Dorr..
Tetes demi tetes darah mengalir dari perut kiri bagian bawah Agil. Salah seorang di antara orang-orang yang memegang senjata menembakan satu pelurunya yang tepat mengenai tubuh Agil.
Agil berlutut kesakitan, tangan kirinya berusaha menekan luka tersebut. Munafik jika Agil tidak merasa kesakitan, benar-benar rasa sakit yang belum pernah dialaminya sebelumnya.
Walau begitu, intensitas sorotan matanya tidak pudar sedikitpun. Ia kembali menatap lurus ke arah mata Oliv, dengan rahang yang mengeras Agil berusaha mati-matian mengabaikan rasa sakit itu dan kembali berdiri.
Langkahnya pun diteruskannya dengan gontai. Oliv kembali berteriak menyuruh Agil untuk berhenti melihat keadaannya yang sudah sangat dekat dengan kematian itu.
Orang-orang bersenjata api itu kembali mengarahkan larasnya kepada Agil dan menaruh jari telunjuk mereka masing-masing di pelatuknya.
Brruuuaaakkkkk......
Mobil GMC Double-Cabin 4 x 4 menabrak salah satu mobil Hummer itu, membuat semua orang yang memegang senjata terlonjak. Seseorang dengan setelan kemeja yang lengannya digulung sampai sikut dan celana berbahan kain turun dari kursi kemudi, sepatu Pantofelnya menjejak tanah dengan mantap dan sosok lelaki dengan ekspresi penuh amarah keluar dari dalam mobil.
Dengan bermodalkan pistol Glock 20, lelaki itu membuat lubang di kepala dua orang bersenjata, namun langkahnya terhenti saat dirinya mulai dihujani peluru dari senjata otomatis para lawannya, membuatnya harus bersembunyi di belakang mobilnya sendiri.
"Bangs*t, kenapa gue cuman bawa pistol?!" dengan konyolnya dia meneriaki dirinya sendiri.
Agil hanya mengerutkan keningnya mendapati lelaki mesum yang selangkah lagi sudah menjadi pahlawan pada cerita ini kini kembali terlihat bodoh.
Gilang kembali menyeret Oliv menuju mobilnya, Agil yang melihat itu memaksakan tubuhnya untuk bergerak dan mengejar Gilang.
Sialnya, salah seorang yang tadinya sedang menghujani Victor dengan peluru, berbalik dan mendapati Agil masih belum tumbang.
Orang itu mengarahkan senjatanya ke arah Agil dan siap menarik pelatuknya.
Sedetik kemudian sebuah lubang terbentuk, kali ini di kepala.
Tentu saja nyawanya melayang, tidak diragukan lagi.
Ambruk tak bernyawa ke tanah dengan peluru yang menembus belakang kepala sampai peluru itu keluar dari bagian depan,
Sementara Agil yang tidak menyadarinya,
Masih terus melanjutkan langkahnya untuk mengejar Gilang.
Orang-orang yang menghujani Victor dengan peluru dari senjata otomatis mereka kini tumbang satu persatu, bahkan ada dua orang yang tumbang dalam satu waktu. Tidak ada yang menyadari penyebab tumbangnya orang-orang itu, kecuali si penembak misterius yang berada di lantai empat sebuah lahan parkir bertingkat yang jaraknya sekitar enam blok dari tempat mereka berada.
Gilang sudah berada di dalam mobil setelah memukul kepala Oliv sekali hingga pingsan dan memasukannya ke kursi belakang.
Agil memukul kaca mobil itu, berusaha untuk memecahkannya namun tidak berhasil, Gilang sudah pergi membawa Oliv.
Agil kembali berlutut kesakitan, dengan segera Victor membantunya berdiri dan masuk ke dalam mobil sport Agil. Kali ini Victor yang menyetir, dengan sangat kasar lelaki keturunan mafia yang nyawanya baru saja tersrlamatkan oleh penembak yang tidak dikenal itu melajukan mobil Audi R-8 Sport yang memiliki plat bertuliskan A 6 IL itu melaju dengan sangat cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying Dear Teacher ✔ (Tersedia di Gramedia dan Shopee)
أدب المراهقين#3 in TEEN FICTION (07-07-2017) Judul awal : Marrying Hot Teacher BUKU KETIGA [Ga perlu baca dua buku sebelumnya juga bisa ngikutin ceritanya] Agil Andika Pratama Bad boy, troublemaker, berjiwa bebas, hidup dalam aturannya sendir...