15. Living A New Life

72K 4.5K 300
                                    

   Proses belajar mengejar di kelas berjalan seperti biasa. Sudah tiga hari ini Agil tidak melakukan pelanggaran tata tertib sama sekali, selain tidur di kelas.

   Banyak guru-guru yang khawatir saat Oliv mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai guru BP. Bukan apa-apa, yang mereka khawatirkan adalah apa yang akan dilakukan oleh trouble maker seperti Agil jika tidak ada Oliv. Seperti yang kalian tahu, Olivlah satu-satunya guru BP yang berhasil menundukkan seorang Agil Andika Pratama dalam sejarah SMA Brimawa.

   Namun diluar dugaan, Agil belum melanggar peraturan-peraturan yang biasanya ia langgar selama tiga hari ini. Tidak ada laporan siswa bolos dari kelas Agil, tidak ada laporan mengerjai guru, tidak ada laporan siswa kedapatan merokok di kantin atau halaman belakang sekolah, tidak ada perkelahian masal antar siswa yang biasanya dimulai oleh Agil dan Ben, dan juga tidak ada laporan sedang terjadi tawuran antar sekolah.

   Yang ada hanya laporan siswa tidur di dalam kelas. Dan juga laporan siswa bermain COC selama jam pelajaran berlangsung.

   Siapa lagi kalau bukan Agil dan Ben.

   "Woy" ucap Ben sembari menyikut lengan Agil

   Agil membuka matanya dan mengangkat sebelah alisnya.

   "Berapa ronde semalem?"

   "Maksudlo?"

   "Ya itu lo dari tadi pagi tidur mulu, kecapekan? Apa ga kuat ngadepin janda sampe ga ada tenaga gitu?"

   "Bacot lo" tukas Agil yang memalingkan wajahnya ke sisi lain dan kembali tidur.

   "Gil.."

   "Hm" saut Agil tanpa menatap Ben

   "Gabut gue. Cabut yu, elah"

   Agil tidak menjawabnya. Selama tiga hari ini, itulah yang Ben katakan. Dan selama tiga hari ini juga Agil tidak menggubris ajakan Ben.

   Hal yang membuat Agil begini adalah karena permintaan Oliv, agar Agil berhenti membuat masalah di sekolah. Dan dengan bodohnya Agil berjanji tidak akan membuat masalah lagi.

   "Oke, bapak sudah tuliskan soal olimpyade tingkat nasional tahun lalu di papan tulis. Soal ini tergolong soal yang susah ya, jadi siapa yang mau coba maju ke depan dan mengerjakannya" ucap Pak Brian yang baru selesai menuliskan soal matematika yang dengan meliriknya sekilas saja sudah membuat Ben merasa mual.

   Ben mengangkat tangannya. "Pak, katanya temen saya ini mau maju pak"

   "Oh Agil ya? Silahkan silahkan.."

   Seluruh siswa berbalik dan menatap ke arah Agil yang masih tidur. Ben menggeplak kepalanya Agil yang membuat Agil bangun dan menatap tajam ke arah Ben.

   "Mau mati lo?!" bentak Agil kepada Ben

   "Disuruh maju tuh" ucap Ben sembari menyuruh Agil untuk melihat ke depan.

   "Ayo Agil, katanya kamu mau coba kerjakan"

   "Ga ah pak, males"

   Seluruh siswa di kelas berusaha menahan tertawa. Namun yang membuat emosi Agil memuncak adalah perkataan Pak Brian selanjutnya.

   "Kamu itu ya, kerjaannya kalo ga bolos, tidur. Mau jadi apa kamu? Gelandangan? Percuma kalo wajah kamu ganteng tapi otak kamu bodoh, sama saja omong kosong. Maju sini kerjakan! Atau saya keluarkan kamu dari sekolah! Sa ga peduli siapa orangtua kamu, yang jelas kami tidak butuh murid seperti kamu! Saya yakin, orang tua kamu cuman orang-orang yang mengandalkan harta mereka tapi ga bisa mendidik anak-anak mereka dengan benar"

Marrying Dear Teacher ✔ (Tersedia di Gramedia dan Shopee)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang