Jam setengah empat sore, masih belum saatnya untuk mengatakan bahwa SMA Brimawa sudah kosong dari warga sekolah.
Anak-anak yang mengikuti berbagai ekskul seperti jurnal, badminton, basket, voli dan lain-lain selalu memadati wilayah sekolah setiap harinya dari hari Senin sampai hari Jumat.
Begitu pula saat ini, dimana seorang siswa sedang berada di atas tubuh guru BPnya sendiri. Kecelakaan memang, mengingat kejadian ini bukanlah sesuatu yang disengaja. Namun dengan paras cantik yang tersaji dari jelita yang sedang ia tatap, dapatkan menyebut ini sebagai suatu kesialan?
Atau malah suatu anugerah yang akan membuka lembaran baru dalam suatu cerita yang cukup rumit dimana dua insan yang dikisahkan memiliki profesi yang sangat bertolak belakang.
Agil, lelaki yang sedang menindih seorang wanita di bawahnya, tanpa disengaja tentu saja. Walaupun seorang trouble maker bukan berarti dia adalah penjahat kelamin, karena selama ia hidup mantannya masih bisa terhitung dengan jari, dan tidak ada yang dianggapnya main-main karena sejatinya seorang Agil sangat menghargai wanita, bukan sebagai alat pemuas nafsu belaka melainkan sebagai makhluk indah yang layak dikagumi dan diperlakukan seagung mungkin.
Dan Oliv, wanita yang sedang ditindih tubuhnya, baru membuka matanya dan selama sesaat mengagumi sosok yang sedang berada di atasnya. Jika akal sehat Oliv sedang tidak dipakainya, wanita dua puluh tujuh tahun yang berprofesi sebagai guru BP itu akan melingkarkan tangannya di leher lelaki yang dikenal sebagai trouble maker itu, memiringkan kepalanya lalu mulai mengecup dan menggigit bibir menggoda yang berada di depannya, tetap mempesona walau terdapat luka sobek di bagian ujungnya.
Oliv tidak mudah tertarik dengan orang lain selama ini. Bahkan mantan suaminya, Gilang harus berkali-kali mengalami penolakan dari Oliv saat mereka masih duduk di bangku SMA. Namun entah mengapa lelaki yang ingin dijadikannya sebagai sarana untuk mengingat kembali masa-masa dimana ia masih menjadi murid pembuat onar malah membangkitkan gairah aneh di dalam dadanya.
Tidak, Oliv adalah seorang guru dan Agil adalah muridnya. Lagipula Oliv adalah seorang single parent yang membutuhkan pria yang lebih matang dalam segala aspek, bukannya bocah ingusan yang suka tawuran dan melanggar segala peraturan yang ada demi melampiaskan sesuatu yang bahkan belum diketahui oleh Oliv.
Dan kata pertamanya adalah, "Udah cukup nikmatinnya?". Membuat Agil mengangkat sebelah alisnya, masih dalam posisi yang sama dimana tubuh mereka saling bersentuhan dan wajah mereka sangat berdekatan. "Kalo udah mohon minggir"
"Oh maaf bu, saya ga sengaja" ujar Agil sembari bangkit dari posisinya yang lumayan absurd dan membantu Oliv berdiri.
"Ibu manggil saya? Kalo boleh tau, saya salah apa ya?"
Karena lo udah hampir bikin gue kehilangan akal sehat buat nyium lo! "Harusnya saya ga usah ngasih tau kamu lagi pelanggaran apa yang udah kamu buat" ucapnya sambil mendorong Agil dengan kasar sehingga lelaki itu duduk di sofa yang terdapat di ruangan itu. Oliv berjalan mengambil kotak P3K dan duduk di sampingnya, membuka kotak itu dan mulai membersihkan luka Agil.
"Kalau kami pikir ancaman saya cuman main-main, silahkan melakukan pelanggaran demi pelanggaran lagi" ucapnya sambil menekan luka di wajah Agil yang membuat lelaki itu meringis. "Dan saya bisa mempersilahkan kamu mencari sekolah baru"
Agil merasa bingung.
Tentu saja in bingung. Bagaimana bisa seorang wanita menjadi sangat mengerikan dengan semua ancamannya yang tidak dianggap main-main oleh Agil dan juga menjadi sangat melindungi dengan mengobati luka-lukanya di waktu yang bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying Dear Teacher ✔ (Tersedia di Gramedia dan Shopee)
Teen Fiction#3 in TEEN FICTION (07-07-2017) Judul awal : Marrying Hot Teacher BUKU KETIGA [Ga perlu baca dua buku sebelumnya juga bisa ngikutin ceritanya] Agil Andika Pratama Bad boy, troublemaker, berjiwa bebas, hidup dalam aturannya sendir...