1

4.5K 734 16
                                        

-Yang gak sider aku doain cepet ketemu oppa-

"Wonu bastian nugraha!" Wonu berdecak kesal saat seseorang memanggil namanya dengan lantang, lebih tepatnya nama panjangnya, dia sangat sangsi dengan hal itu. Wonu menoleh dengan malas saat seorang gadis dengan seragam lengkap buru-buru keluar dari pagar rumahnya, dia menenteng tas ranselnya dan berjalan mendekati Wonu yang sudah menaiki motornya, ingin berangkat sekolah.

"Bau bau ngemis mau nebeng nih." Ucapan Wonu membuat gadis itu cengengesan.

"Iya hehe tau aja, lo emang tetangga terbaik gue deh."

"Kalo ada maunya aja gini lo Za, gilirang gue suruh ngisiin bensin ogah ogahan."

"Iyalah Nu kan lo tau sendiri dompet gue sering nangis, jadi boleh kan ya? Gue naik ya? Kan jarang jarang gue nebeng, siapa tau nanti motor cbr lo berubah jadi ninja." Tanpa pikir panjang Meiza naik keatas motor Wonu.

"Gak mau ninja, gue maunya harley davidson."

"Maruk lo ah, yaudah harley davidson, nanti kalo gue sukses gue beliin lo langsung dua biji."

"Aminin ajalah."

"Tapi pake duit lo ya."

"Sama aja bohong geb." itu adalah kata kata terakhir Wonu setelah dia menyalakan motornya hingga terdengar bunyi mesin yang cukup keras kemudian melajukannya dengan kecepatan sedang untuk menuju sekolah.

***

"Thanks Nu, gak kapok gue nebeng sama lo." Meiza turun dari motor Wonu yang baru saja sampai diparkiran sekolah, kedatangan mereka bertepatan dengan bunyi bel masuk.

"Seharusnya gue yang bilang gitu ogeb." ucap Wonu datar.

"Ih kamu kasar sekali, aku jadi syuka~" perkataan gadis itu membuat Wonu mendelik ngeri, laki-laki itu berjalan melewati Meiza tapi dia telah menendang pelan kaki gadis itu terlebih dahulu.

"Tuhkan aku dikasarin, nanti aku baper lho." Meiza geli sendiri saat dia masih kekeuh menggoda Wonu yang sekarang sudah berjalan menjauh darinya, baru saja gadis itu akan melangkahkan kakinya tiba-tiba saja dia dikejutkan oleh teriakan Yeri yang berlari kearahnya dengan nafas yang terengah-engah.

"Meiza meiza gue punya headline news buat lo!" gadis berkuncir kuda itu mengibas-ngibaskan tangannya agar dapat merasakan angin dingin menerpa wajahnya yang kepanasan.

"Selow Yer, nanti kalo bang Jungkook ngeliat pamor lo bisa ancur." Meiza terkekeh melihat temannya itu, dia menuntun Yeri, mengisyaratkan agar bisa berbicara sambil berjalan menuju kelas mereka.

"Ih gue sekarang gak suka sama bang Jungkook lagi, tapi sama bang Wonu, tetangga lo yang ganteng itu hehe." Yeri membenarkan poninya yang dia rasa berantakan.

"Gila cepet banget lo kelain hati, terus kenapa harus sama Wonu coba, gue aja gak yakin dia pernah suka sama cewek apa enggak."

"Gila lo, gaboleh gitu, gitu gitu kan lo sering nebeng sama dia." sewot Yeri.

"Cuma 5 kali elah, itu juga harus ngisiin bensin dia."

"Ya kan biar kesannya kaya simbiosis mutualis- ah elah malah bahas ginian, gue tu tadi mau ngasih hot issue buat lo, hampir aja lupa untung gue jenius." Yeri menepuk jidatnya sendiri kemudian gadis itu menghentikan langkahnya.

"Emang ada apa?" Meiza menatap Yeri dengan sedikit penasaran tapi lebih banyak tidaknya.

"Tapi lo jangan sedih ya, gue tau hidup ini emang berat." Yeri menghentikan langkahnya diikuti oleh Meiza yang menatap horror temannya itu, mereka berdiri persis didepan kelas mereka sendiri.

"MEIZA!" seorang gadis berlari keluar kelas saat mendapati Meiza dan Yeri disana.

"Kalian ini kenapa sih?" Meiza yang tidak mengerti apa apa hanya menatap kedua temannya itu bingung.

"Gue tau lo bakal sedih tapi tapi tapi tapi-"

"Tapinya banyak banget Doy, tinggal bilang aja kenapa sih kalian ini drama banget." Meiza masuk ke dalam kelas dan duduk dibangkunya yang berada di dekat jendela dan berdampingan dengan bangku Doyeon, kedua temannya itu menghampiri Meiza, Yeri duduk didepan mereka, dan Doyeon duduk disamping Meiza.

"Meiza Meiza! Gila kak Hanbin jadian sama anak sekolah seberang." Meiza melongo saat Shannon memaling kursi disamping Yeri untuk menghadap kearah Doyeon dan Meiza, bahkan dia tanpa ragu mengatakan itu dengan satu tarikan nafas.

"Hah?" perkataan dari Shannon itu seolah-olah tidak bisa direspon oleh otaknya.

"Iya, kemaren pas gue di GI gue gak sengaja ngeliat mereka jalan berdua, terus secara gak sengaja lagi tadi gue liat kak Hanbin nganterin tuh cewek didepan sekolah." Meiza terdiam sebentar, tiba-tiba saja jantungnya seolah berhenti berdetak.

"Itu beneran?" ketiga temannya itu mengangguk secara bersamaan.

"Yaudah sih, itukan urusannya kak Hanbin, gue bukan siapa-siapanya dia, dianggep aja udah syukur." ucapan Meiza memelan.

"Tapi lo kan suka sama dia udah dari kita mos." Yeri berbicara dengan nada yang dibuat buat membuat Meiza yang tadinya galau Mendadak ingin menjitak temannya itu.

"Terus gue harus gimana? Salto di depan kak Hanbin terus nyuruh dia mutusin pacarnya dan nikah sama gue?"

"Ya enggak, lo gak usah sok tegar sekarang deh, gue tau lo sedih." Doyeon memang yang paling mudah menebak perasaan seseorang.

"Kalo sedih mah emang iya Doy, tapi kan gue juga tau diri, kak Hanbin itu ganteng, anak osis, mobilnya ganti ganti, dia bakal dapet pacar cuma sekali kedip, lah gue? Cuma cewek invisible yang ngarepin kakak kelas kaya dia." Meiza merebahkan kepalanya diatas meja, menatap keluar jendela, dia mencoba untuk mengabaikan perasaan hatinya saat ini.

Meiza ingat sekali saat dia terlambat di hari pertama mos, seorang laki laki memakai baju seragam sekolah lengkap berjalan kearahnya, Meiza sangat yakin kalau itu adalah kakak kelas pembimbing, dia bahkan dapat membayangkan bagaimana kakak kelas itu memarahinya karena terlambat 30 menit, tapi di luar dugaan gadis itu, dia malah bertanya dengan ramah dan menyuruhnya masuk ke barisan tanpa menyuguhi Meiza sebuah hukuman terlebih dahulu.

Dari saat itulah gadis itu terbawa perasaan dan mulai menyukai Hanbin, dia menjadi cukup dekat dengan Hanbin dan berfikir kalau laki-laki itu juga menyimpan rasa padanya, tapi sayangnya dia salah, Hanbin hanya menganggapnya sebagai adik kelas sama seperti yang lainnya, dan sekarang dia bahkan sudah memiliki kekasih.

Kadang diberikan perhatian oleh orang yang ramah bisa membuat kita salah kaprah.

Creep | Kang Daniel ✔Where stories live. Discover now