merasa tidak puas dengan jawaban ayahnya.
"Kuro memiliki arti 'warna hitam' itu adalah bahasa asing dari suatu Negara tempat ayah dibesarkan dahulu"
"Tempat ayah di besarkan? Memangnya dimana itu? Aku tak pernah mendengar bahasa asing seperti itu. Apakah ayah bukan berasal dari kerajaan wei?" Tanya Qiao Feng kecil dengan polosnya.
Saat itu ayahnya hanya diam membisu. Sepertinya tak mau membuka mulutnya sedikitpun. Untuk menjawab pertanyaannya. Qiao Feng kecil terus saja melihat wajah ayahnya. Meminta sebuah jawaban untuk terlontarkan. Tapi ia hanya melihat sorot mata coklat ayahnya yang berubah semakin gelap. Seolah menatap kosong di kejauhan. Entah apa yang ayahnya fikirkan saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Li Qiao Feng (hiatus)
Historical Fiction# 999 in historical fiction (03 Mei 2018 ) ? 😁 Kisah ini terjadi sekitar tahun 234M dimana Era ini di kenal luas sebagai zaman 3 negara (Wei,Wu,Shu). Ini adalah Era penghujung dinasti Han, disaat tiongkok terpecah menjadi 3 negara yang saling ber...