28. The Reason

46.1K 3.4K 210
                                    

   Ada komentar yang gue suka di part sebelumnya

   MahgfitusSafara Baca part yng ini bikin gue baper berat, di bab ini seakan tersirat agil mencinta dngn cara berbeda, dia mencinta dengn bejuta luka yng ada dalam hidupnya, dia selalu ingin melindungi orang yng dia cinta agar tidak pernah terluka seperti dia dan tak ingin ada orang yng merasakan duka dan lukanya, oliv ingin di mengerti dan juga ingin mengerti agil, oliv ingin mengerti akan agil tapi agil tak pernah memberi kesempatan oliv untuk mengerti dirinya...aku mengerti kenapa oliv ninggalin agil di saat agil bersedih...miris bgt kehidupan mereka berdua...😞😞😞😞😞

   KurrotulAiniyah Terkadang hub yg terlalu kencang, mengikat pasangan terlalu kencang akan membuat hub itu gagal. Mungkin terlihat melindungi tp sebenarx penuh rasa tkut... oliv n agil org yg dewasa menyadari hal itu... semoga oliv n agil happy ending...

   Walaupun gue juga ga suka kalo Oliv main tinggalin Agil begitu aja, tapi kayaknya cuman kedua komentar di atas yang berpikiran secara opposite dari yang lainnya dan bisa mengerti jalan pikiran yang berusaha gue bawa. Bukannya gue ga suka sama komentar-komentar yang lainnya, justru komentar kalian semua yang lebih menghidupkan cerita.

   Makasih buat yang udah mau repot-repot ngetik buat bikin cerita ini jadi ga sepi, kalian dapet salam dari bang Agil, katanya dia sayang sama kalian semua yang udah mengerti perasaan berdukanya, dia juga bilang terimakasih udah sama-sama berduka buat Rea.

   Oh iya, satu lagi. Minal Aidin Wal Faidzin, mohon maaf lahir dan batin. Maaf kalo selama ini gue jadi author yang psycho, labil, sadis nan ngeselin, dan makasih udah mau nemenin gue nulis selama ini. Gue sayang kalian, seperti do'i gue yang menyayangi pacarnya.

***

   Tingkatan tertinggi dari mencintai adalah rela melepaskan orang yang kita cinta.

   Dan tingkatan tertinggi dari bullshit adalah kalimat barusan.

   Itu yang melekat di pikiran Agil, dia memang mencintai Oliv sepenuh hati, namun omong kosong jika Agil hanya akan menghormati keputusan Oliv dan membiarkannya begitu saja. Setulus apapun hati Agil, dia tetaplah seorang manusia yang memiliki ego.

   Lelaki itu juga pantas untuk berbahagia dengan orang yang dicintainya.

   Dia menyadari bahwa selama ini dialah yang terlalu berusaha hingga tidak membiarkan Oliv juga untuk berusaha. Walaupun hal itu baru disadari Agil sebulan setelah kepergian Oliv, dengan tangisan pada setiap sujud terakhir sholatnya, dan getaran pada setiap kali ia membacakan ayat-ayat suci untuk isteri dan anaknya.

   Ya, selama sebulan belakangan ini Agil terlihat seperti manusia yang sudah tidak memiliki harapan hidup. Yang ia lakukan jika bukan sholat dan belajar adalah merenung seorang diri, di tengah-tengah rumah besar dengan segala fasilitasnya yang terasa sangat kosong.

   Bahkan jika perutnya belum terasa sangat sakit, Agil merasa belum butuh makan.

   Terkadang Ben yang datang membawakan Agil makanan dan memaksanya untuk makan.

   Selama ini Agil memang menghormati keputusan Oliv dengan tidak berusaha mencarinya dan hanya mendo'akan yang terbaik bagi semuanya, berbeda dengan Ben yang diam-diam mencari Oliv tanpa sepengetahuan Agil, dengan mengandalkan pergaulannya yang luas dan koneksi khusus yang dimiliki oleh Rio dalam dunia underground, Ben berusaha mati-matian untuk mencari keberadaan Oliv.

Marrying Dear Teacher ✔ (Tersedia di Gramedia dan Shopee)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang