Oliv baru saja selesai membuat bekal dan memasukannya ke dalam tas Chila, sementara Agil mengajari Chila caranya mengikat tali sepatu karena kemarin Chila sangat menginginkan sepatu yang memakai tali agar sama dengan Agil.
Walaupun Agil harus mati-matian membujuk Chila yang sampai menangis menginginkan sepatu Vans agar sama dengan Agil, karena Vans tidak memiliki ukuran untuk kaki sekecil Chila.
"Yeeeeyyy! Liat pah, Chila udah bisa!" ucap Chila girang saat berhasil mengikat tali sepatunya sendiri. Agil tersenyum dan mengacak rambut anak itu pelan.
Oliv datang dengan menenteng tas sekolah Chila. "Serius ga mau bawa bekal juga?" tanya Oliv kepada Agil yang sedang memakai arm-band di tangan kanannya.
"Gausah, gapapa"
Oliv memberikan tas kepada Chila, berjalan ke arah Agil dan menunduk untuk mensejajarkan wajah mereka. Agil mendongak dan mendapatkan ciuman pagi yang cukup untuk meningkatkan semangat Agil untuk latihan. Oliv tersenyum "Aku tunggu di mobil ya"
Hari ini adalah latihan terakhir mereka sebelum menghadapi pertandingan basket antar-SMA.
Setelah memakai sepatu Kobe 8 Elite, Agil masuk ke dalam mobil Oliv dan ikut mengantar Chila ke sekolah taman kanak-kanaknya.
Agil yang membawa mobil, sementara Oliv menyambungkan ponselnya dengan sound system mobil, memilih lagu dari Iggy Azalea feat Rita Ora yang berjudul Black Widow
Setelah Chila turun dari mobil, Oliv membuka kaca jendela dan membakar sebatang rokok di mulutnya, setelah rokok itu menyala Oliv menyodorkannya kepada Agil namun Agil menolak.
"Maaf sayang, aku mau latihan, ga enak kalo ngerokok sebelum latihan"
Agil hanya terus memperhatikan jalan dengan Oliv yang malah mematikan rokoknya. "Kenapa? Ga jadi ngerokok?"
"Ga, gapapa"
Agil mengelus kepala Oliv dengan lembut melihat sikap pengertiannya. Dia tidak ingin merokok di depan suaminya yang sedang tidak merokok. Hal yang simple sebenarnya, namun Agil cukup berbahagia dengan hal yang simple seperti itu. Begitu juga dengan Oliv, perhatian dan sikap pengertian yang diberikan oleh Agil, sekecil apapun itu tetap membuatnya merasa bahagia.
Agil lah yang selalu mengalah jika sudah beradu argumen dengan Oliv, hanya agar Oliv tetap merasa nyaman di sisinya. Walau begitu, Agil tetap merasa bersyukur dengan begitu ia dapat belajar untuk lebih dewasa lagi dalam menghadapi segala situasi di dalam rumah tangga mereka. Walaupun berat dan begitu mendadak, Agil menyadari posisinya sebagai kepala keluarga.
Namun yang dilakukan oleh Agil bukan hanya mengalah dan membiarkannya begitu saja. Agil mengalah hanya agar suasana tidak menjadi panas dan menyebabkan Oliv tidak nyaman dengannya. Setelah suasana membaik dan Oliv juga mulai tenang, Agil akan mendekatinya lagi dan berbicara dengan baik-baik untuk meluruskan perbedaan argumen mereka sebelumnya.
Ya, tadi malam suasana sempat memanas saat Agil menyampaikan pendapatnya tentang Oliv kembali menjadi model. Oliv mengira Agil bersikap labil dan ingin melarangnya. Agil benar-benar mengalah saat Oliv mengajaknya beradu argumen. Agil memberikan Oliv waktu sejenak untuknya menenangkan diri, saat kondisi sudah membaik Agil kembali mendekati Oliv dan menjelaskan alasannya mengatakan itu kepada Oliv, dengan penuh kehati-hatian dan kesabaran Agil menjelaskannya kepada Oliv secara baik-baik, dan akhirnya Oliv mengerti apa maksud Agil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying Dear Teacher ✔ (Tersedia di Gramedia dan Shopee)
Fiksi Remaja#3 in TEEN FICTION (07-07-2017) Judul awal : Marrying Hot Teacher BUKU KETIGA [Ga perlu baca dua buku sebelumnya juga bisa ngikutin ceritanya] Agil Andika Pratama Bad boy, troublemaker, berjiwa bebas, hidup dalam aturannya sendir...