" Ini.... Urghh... "
Junjie tak sanggup melanjutkan perkataannya. Ia segera menutup hidung dan mulutnya dengan lengan jubah yang ia kenakan.
Mayat pria yang ada di hadapannya ini membuatnya jijik. Ia berusaha keras menahan diri agar tidak muntah saat itu juga. Sangat tak pantas bagi seorang Pangeran sepertinya menunjukan kelemahan di hadapan umum.
" Keji sekali " tambahnya kemudian
Mayat yang ia lihat adalah mayat seorang pria berpakaian serba hitam dengan penutup mulut yang menutupi wajahnya. Terdapat luka menganga yang sangat lebar di bagian leher. Bahkan bisa di bilang, lehernya itu hampir putus. Daging segar berwarna merah muda tampak menyembul dimana-mana dengan urat-urat leher yang terputus. Guyuran darah menyembur dari tenggorokannya yang terpotong. Tulang berongga rapuh yang besarnya hanya seukuran lengan itu mencuat di antara batang leher yang terbagi dua. Nampak sangat mengerikan.
" Apa dia salah satu kawan kalian " tanyanya, ke arah empat orang pria berpakaian hitam yang baru saja datang menghadap. Dan kini tengah berlutut memberi hormat di hadapannya
" Benar Pangeran. Kami menemukan 2 mayat lainnya tak jauh dari sini. Semua pengawal Pangeran Boxin dan Pangeran Jinhae telah tewas " Ujar pria dengan luka di bawah matanya.
" APA KAU BILANG? MEREKA SEMUA TEWAS? "
" Apa itu artinya adik-adikku sedang menghadapi bahaya di luar sana seorang diri? Tanpa perlindungan? " tanya Junjie. Wajah tampannya kini di penuhi dengan kemurkaan.
Para pengawal itu kini semakin menundukan kepala mereka. Seolah membenarkan perkataan sang pangeran.
" Maafkan kami pangeran "
Hanya kata-kata itu yang sanggup meluncur dari mulut para pasukan pengawal khusus. Sebenarnya mereka sama sekali tak mengharapkan pengampunan. Mereka pasrah dengan hukuman berat yang bahkan melebihi kematian.
Ketika mereka pertama kali melihat mayat temannya mati dalam keadaan mengenaskan, mereka tahu, jika kini nyawa para pangeran sedang dalam bahaya. Dan ini merupakan sebuah kegagalan besar bagi para pasukan pengawal khusus. Membiarkan pangeran yang dijaganya terkena luka lecet sedikit saja, bisa mengakibatkan mereka terkena sangsi yang berat. Apalagi jika membiarkan para pangeran terancam bahaya, entah hukuman macam apa yang akan di jatuhkan sang Kaisar. Mereka hanya berharap keluarga mereka bisa lolos dari semua ini. Mereka akan dengan senang hati menawarkan nyawa mereka. Selama keluarga mereka bisa diampuni.
" BERPENCAR. CARI ADIK-ADIKKU DAN ORANG YANG MELAKUKAN SEMUA INI. JANGAN BIARKAN DIA LOLOS "
" INGATLAH, JIKA SAMPAI SESUATU TERJADI PADA MEREKA, SEBELUM KAISAR, AKU YANG AKAN MEMBUNUH KALIAN DENGAN TANGANKU SENDIRI "
Suara pangeran Junjie yang dipenuhi oleh Qi. Benar-benar memberikan tekanan yang sangat dahsyat. Untunglah mereka adalah para pasukan elite dengan tingkat ilmu beladiri yang terbilang cukup tinggi. Jika orang awam sampai di intimidasi dengan tekanan Qi semacam ini, maka jangankan untuk bisa berdiri. Tubuh mereka akan gemetar ketakutan dan sulit untuk bernafas. Tak heran jika mereka langsung pingsan di tempat.
" Siap laksanakan pangeran " Ujar mereka serentak. Semuanya segera berpencar ke segala penjuru.
" Guru Liu, kemana kita harus pergi? " Tanya Junjie.
Ketika hanya berdua bersama gurunya, Junjie segera menanggalkan topeng kekuasaannya. Di hadapan guru yang sudah ia anggap seperti orang tuanya sendiri, Junjie sudah tak segan menunjukan jati dirinya. Nada suara Junjie terdengar penuh kecemasan. ia terlihat sangat gelisah
" Untuk melihat pantulan rembulan, mereka akan menuju sungai, lembah atau danau yang ada di Gunung ini. Tadi Kita telah melewati danau di sebelah timur, dan mereka tak ada disana. Melihat letak dan kondisi mayat pelindung ini yang masih hangat, ada kemungkinan para pangeran dan penjahat itu tak jauh dari sini. Berarti satu-satunya pilihan yang tersisa adalah air terjun yang ada di depan sana. Ayo kita terus pergi ke utara, semoga perhitunganku tak meleset " ucapnya penuh ketenangan. Padahal di dalam hatinya, ia memiliki kegelisahan dan kekhawatiran yang sama seperti yang Junjie rasakan. Hanya saja sekarang ini ia harus kuat. Salah seorang diantara mereka harus ada yang berpikir jernih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Li Qiao Feng (hiatus)
Historical Fiction# 999 in historical fiction (03 Mei 2018 ) ? 😁 Kisah ini terjadi sekitar tahun 234M dimana Era ini di kenal luas sebagai zaman 3 negara (Wei,Wu,Shu). Ini adalah Era penghujung dinasti Han, disaat tiongkok terpecah menjadi 3 negara yang saling ber...