33. Psycho Magg*t

49K 3.3K 564
                                    

   Part ini gue bikin khusus buat kalian yang kangen sama Dave. Santai, ga akan ngubah jalan ceritanya.

   Oh iya, bagi yang belum tau, Dave itu tokoh utama dalam cerita saya yang sebelumnya, judulnya Hot Guest.

***

   "Pah, mau liat yang itu!"

   "Sama Kak Dea aja ya, papah nunggu di luar."

   "Yaudah, ayo kak.."

   "Tunggu," Dea berhenti San berbalik ke arah Agil lalu mengadahkan tangannya. Agil yang mengerti maksud Dea hanya memutar bola matanya dengan malas dan memberikannya kartu ATM miliknya. "Kamsahamida oppa!"

   Agil hanya bersandar pada palang besi yang terdapat di depan toko Naughty yang menjual segala pernak-pernik untuk wanita itu sambil memainkan gadgetnya, sementara Chila sudah masuk ke dalam bersama Dea.

   Hari ini sebenarnya Chila hanya mengajak Dea untuk jalan-jalan, tapi Dea malah membawa Chila untuk ke kampus Agil dan ikut menyeret Agil untuk ikut jalan bersama mereka. Alasannya adalah agar dompet Dea aman dan tentram.

   Agil membuka aplikasi Line dan mengirim pesan singkat untuk Oliv.

   Agil : Aku pulang agak telat, diculik sama Dea dan Chila ke mall.

   Beberapa menit Oliv belum menjawabnya sampai Dea dan Chila keluar dengan Dea menggaet tangan Agil sementara Chila berjalan di depan mereka.

   Orang lain pasti mengira mereka adalah pasangan muda mesra yang sedang mengajak jalan anak mereka, atau setidaknya sepasang kekasih yang jalan dengan adik perempuan salah satu di antara mereka.

   Namun kalau melihat cincin yang melingkar di jari manis tangan kiri Agil sedangkan Dea tidak memakainya, orang-orang akan berpikir tiga hal; Agil berselingkuh, Dea yang merebut suaminya orang, atau Dea hanya isteri yang menghilangkan cincin kawinnya.

   Entah apa yang akan dipikirkan orang-orang, yang jelas Chila sudah menghilang di tengah kerumunan saat Agil dan Dea lengah selama beberapa detik.

   "Chila mana?" tanya Agil yang kini melepaskan lingkaran tangan Dea di lengannya, membuat Dea mengerutkan keningnya.

   "Chila?" tanya Dea, sementara Agil melotot.

   "Iya Chila, anak gue, ponakan lo! Mana dia?"

   Dea mengedarkan pandangan ke sekitar dan ikut membulatkan matanya. "Anjir, Chila! Chila lo di—"

   Agil membekap mulut Dea dengan satu tangannya. "Gausah teriak, telpon aja hapenya."

   Dea melepaskan tangan Agil dari mulutnya dan merogoh tas selempangnya untuk menunjukan hape Chila. Agil mengusap wajahnya dengan kasar dan memutuskan untuk berpencar mencari keberadaan Chila.

   "Misi mas, mba.. Ada yang liat anak perempuan ga? Tingginya segini, rambutnya pirang kecokelatan, terus bawa-bawa kantong kresek gambarnya Naughty."

   Pasangan yang sedang mengobrol itu menggeleng. "Oke makasih." ucap Agil setengah mengangguk lalu meneruskan langkahnya, mengedarkan pandangannya ke segala arah.

   Berkali-kali ia mengacak-acak rambut gondrongnya yang rencananya baru akan dicukur bersamaan dengan Dea dan Chila yang baru saja mau ke salon, namun itu semua harus ditunda berkat hilangnya Chila.

   Drrtt.. Drrtt..

   "Halo De, gimana? Udah ketemu?"

   "Belom, gue baru mau nanyain lo." ucap Dea yang membuat Agil mengacak kembali rambutnya dengan frustasi.

Marrying Dear Teacher ✔ (Tersedia di Gramedia dan Shopee)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang