34. Where The F*ck Are You

44.6K 3.1K 358
                                    

   Ps. Gue bukan Homophobic tapi gue juga bukan GAY atau HOMO, gue normal.

   Sekian.

***

   Agil, pria yang menyeret tongkat baseball di lantai berjalan dengan langkah tergesa-gesa, mencari nomer pintu apartement yang cocok dengan informasi yang ia dapatkan.

   "203.. 203.." gumamnya sambil terus menyeret tongkat baseball itu di lantai dan terus menyusuri koridor lantai dua puluh gedung itu, sementara Victor baru saja keluar dari lift menyusul Agil setelah mengurus pihak keamanan gedung apartement.

   Agil dengan tongkat baseballnya, sementara Victor dengan pistol Glock 20 yang ia sembunyikan dalam jasnya.

   "203.. Ini dia."

   Tanpa berpikir panjang, Agil mendobrak pintu itu yang dalam satu kali tendangan keras langsung terbuka. Sebuah teriakan terdengar dari dalam pintu apartement, teriakan dari seorang wanita dengan model rambut bob sebahu yang sedang bercinta dengan seorang laki-laki berambut ikal.

   Prangggg....

   Agil memecahkan kaca di dekatnya dengan tongkat baseballnya dan menatap tajam si lelaki. Menunjuknya dengan jari telunjuknya. "Lo, keluar.."

   Lelaki itu masih sembunyi di balik selimut, membuat Agil mendekatinya dan menjambak rambut ikalnya. "Gue bilang keluar, bangs*t!" bentaknya yang membuat lelaki itu langsung melompat dari ranjang, mengambil pakaiannya dan berlari keluar apartement sambil menutupi kemaluannya dengan pakaiannya.

   Victor yang baru sampai di depan pintu apartement berpapasan dengan lelaki itu, membuatnya terkekeh melihatnya berlari terbirit-birit seperti itu.

   Kini Agil berdiri di hadapan wanita naked yang bersembunyi di balik selimut, mulutnya megap-megap karena ketakutan, tangannya gemetaran memegang selimut putih itu.

   Bagaimana tidak?

   Di hadapannya berdiri lelaki yang memegang tongkat baseball yang terbuat dari besi, tatapan tajamnya seakan siap membunuh siapa saja, walau dalam keadaan begitu wanita berambut bob itu tetap mengakui ketampanan Agil.

   Agil menatapnya tajam. "Mana Gilang?"

   Wanita itu tidak menjawab, membuat Agil mengangkat tongkat baseballnya dan mengayunkannya ke arah cermin yang terdapat di meja rias.

   Prangg...

   Wanita itu kembali menjerit. Sedangkan Victor hanya berdiri agak jauh di belakang Agil sambil bersandar pada tembok, yang ada di pikirannya sekarang adalah membayangkan dirinya berada di atas gadis cantik telanjang yang sedang diinterogasi oleh Agil.

   Pikiran Victor memang tidak pernah jauh dari hal semacam itu.

   Agil kembali menatap tajam wanita yang sudah berlinang air mata itu.

   "Lo cewek yang mukanya sering muncul di foto-foto Instagramnya Gilang, kan? Kasih tau gue di mana Gilang sekarang!"

   "Gu-gue ga-ga.. Gatau.."

   Tangannya gemetaran, namun Victor langsung berjalan mendekatinya, duduk di sebelahnya dan menggenggam tangannya. Victor mengusap-usap tangan mulus itu dengan lembut dan menatap gadis itu dalam-dalam. "Tenang ya, gausah takut. Kita cuman mau nyari di mana Gilang aja kok." ucapnya sembari tersenyum yang membuat isakan gadis itu mereda sedikit demi sedikit.

   Agil memutar bola matanya malas. Sepertinya ia harus memukul kepala Victor sesekali dengan tongkat baseball yang ia genggam.

   Drrtt.. Drrtt..

Marrying Dear Teacher ✔ (Tersedia di Gramedia dan Shopee)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang