Seperti biasa, Rea turun dari motor Agil dan mencium punggung tangannya sebelum melangkahkan kakinya masuk ke dalam halaman sekolah, namun kali ini ada sedikit hal yang mengganjal di pikiran Agil.
Ben, berjalan masuk dari pagar depan sekolah dengan mata sedikit merah dan penampilannya sedikit-lebih-berantakan dari biasanya. Dan yang membuat Agil heran adalah, tatapannya kosong saat berjalan, seakan-akan dia tidak memperdulikan siapa saja yang menyapanya seperti biasa, bahkan Ben tidak mampir untuk memberikan lelucon pagi harinya untuk Agil.
Agil menaruh helmnya di atas motor dan berjalan sendirian ke dalam halaman sekolah, dari jauh memperhatikan punggung sahabatnya yang sudah cukup jauh berjalan di depannya. Bahkan Ben beberapa kali menyenggol bahu murid-murid yang sedang berdiri di sisi kanan dan kiri koridor.
Seorang siswa tingkat akhir yang seangkatan dengan mereka ditabrak oleh Ben karena menghalangi jalannya hingga terhuyung sedikit ke samping. Agil yang berjalan tidak jauh di belakang Ben bisa melihatnya dengan jelas. Orang itu bangkit dan menarik tangan Ben, Ben berbalik dan hal yang selanjutnya terjadi membuat murid-murid di sekitar terkejut.
Sebuah bogem mentah didaratkan oleh Ben tepat di pipi kiri siswa yang baru saja ditabraknya itu, membuat rona kebiru-biruan muncul tepat di bawah mata kiri siswa yang memiliki kelas yang tidak jauh dari kelas Ben dan Agil, membuat siswa itu terjerembab ke lantai. Ben berbalik dan kembali meneruskan langkahnya ke kelas yang berada di ujung koridor, sementara orang yang baru saja dipukulnya bangkit dan mencoba membalas perbuatan Ben kepadanya.
Melihat hal itu, Agil yang kebetulan berdiri tepat di belakang orang yang baru saja bangkit itu menahan tangannya saat orang itu baru saja berdiri dan memulai langkahnya untuk mengejar Ben.
"Apaan si, lepas anj—" ucapnya gantung saat Agil menatapnya tajam dengan ekspresi dingin khas orang paling disegani di sekolah itu, sontak sorot mata penuh amarah itu langsung redup, dan semua orang yang berada di sana pasti bisa melihat kegugupan anak itu dengan jelas.
"Maaf"
Satu kata, Agil hanya mengucapkan satu kata namun seluruh murid yang mendengarnya seakan melontarkan tatapan tidak percayanya.
"Gue minta maaf, atas nama temen gue"
Murid-murid di sekitar Agil semakin menunjukan ekspresi tidak percayanya. Seorang Agil Andika Pratama, siswa paling disegani di sekolah yang hanya dengan tatapan tajam dan ekspresi dinginnya dapat membuat semua yang melihat menyingkir dan menundukan kepalanya, meminta maaf atas kesalahan yang tidak diperbuatnya.
Murid laki-laki membulatkan matanya dengan sempurna, sedangkan murid-murid perempuan menggenggam erat tangan orang di sebelahnya, ada yang menaruh tangannya di dada dan mengatur nafasnya yang menderu hebat, bahkan ada yang sampai berlinang air mata.
Dengan ekspresi serius sang Agil Andika Pratama dan sikapnya yang terlampau gentle yang sedang ditunjukannya saat ini pastilah membuat makhluk hawa yang melihat si peringkat pertama boyfriend goals itu rela meneteskan air matanya demi peristiwa yang mereka anggap tidak mungkin terjadi seperti ini, bahkan di antara mereka ada yang bertanya-tanya apakah Agil masih bisa lebih keren dari sekarang atau tidak.
Gravitasi yang dimiliki oleh seoramg Agil memang sangat sulit untuk ditolak.
"Kalo engga, lo bisa ngerasain panasnya knalpot motor gue di mukalo."
Saat Agil mengatakan hal itu, seluruh orang yang tadinya terlihat kagum menghela nafas berat dan kembali melakukan aktivitas mereka yang sempat tertunda.
Seharusnya mereka sudah menyadarinya dari awal, tidak mungkin orang yang memasang standard tertinggi seorang bad boy akan meminta maaf setulus itu untuk kesalahan yang tidak ia perbuat, dan sikap mempesonanya diakhiri dengan sebuah ancaman yang membuat sebagian orang bergidik ngeri dan memilih untuk bungkam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying Dear Teacher ✔ (Tersedia di Gramedia dan Shopee)
Teen Fiction#3 in TEEN FICTION (07-07-2017) Judul awal : Marrying Hot Teacher BUKU KETIGA [Ga perlu baca dua buku sebelumnya juga bisa ngikutin ceritanya] Agil Andika Pratama Bad boy, troublemaker, berjiwa bebas, hidup dalam aturannya sendir...