Drrtt.. Drrtt..
Incoming calls, Lovely Wife.
"Asalamu'alaikum.." ucap Agil yang masih sedikit panik. Hari ini seharusnya menjadi hari penting bagi Agil, Oliv dan Chila, dan juga seharusnya menjadi hari yang menyenangkan jika jalanan tidak macet seperti ini.
"Kamu dimana? Chila sebentar lagi udah mau dipanggil namanya!"
Agil putus asa, dengan segera ia membelokkan mobilnya ke sebuah parkiran minimarket dan mengunci mobilnya.
"Iya dikit lagi aku ke sana. Ga sampe lima menit!" ujar Agil sembari melambaikan tangannya ke arah ojek pengkolan.
"Awas kalo sampe lima menit lagi kamu belum dateng, pokoknya selama seminggu kamu tidur di sofa!"
Agil melotot, tenggorokannya mengering seketika. "I-iya sayang, aku janji, ga sampe lima menit. Yaudah aku baru-baru, love you, Asalamu'alaikum.."
"Wa'alaikumsalam.. Hati-ha—"
Agil mematikan sambungan dan memasukan ponselnya ke dalam kantung celananya, celana jeans slim-fit dark-indigo dengan atasan kaus putih dibalut jas berwarna hitam dan akhiran sepatu Vans Classic Slip-On berwarna silver dan jam tangan G-Socks nya. Begitulah busana yang sering dipakai Agil jika pergi ke kantor.
Mungkin kurang layak disebut sebagai kantor, karena gedung tempatnya bekerja sekarang masih milik ayahnya, Dharma Tri Atmadja. Dharma menempatkan Agil di gedung pusat perusahaan minyak buminya yang pabriknya berletak di Abu Dhabi.
Tahun depan Agil harus mulai bulak-balik Indonesia-Canada selama satu tahun penuh karena perusahaannya akan mebgembangkan bisnis juga di sana, bukan minyak bumi lagi melainkan tambang batu bara. Dan juga harus sering berkunjung ke Buton, Sulawesi Tenggara untuk mengurus tambang aspal yang akan dijalankan juga oleh perusahaannya.
Jika tambang batu bara di Canada dan tambang aspal di pulau Buton berhasil, maka kedua tambang beserta aset tambang minyak bumi di Abu Dhabi milik Dharma akan sepenuhnya diserahkan kepada Agil.
Yap betul, tiga tambang besar minyak bumi, batu bara dan aspal akan sepenuhnya menjadi aset milik Agil seorang.
Dan jika Agil bisa benar-benar berhasil dalam jangka waktu satu tahun itu, sebelahnya dia akan tinggal duduk-duduk di kursi nyamannya sambil menunggu hasil dari tiga tambang besar itu. Jadi tidak perlu khawatir Agil akan kehilangan waktu berharga bersama Oliv dan Chila yang sebentar lagi namanya akan dipanggil naik ke atas panggung untuk tiga siswa yang memperoleh nilai UN tertinggi untuk SD dan sederajat di tingkat provinsi.
Kembali dimana Agil baru memasukan ponselnya, ojek pengkolan yang tadi dipanggilnya baru saja datang.
"Bang, saya pinjem motornya, mau ke sekolah anak saya."
Abang-abang ojek yang tadinya baru saja mau menyerahkan helm untuk Agil kini melontarkan tatapan tidak sukanya. "Yeh ga bisa mas, ini motor baru lunas seminggu yang lalu, masa udah mau dipinjemin sama orang aja."
"Abangnya duduk di belakang deh, saya yang bawa, soalnya saya lagi buru-buru nih."
Tukang ojek itu masih saja menggeleng. "Ga bisa mas, apalagi masnya lagi buru-buru begitu, saya ga mau ambil resiko kalo saya kenapa-napa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying Dear Teacher ✔ (Tersedia di Gramedia dan Shopee)
Teen Fiction#3 in TEEN FICTION (07-07-2017) Judul awal : Marrying Hot Teacher BUKU KETIGA [Ga perlu baca dua buku sebelumnya juga bisa ngikutin ceritanya] Agil Andika Pratama Bad boy, troublemaker, berjiwa bebas, hidup dalam aturannya sendir...