48

1.6K 342 149
                                    

"Goblok" Tepat setelah Meiza menghilang dibalik koridor itu Wonu yang sedari tadi mendengarkan percakapan mereka kini berjalan menghampiri Daniel dengan tatapan tak habis pikirnya, membuat Daniel balas menatap Wonu tidak suka.

"Lo jangan ikut campur." Desisnya lalu berniat untuk meninggalkan laki-laki itu.

"Gak nyangka gue lo bisa segoblok itu." Kata Wonu lagi dengan suara yang ditinggikan membuat Daniel berbalik dengan wajah tersinggung.

"Jaga mulut lo!" Katanya, Wonu tertawa sambil menggeleng kecil.

"Lo emang goblok Niel, lo bodoh, karena lo ngebohongin perasaan lo sendiri cuma gara-gara ego tolol lo itu, gue tau lo suka sama Meiza, tapi gue gak habis pikir kenapa lo sampe bisa ngomong hal sebego itu sama dia."

"Lo jangan sok tau!" Bentak Daniel, tidak terima.

"Gue tau njing! Mulut lo bisa bohong tapi mata lo enggak! Dan asal lo tau Niel, lo udah salah langkah dan nyakitin hati orang yang lo sayang, lo bakal nyesel!" Wonu menepuk bahu Daniel dan meremasnya dengan cukup kuat lalu berjalan meninggalkan laki-laki itu begitu saja, Daniel terdiam kemudian tertawa kecil.

"Gak ada yang namanya penyesalan di hidup gue Nu." Bisiknya pelan.

***

Wonu menghembuskan nafasnya berat saat melihat Meiza yang sedang menunggunya di parkiran sambil bersandar di motornya, gadis itu menunduk sembari menendangi kerikil secara random.

"Za." Panggilnya pelan membuat yang empunya nama mendongak dengan cepat, gadis itu langsung cemberut dengan mata yang sembab.

"Lo lama banget sih, gue sampe kepanasan gini." Katanya dengan nada kesal lalu berjalan menghampiri Wonu yang saat ini hanya menatapnya dengan senyum mengejek.

"Dasar bocah, kepanasan gini aja malah nangis." Katanya bertepatan dengan Meiza yang memeluknya erat-erat, gadis itu menangis sejadi-jadinya di pundak Wonu membuat laki-laki itu hanya terkekeh dengan wajah mirisnya, dia tidak menyangka kalau Daniel begitu tega menyakiti gadis itu.

"Udah jangan nangis, dia gak pantes buat lo tangisin." Wonu mengusap kepala Meiza beniat untuk menenangkan gadis itu, Meiza mendongak dengan wajah 'kok lo tau'nya yang dibalas Wonu dengan tatapan 'apasih yang gue gak tau'

"Wonuuuu." Rengek gadis itu dengan sesengguknya lalu memeluk Wonu lagi, lebih erat dari sebelumnya membuat laki-laki itu lagi-lagi terkekeh kecil.

"Hari ini gue jadi nyuci seragam gara-gara penuh sama ingus lo." Ejek Wonu, bercanda, Meiza mendongak lagi sambil menyedot ingusnya, Wonu menatap gadis itu dengan tatapan pura-pura jijik lalu mengusap air mata yang ada dipipi gadis itu.

"Jorok banget sih." Katanya membuat Meiza mencebikkan bibirnya.

"Wonu jahat!" Kesal gadis itu lalu memukul lengan Wonu dengan kesal, laki-laki itu tidak mengaduh dia menahan pukulan Meiza dan membiarkan gadis itu memukulnya sekali lagi karena dia tau Meiza sangat rapuh sekarang.

***

"Kemana aja lo jam segini baru pu- KENAPA MATA LO SEMBAB GINI? ABIS NANGIS LO?!" Seongwoo yang awalnya ingin marah marah pada Meiza kini harus mengurungkan niatnya karena melihat sang adik yang pulang dengan mata sembab yang sangat kentara kalau gadis itu habis menangis.

Meiza terdiam setelah mendengar pekikan Seongwoo, bahkan kakaknya itu menghampirinya dengan tatapan khawatir, dia berfikir keras apakah dia harus menceritakan masalahnya pada Seongwoo atau tidak, karena kalau dia menceritakannya pada kakaknya itu Seongwoo pasti marah besar pada Daniel dan hubungan persahabatan mereka juga akan ikut hancur, tidak, Meiza tidak seegois itu dengan mementingkan dirinya sendiri, dia tidak mau hanya karena dia Daniel dan Seongwoo bertengkar.

"Gak papa bang." Katanya pelan membuat Seongwoo menggeleng tanda tidak percaya.

"Bohong lo kenapa hah?" Tanyanya, Meiza merengek mendengar sangkalan kakaknya itu.

"Gue itu.. Gue itu.." Dia memutar otaknya, mencari alasan yang cukup memadai.

"Apa apa?" Tanya Seongwoo dengan tidak sabaran.

"Gue itu kehilangan uang!" Seongwoo melongo setelah mendengar perkataan adiknya itu, matanya berkedut dan setelah itu tatapannya berubah menjadi datar.

"Gue kira apaan njir." Katanya lalu menggeleng pelan.

"Gue gak punya uang lagi!!" Rengek Meiza dengan air mata yang mengalir dikedua pipinya.

"Pake uang gue apa susahnya sih? Gitu aja nangis, dasar bocah!" Kesal Seongwoo membuat Meiza menangis semakin kencang, lebih terlihat seperti anak kecil yang sedang dimarahi oleh ayahnya.

"Abang!!!" Ucap gadis itu disela-sela tangis membuat Seongwoo menatapnya dengan gusar.

"Peluk dulu sini bang!" Meiza menarik narik baju kaos Seongwoo lalu memeluk kakaknya itu dengan sesenggukan yang dibalas dengan kekehan oleh laki-laki itu.

"Dasar manja lo, kaya cewek aja." Ejek Seongwoo.

"Gue emang cewek ih!" Sahut Meiza dengan nada kesal.

"Iya iya, cup cup cup jangan nangis." Kata Seongwoo, dimata kakaknya itu Meiza tetaplah adik kecilnya yang manja, walaupun kadang Meiza bersikap menyebalkan dan dia sering bertengkar dengan adiknya itu tapi jauh dilubuk hatinya, Seongwoo sangat menyayangi Meiza.

Meiza bersyukur karena kakaknya itu tidak curiga dengan alasan asalnya, karena Seongwoo tau Meiza memang sekekanakan itu, seandainya Seongwoo tau apa yang sebenarnya terjadi pasti reaksi laki-laki itu tidak akan seperti itu.

***

"Mau kemana bang? Rapi banget, kencan sama kak Chung ya?" Tanya Meiza saat keluar kamarnya karena kebetulan Seongwoo juga keluar kamar dengan pakaian rapi.

"Kencan pala lo, gue mau ke pesta ulang tahunnya Daniel, lo kenapa gak siap siap?" Tanya Seongwoo balik, Meiza terdiam, ke pesta ulang tahun Daniel? Diundang saja tidak, pikirnya, bahkan Meiza tidak tau kalau Daniel akan mengadakan pesta, mengingat dia dan Daniel tidak ada hubungan apa-apa lagi setelah kemarin laki-laki itu menyakitinya tanpa rasa penyesalan.

"Enggak, gue lagi gak enak badan." Bohongnya lalu berlalu begitu saja meninggalkan Seongwoo, gadis itu berjalan cepat ke ruang tamu, menonton televisi mungkin akan membangkitkan moodnya.

Tapi bad moodnya malah bertambah semakin parah saat melihat siapa yang sedang duduk di ruang tamu itu, ada Daniel disana, yang dengan santainya meminum teh yang di sediakan oleh ibunya.

Meiza mendengus kemudian tertawa sinis, bagaimana bisa setelah menyakitinya laki-laki itu masih berani menunjukkan batang hidungnya di rumahnya bahkan dengan wajah yang tidak bersalah itu, Daniel benar-benar laki-laki tertidak tau malu yang pernah Meiza temui, sungguh.

Creep | Kang Daniel ✔Where stories live. Discover now