Qiao Feng kini berada di hadapan barisan para prajurit. Jiang Wei berdiri di sampingnya.
" Baiklah teman-teman... perkenalkan... orang yang ada di sebelahku ini bernama Qiao Feng. Mulai sekarang, ia akan bergabung bersama kita. Jangan ragu hanya karena ia kerabatku. Dia junior kalian. Ajari dia segala hal yang perlu ia kuasai. Hukum dia jika memang ia salah, berikan ia penghargaan jika memang ia layak. Feng akan menjadi bagian dari keluarga kita "
Feng berdiri tegap. Memandang ke arah kerumunan. Setiap prajurit memandangnya dengan ekspresi yang berbeda. Ada yang senang, ada yang berkerut penuh selidik, ada yang ragu, tak suka, ekspresi mereka benar-benar unik. Wajah mereka menunjukan berbagai pikiran yang ada di benaknya. Tetapi, tak ada seorang pun yang berani menyuarakan pendapat.
Hanya satu. Orang itu berasal dari kerumunan di bagian belakang.
Seorang pria tinggi bertubuh kurus dengan ekspresi tak suka yang terlihat jelas di wajahnya.
" Apa ia layak? kalau aku lihat... anak ini tak punya otot. Wajahnya... Badannya... menurutku, ia hanya seorang tuan muda manja. Tak cocok ada di medan perang. Hanya sehari di sini, ia pasti merengek minta pulang " Ucap pria itu.
Beberapa orang prajurit mengangguk menyatakan persetujuan dan beberapa orang lainnya tampak merenggut tak setuju.
Jiang Wei tak bersuara. Ia menengok ke arah kiri, tempat Qiao Feng berada. Anak itu hanya memandang datar ke arah pria yang baru saja berbicara. Tak ada penolakan, tak ada bantahan, tak ada argumentasi. Feng hanya berbalik dan berjalan kembali ke arah tenda meninggalkan barisan para prajurit tanpa kata.
Melihat kejadian itu, kubu yang menentang kehadiran Feng mulai membuat kebisingan. Menyatakan kebenaran pendapat mereka.
Wei menghela nafas.
" Ayolah teman-teman... ia hanya seorang bocah. Usianya bahkan baru menginjak umur 13 tahun, tak bisakah kalian sedikit melunak padanya. Aku yakin, cepat atau lambat ia akan bisa beradaptasi dengan tempat ini " Bujuknya.
" Jendral, bocah itu bahkan langsung pergi hanya karena perkataan seperti itu. Apa menurutmu ia akan cocok untuk tinggal di sini? " Seorang prajurit muda lainnya kembali menyuarakan pendapat.
Wei hanya bisa mendengus pasrah.
Lebih dari siapapun. Ia tahu, Feng memiliki sesuatu dalam dirinya. Sesuatu yang sangat besar. Sebuah permata yang belum terasah. Bocah itu tak selemah yang mereka kira. Meski Wei tak pernah melihatnya bertarung, tetapi ia merasa yakin. Anak itu istimewa.
Bekas luka di perut sebelah kanannya tiba-tiba berdenyut. Memikirkan Feng membuat ia teringat akan kejadian 2 tahun silam.
" Kalian mau bertarung ? "
Sebuah suara mengejutkan Wei. Feng ternyata telah kembali ke sampingnya dengan sebuah pedang tipis panjang berwarna putih di tangan kanannya.
Bocah itu menggenggam pedang kesayangannya erat-erat dan mengarahkannya pada kerumunan di hadapannya.
Ok. Jelas sekali, ini adalah tantangan untuk berduel.
Para prajurit merasa tersinggung dengan tingkah Feng.
' Anak bau kencur itu mau bertingkah ' begitu pikir mereka.
" Feng, kau yakin?! " tanya Jiang Wei. Ia bukannya meragukan kemampuan Qiao Feng.
Bukan.
Tidak sama sekali. Hanya saja, tadi kondisinya masih terlihat lemah. Apalagi anak itu telah melakukan perjalanan sehari semalam. Anak itu pingsan, tubuhnya pasti merasa kelelahan.
![](https://img.wattpad.com/cover/110111668-288-k437636.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Li Qiao Feng (hiatus)
Historical Fiction# 999 in historical fiction (03 Mei 2018 ) ? 😁 Kisah ini terjadi sekitar tahun 234M dimana Era ini di kenal luas sebagai zaman 3 negara (Wei,Wu,Shu). Ini adalah Era penghujung dinasti Han, disaat tiongkok terpecah menjadi 3 negara yang saling ber...