Bel tanda berakhirnya jam pelajaran pertama dibunyikan, menandakan dimulainya jam pelajaran kedua. Berhubung ini hari Rabu, kelas dua belas IPS tujuh mendapat giliran jam pelajaran olahraga, dan materi olahraga hari ini adalah bola basket.
Semua murid yang telah berganti pakaian berkumpul di tengah lapangan, berbaris dengan rapi sembari menunggu untuk diabsen. Dan kebetulan jam pelajaran olahraga kelas dua belas IPS tujuh bertepatan dengan kelas sepuluh IPS satu, dengan kata lain kelasnya Agil mendapat jam pelajaran olahraga yang sama dengan kelasnya Rea.
Set seragam olahraga SMA Brimawa adalah baju kaus putih lengan pendek dan celana training berwarna hitam, namun ada dua orang murid yang malah memakai celana jogger walaupun sama-sama hitam, siapa lagi kalau bukan Agil dan Ben. Mereka berdua adalah satu-satunya murid yang terlalu banyak mendapat toleransi dari guru mata pelajaran manapun, alasannya karena guru-guru tidak ingin berlama-lama berurusan dengan Agil maupun Ben.
Begitu juga dengan guru olahraga sekarang, Pak Tyo, lelaki berumur tiga puluh empat tahun berperawakan lumayan tampan dengan tinggi badan sedikit di atas Agil, lumayan tegap berisikan walau otot tidak terlalu menonjol, rahang tegas berbalut bulu-bulu tipis dan gaya rambut casual ala Brat Pitt itu juga seolah-olah mengabaikan pelanggaran yang dilakukan oleh Agil dan Ben mengenai seragam mereka.
Sembari menunggu nama untuk diabsen, seperti biasa Rea melingkarkan tangannya di lengan Agil yang dimasukan ke dalam saku celana joggernya. Sembari melingkarkan tangannya di lengan Agil, Rea melambai untuk menyapa lelaki yang berdiri di sebelah Agil.
"Hai Kak Ben!" ujar Rea antusias yang mendapat balasan senyuman yang tak kalah manis dari Ben.
Seluruh murid selesai diabsen dan disuruh untuk membuat jarak antar murid untuk mulai melakukan pemanasan ringan sebelum memulai materi olahraga hari ini. Dan Ben mengajukan diri untuk memimpin pemanasan pada pagi hari ini. Tanpa mendapat persetujuan dari Pak Tyo, Ben maju ke depan barisan dan mulai mengambil alih.
"Oke semuanya, tatap mata saya!"
Sontak semua pandangan tertuju pada Ben yang berada di depan barisan kedua kelas ini. "Konsentraaassiiiiiii" lanjutnya yang membuat sebagian murid tak kuasa menahan tawanya. Agil membuang nafas dengan malas melihat tingkah sahabatnya yang kelewat konyol itu, dan Pak Tyo terlihat hanya bisa mengelus-elus dadanya sembari menatap geram ke arah Ben.
"Semuanya tangannya ke atas, lo yang di ujung mulai hitung satu sampe delapan, dua kali!"
Pemanasan pun dimulai, semuanya mengikuti gerakan tubuh Ben. Pak Tyo sempat tidak menyangka bahwa Ben bisa memimpin pemanasan dengan baik, setidaknya hingga Ben menginstruksikan gerakan yang cukup aneh.
"Seluruhnya, hadap kiri grak!" titahnya yang langsung dituruti oleh seluruh siswa yang berbaris. "Taruh kedua tangan di depan, ya begitu. Gerakan pinggul ke kiri dan ke kanan secara bersamaan. Hitungan dimulai!"
Pak Tyo melotot saat Ben memperagakan gerakan itu. Bagi kalian yang memperhatikan, pasti sudah tau bahwa Ben sedang memperagakan gerakan Goyang Itik dari Zaskia Gotik. Pak Tyo yang sudah geram dengan sikap Ben langsung melemparinya dengan bola basket tepat di belakang kepalanya, membuat murid-murid yang berbaris di lapangan tertawa lepas.
Agil sudah kembali membuang nafasnya dengan malas, dan Rea entah sejak kapan juga sudah ke kembali melingkarkan tangannya di lengan Agil. Agil melirik ke arah Rea yang terkekeh akibat ulah Ben dan melihat ada bekas selai kacang di sudut bibirnya.
Agil membersihkan sisa selai itu dengan ibu jarinya. "Dasar bocah, makan masih belepotan" ujarnya yang langsung mendapat tatapan tidak bersahabat dari murid-murid di sekitar. Agil kembali menatap lurus ke depan tanpa ekspresi, dan Rea juga sepertinya tidak bermasalah dengan tatapan murid-murid lain, toh hal seperti itu sudah biasa mereka lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying Dear Teacher ✔ (Tersedia di Gramedia dan Shopee)
Teen Fiction#3 in TEEN FICTION (07-07-2017) Judul awal : Marrying Hot Teacher BUKU KETIGA [Ga perlu baca dua buku sebelumnya juga bisa ngikutin ceritanya] Agil Andika Pratama Bad boy, troublemaker, berjiwa bebas, hidup dalam aturannya sendir...