19. Seeking Truth

61.2K 3.7K 280
                                    

   Di sebuah bangunan yang penuh dengan pernak-pernik bengkel, bau oli dan bensin bercampur dengan aroma ganja yang dihirup oleh beberapa orang di sudut ruangan, Agil, Ben dan Rio duduk saling berhadapan sembari menikmati batang nikotin di bibir mereka masing-masing.

   Agil, lelaki yang dua hari lalu baru saja meninggalkan rumah sakit kini tengah berada di tempat di mana Ben biasa menghabiskan waktu. Kondisinya masih belum terlalu pulih, namun sudah cukup jika hanya sekedar untuk berbicara serius seperti ini.

   "Jadi lo masih belum bisa nebak siapa orangnya?" tanya Rio yang kini melinting daun ganja kering pada sebuah kertas sebelum akhirnya membakar ujungnya dan menghisapnya dalam-dalam.

   Agil hanya menggeleng, entah mengapa Ben yang malah terlihat lebih kesal daripada orang lain di ruangan ini.

   "Gue yakin bokapnya Oliv" ucap Ben yang benar-benar terlihat emosi.

   "Bukan" koreksi Agil yang membuatnya menoleh. "Berapa kali gue bilang, bukan"

   "Ya terus siapa?!"

   "Woles aja kali," sela Rio yang mengepulkan asap tebal dari pernafasannya. "Yang ditikam kan Agil, bukan elo"

   Ben hanya menghela nafasnya dan membuangnya dengan kasar lalu mengalihkan pandangannya ke samping.

   "Jadi, apa yang bisa gue bantu?" tanya Rio kepada Agil.

   "Besok pulang sekolah gue minta tolong lo stand by di belakang sekolah gue"

   Rio mengerutkan keningnya, "Buat?"

   Agil menyeringai dan mulai menjelaskan rencananya kepada Ben dan Rio.

***

   Sesi pemotretan telah selesai, wanita yang kini menyandang gelar sebagai isteri dari seorang Agil Andika Pratama itu mengemasi barang-barangnya dan berjalan ke tempat ia memarkir mobil Audi R-8 Sport.

   Oliv yang lebih sering menggunakannya dibanding Agil yang memang lebih suka kemana-mana mengendarai motor Ducati Streetfighter 848nya.

   Drrtt.. Drrtt..

   Agil : Makan malem di mana? Kalo di luar usahain jangan junk food

   Oliv tersenyum, mulai memainkan ibu jarinya untuk membalas pesan singkat dari Agil. Agil memang selalu seperti itu, tidak pernah absen mengingatkannya segala sesuatu. Walaupun bukan tergolong hal yang besar, tetap saja sukses membuat Oliv tersenyum-senyum sendiri di manapun dan kapanpun.

   Olivia Larasati : Ini udah mau pulang kok

   Baru saja Oliv mau menyalakan mobil, Agil sudah kembali mengirim pesan lewat Line.

   Agil : Mau aku masakin apa?

   Olivia Larasati : Gausah, emang kamu belum makan?

   Agil : Belum, nungguin kamu, tapi Chila sama Dea udah

   Semburat merah tercetak di pipi Oliv. Padahal ini sudah lewat dari jam makan malam, tapi Agil malah menunggu dulu kabar darinya ketimbang makan duluan.

   Olivia Larasati : Berhubung kamu belum makan, mau dibeliin apa?

   Agil : Gausah, kamu pulang aja, nanti kita masak di rumah.

   Olivia Larasati : Yaudah

   Agil : Hati-hati di jalan, love you

   Senyuman di wajah Oliv semakin mengembang. Entah sejak kapan Oliv tidak mendapat pesan romantis seperti ini semenjak berpisah dengan Gilang dulu, bahkan Gilang tidak pernah seromantis Agil.

Marrying Dear Teacher ✔ (Tersedia di Gramedia dan Shopee)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang