17. Danger Is Approaching

81.6K 3.7K 372
                                    

   Seperti yang sudah diperkirakan, tim basket SMA Brimawa menang mutlak pada tiga pertandingan pertama. Dan berkat agregat skor yang terlampau jauh, membuat SMA Brimawa akan men-skip empat pertandingan kedepan dan langsung menunggu di final, itu berarti tidak akan ada pertandingan selama satu minggu full.

   Dan karena siswa yang mengikuti pertandingan basket dibolehkan tidak mengikuti proses belajar mengajar, itu artinya satu minggu full akan Agil habiskan di rumah.

   Setelah mengerjakan sholat subuh, Agil merasa sangat lelah dengan pertandingan terakhir mereka, dimana entah mengapa Agil harus bermain tiga quarter full. Akhirnya Agil memutuskan untuk kembali tidur.

   Jam tujuh pagi, suara gaduh yang sudah biasa Agil dengar jika Chila sedang bersiap-siap pergi ke sekolah membangunkan Agil dari tidurnya. Anak itu berlari ke dalam kamar dengan pakaian sekolahnya yang sudah lengkap dan bahkan sudah memakai sepatu, membangunkan Agil hanya untuk mencium punggung tangan Agil sebelum pergi ke sekolah, mengucapkan salam dan mengecup pipi Agil yang masih berbaring di kasur sebelum akhirnya berlari keluar dimana Oliv sudah menunggu di mobil.

   "Chila sekolah dulu ya pah, Asalamu'alaikum"

   "Hmmm.. Wa'alaikum salam"

   Chila berlari keluar menuju mobil Oliv dan tidak lama setelah suara mobil Oliv.. Ralat, suara mobil Audi R-8 Sport milik Agil menjauh, Agil yang masih dilanda kantuk kembali tertidur.

   Tubuhnya benar-benar lelah. Bagaimana tidak? Pertandingan basket pada pagi hari dilanjut latihan ringan—yang sebenarnya tidak ada bedanya dengan latihan keras—pada sore hari sampai malam, dan pulang harus bermain dengan Chila yang belakangan ini suka main petak umpet dan kejar-kejaran.

   Agil baru merasakan lelahnya menjadi seorang ayah. Bukan dalam artian batin karena Agil selalu bahagia saat melihat wajah imut Chila yang sedang tertawa, terlebih wajah cantik Oliv jika sedang tersenyum manis. Yang ia rasakan hanyalah lelah fisik, biar bagaimanapun Agil adalah orang yang biasa merokok, walaupun dia adalah atlet basket staminanya juga lumayan terbatas karena kecanduan batang nikotin itu.

   Entah sudah jam berapa, Agil masih bermalas-malasan. Oliv mengatakan bahwa hari ini ada jadwal pemotretan dengan salah satu brand ternama, saat Agil mengatakan ingin ikut menemaninya berhubung dia akan free selama seminggu penuh, Oliv malah menyuruhnya beristirahat melihat kondisi fisik Agil yang memang terlihat jelas sangat kelelahan.

   Sebagai rahasia, Oliv tidur dengan gelisah semalam karena ingin melakukan hubungan intim dengan Agil tapi tidak tega melihat wajah kelelahannya.

   Entah sudah pukul berapa sekarang, Agil masih terbaring di ranjangnya. Mungkin setengah tidur karena terbangun mendapati ranjangnya bergerak. Masih dalam posisi memejamkan mata, Agil merasakan sebuah tangan melingkar di pinggangnya dan seseorang membenamkan wajahnya di punggung Agil.

   Mungkin Oliv yang sudah selesai melakukan sesi pemotretan, tapi kenapa cepat sekali?

   Agil merasakan ada yang aneh dengan deru nafas yang berhembus di punggungnya. Agil memang hanya mengenakan boxer Calvin Klein dan tubuh toplessnya dibalut selimut putih. Dan deru nafas ini seperti asing baginya, karena entah bagaimana Agil hafal dengan jeda pernafasan yang dimiliki oleh Oliv.

   Agil memegang tangan yang melingkar di pinggangnya itu, benar ini bukan tangannya Oliv.

   Sontak Agil membulatkan matanya, berbalik dan mendapatkan seorang wanita yang sedikit mirip dengan Oliv, mungkin beberapa tahun lebih muda dan sedang berbaring di sebelah Agil.

   Wanita itu menatap dalam-dalam mata Agil yang sedang terkejut melihatnya. Dia tersenyum. "Annyeong Haseo!"

   Agil mengerutkan keningnya dan saat wanita itu mendaratkan bibirnya sekilas di bibir Agil, Agil langsung terlonjak dari ranjang dan bangun dengan menatap geram ke arah wanita itu.

Marrying Dear Teacher ✔ (Tersedia di Gramedia dan Shopee)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang