25. War Flag

52.1K 3.4K 259
                                    

  "Delta Team, kepung mereka dari belakang! Bravo, cover sniper dari atas! Alpha, bersiap dobrak pintu depan, kuulangi dobrak pintu—"

   Booommmmmmm.....

   Sebuah ledakan terjadi di area pos depan militer, mobil van berwarna hitam yang merupakan kelompok terroris yang menyerang pangkalan militer untuk merebut rudal nuklir kini menerobos keluar lewat lubang di pos depan akibat ledakan tadi untuk melarikan diri, namun sepertinya serangan itu gagal dan sekarang mobil van yang berisikan sepuluh orang terroris bersenjata lengkap sedang dalam pengejaran mobil-mobil militer dan tiga unit helicopter pemantau.

   Seseorang dari dalam mobil van hitam itu keluar dari jendela yang berada di bagian atap mobil dengan memegang sebuah peluncur roket berjenis Javelin, RPG yang memiliki sistem pengunci target dan sensor panas dengan daya ledak cukup besar.

   Orang dengan topeng hitam itu mengunci salah satu helicopter militer yang mengejar mereka dan menembak jatuhnya.

   Duaaaaaarrrrrrr.....

   Satu helicopter jatuh, tinggal dua dan beberapa mobil baja militer yang mengejar mereka dari belakang.

   Sebuah barikade polisi menghalangi jalan mobil van hitam itu yang membuat mereka membelok tajam dan masuk ke dalam sebuah pusat perbelanjaan. Terroris-terrorris itu keluar dan langsung menutup mall tersebut dan mulai mengumpulkan pengunjung mall untuk dijadikan sandera.

   Sekitar tiga puluh menit prosesi penyanderaan berlangsung dan sekitar dua ratus pengunjung lebih yang mereka kumpulkan di dalam gedung, lebih tepatnya berhasil mereka jadikan sandera.

   Regu militer khusus sekaligus densus 88 telah bersiap di sekitar area mall, dengan tim Komando Pasukan Khusus atau yang lebih dikenal dengan Kopasus bersenjata lengkap menjaga parameter di belakang gedung mall, sementara sniper sudah bersiap di puncak bangunan yang berada di sekitar dan dua helicopter angkatan udara yang sudah siap di atas gedung mall, menunggu perintah untuk mulai menurunkan pasukan dari helicopter di atas gedung.

   Seorang negosiator dari pihak kepolisian maju dengan memegang sebuah toa, berusaha untuk berbicara dengan ketua terroris yang menyandera dua ratus orang lebih di dalam sana.

   Seorang anggota terroris malah melemparkan sebuah ponsel sekali pakai dari dalam gedung. Negosiator itu mengambilnya, menyalakan speaker dan mulai bernegosiasi dengan kepala terroris itu, sementara komandan Kopasus dan juga Densus 88 menguping pembicaraan mereka.

   "Bicaralah, apa yang kalian inginkan?" tanya si negosiator kepada kepala terroris yang berada di dalam gedung

   "Apa kalian semua bodoh? Tentu saja yang kami mau adalah jalan keluar yang aman! Siapkan kendaraan lapis baja kalian di belakang gedung lalu biarkan kami pergi sejauh mungkin tanpa ada yang mengikuti! Dan juga, rudal nuklir yang berusaha kami curi tapi gagal, harus berada di dalam kendaraan yang akan membawa kami pergi"

   "Apa yang membuat kalian berpikir akan lolos dengan mudah sementara kalian akan menjadi buronan paling dicari di negeri ini begitu kalian melangkahkan kaki keluar dari mall itu?"

   "Hahahaha... Jadi sekarang kalian berusaha menggertak? Tidak ada yang mengetahui identitas kami, apa yang mau kalian cari?! Cepat sediakan apa yang kami minta atau kami mulai membuat lubang baru di kepala orang-orang ini. Dilihat dari jumlahnya, sepertinya kalian akan mendapatkan penghargaan karena telah membiarkan kelompok terroris membunuh dua ratus orang lebih masyarakat tak bersalah hanya karena gagal melakukan negosiasi!!!"

   Negosiator polisi itu kini terdiam, tentu saja gertakannya berhasil dijadikan bumerang karena sepertinya situasi memang lebih dikendalikan oleh kelompok terroris itu.

Marrying Dear Teacher ✔ (Tersedia di Gramedia dan Shopee)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang