Chapter 16

2K 235 0
                                    



Para tentara mundur perlahan dengan tombak dan pedang yang terhunus ke depan. Siap bertahan melawan serangan pria yang maju kearah mereka.

Pria itu nampaknya tak bersenjata. Tapi aura dan tekanan Qi-nya yang sangat besar, sudah mampu membuat para prajurit tingkat rendah jatuh pingsan tak sadarkan diri.

Pertarungan bahkan belum dimulai. Tetapi justru jumlah para tentara semakin berkurang. Dari kubu tentara kerajaan shu, tersisa -/+ 100 orang. Sedangkan dari kubu kerajaan wei, hanya tersisa sekitar 30 orang saja. Kurang lebih, 25 orang dari kedua belah pihak telah pingsan tak sadarkan diri.


" Iblis macam apa dia ini? " ujar salah seorang tentara.


' Pria itu bahkan mampu menumbangkan beberapa orang prajurit tanpa mengangkat satu ujung jari pun ' pikirnya


" HEIIII... APA YANG KALIAN TAKUTKAN. Dia hanya seorang diri dan tak bersenjata. Jumlah kita jauh lebih banyak. Kita memiliki beragam senjata di tangan kita. Jangan takut. Segera Siapkan diri kalian untuk bertarung " teriak salah seorang prajurit kerajaan Shu. Nampaknya dia adalah seorang Chuangzhu yang di pilih untuk situasi seperti ini.


Para prajurit kini menghentikan langkah mundur mereka. Tetapi tak ada satupun dari mereka yang bersiap untuk menyerang.

Aura dari pria itu terlalu kuat. Sosoknya kini terlihat seperti dewa kematian, yang siap mengambil nyawa orang-orang yang berani menatap wajah dibalik tudungnya. Setiap pancaran Qi yang keluar dari tubuhnya terasa seperti hembusan angin dari neraka.

Tidak sadar. Para tentara itu pun kembali mundur selangkah.

Melihat hal tersebut, sang Chuangzhu yang merasa bertanggung jawab atas para pasukannya, kini maju ke barisan paling depan. Dia menghunuskan pedangnya. Dan mulai berkata.


"AKU TIDAK TAHU SIAPA KAU DAN APA URUSAN-MU, TETAPI KAMI TAK KAN PERNAH RAGU UNTUK MEMBUNUHMU JIKA KAU BERANI MENGHALANGI JALAN KAMI " teriak prajurit itu.


Jianguo yang kini berada di tengah-tengah antara 2 kubu pasukan, menghadapkan badannya kearah tentara kerajaan Shu. Ia menghembuskan nafas keras, sambil tersenyum kecut. Perlahan ia mulai mengangkat wajahnya dan berkata


" Begitukah? "


" Jika memang begitu, angkat senjata kalian dan serang aku. Akan kuhancurkan kalian semua sampai kalian takkan mampu menggerakan otot-otot kalian "


Para tentara kerajaan Shu bergidik. Mereka tahu jika pria itu tidak hanya berbicara omong kosong. Ia lebih dari sekedar mampu untuk melakukan hak tersebut.

Chuangzhu itu nampaknya juga menyadari kebenaran dibalik ancaman pria yang ada di hadapannya. Secara tak sadar, ia menelan ludah. Menghadapi tekanan yang berat ini.

Sekarang ia adalah pemimpin pasukan. Tak mungkin baginya untuk mundur. Kehormatan dan image kerajaan Shu sekarang ada di tangannya. ia harus memberanikan diri dan memimpin para pasukan untuk bertarung. Apapun resiko yang akan mereka hadapi.

berbeda dengan pasukan kerajaan Shu. Para pasukan tentara kerajaan Wei yang hanya berjumlah sekitar 30 orang. Tak satupun dari mereka yang berani membuka suara. Mereka tahu, hasil apa yang akan mereka terima jika harus menghadapi pria itu. kematian. Mereka hanya mampu menahan nafas, menyaksikan setiap kejadian yang berlangsung dihadapan mereka.

Sang Chuangzhu membulatkan tekadnya. Ia mengeluarkan semua keberanian yang ada pada dirinya. Lalu mulai berkata


" Raja kami adalah Kaisar Agung Liu Shan. Penasihat militer kami adalah Zhuge Liang  yang dijuluki sang 'Naga Tidur' , jika Negara Wei memiliki 'Cakar Naga', kami memiliki '4 harimau' jendral kami tak terkalahkan. Kerajaan kalian akan tunduk di bawah kuasa kami. "

" Hmppp... omong kosong apa yang kau bicarakan? Kenapa kalian harus menyebutkan nama Raja bodoh itu. sehebat apapun para bawahannya, jika sang pemimpin tidak mampu memerintah, maka ia akan menyeret negaranya ke ambang kehancuran. Lagi pula aku bukan berasal dari kerajaan Wei. Dan aku tak peduli dengan hasil perang sialan ini. satu-satunya yang aku pedulikan ialah untuk menghabisi kalian. Orang-orang yang telah berani membunuh istriku. Tak satupun dari kalian yang akan bisa kabur dari tempat ini." ujar Jianguo

Qiao Feng yang berada jauh di belakang, tidak bisa mendengar percakapan antara para tentara dan ayahnya. ia hanya bisa mendengar teriakan-terikan mereka samar-samar.

" BERANI-BERANINYA KAU MENYEBUT RAJA KAMI ORANG BODOH. KAMI PASTI AKAN MEMBUNUHMU DI TEMPAT INI, SEKARANG JUGA. PENGHINAAN YANG KAU LAKUKAN, SUDAH LEBIH DARI CUKUP UNTUK MENYERETMU KE TIANG GANTUNGAN " teriak seorang prajurit muda yang melesak maju kedepan dengan menunjukan ekspresi penuh kemarahan di wajahnya.

Teriakan prajurit muda itu membangkitkan semangat para tentara kerajaan Shu. Mulai ada percikan api keberanian dalam diri mereka. Mereka kini siap untuk bertarung menghadapi pria laknat yang berani menghina raja mereka.

Para pemanah di belakang, kini sudah bersiap di posisi. Sedangkan para prajurit bertombak dan berpedang sudah maju kedepan dan membentuk formasi. Mereka siap menunggu komando untuk melancarkan serangan.

Sang Chuangzhu sangat gembira melihat perubahan semangat dari para pasukannya. Ia yang berada di depan, kini membalikan tubuhnya kearah belakang dan mengangkat kepalan tangan kanannya keatas, sambil berbicara

" Para pemanah, tarik busur kalian, arahkan pada pria itu. hujani dia dengan panah beracun. Berikan dia pelajaran dengan rasa sakit akibat kelancangannya " ucap Chuangzhu.

Para pemanah mulai menarik busur mereka. Mengangkatnya sedikit keatas. Memperhitungkan dan menggambarkan jarak panah yang akan di lesakan kearah musuh yang ada di hadapan mereka.

Jaraknya hanya sekitar 3 yin. Jarak yang cukup dekat untuk jangkauan panah mereka. Keakuratan sudah bisa dipastikan.

Dalam sekali hitungan. Sang Chuangzhu membuka kepalan tangan kanannya dan menghentakannya kedepan. Pertanda bagi para pemanah untuk melancarkan serangan mereka.

Hujan panah kini memenuhi langit kota Jinhau.

Jianguo tak bergeming. Ia hanya menutup mata dan menarik nafas dalam-dalam. Lalu ketika puluhan panah mulai turun untuk menghujani tubuhnya, dengan satu hembusan nafas, ia meledakan Qi dari pusat kendali tubuhnya. Membuat panah-panah itu memental ke segala arah.

Para tentara yang tidak menduga ledakan Qi yang tiba-tiba itu, tak sempat bereaksi. Sekitar 20 orang tentara kerajaan Shu yang hanya berjarak 1,5 yin mati terkena tusukan panah beracun yang berbalik kearah mereka. Sementara tentara bantuan kerajaan Wei yang jaraknya cukup jauh, membuat 4 orang dari mereka mati seketika akibat terkena panah nyasar.

Qiao Feng yang berada jauh di belakang, tak luput dari serangan panah nyasar itu. sebuah panah dengan kecepatan tinggi terbang kearahnya.


" JLEB " suara panah yang berhasil menembus obyeknya pun terdengar.

Li Qiao Feng (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang