"WOI APAAN NIH?!" Wonu yang baru saja datang berlari cepat kearah mereka karena Daniel hampir saja melayangkan tinju pada Hanbin.
Wonu langsung menengahi Daniel dan Hanbin dengan nafas yang sedikit tersengal-sengal karena berlari, dia menatap kedua temannya itu dengan bingung.
"Kalian apa apaan sih? Nyadar woi ini sekolah bukan ring tinju." Ucapnya.
"Temen lo tuh urus, jangan gangguin anak orang!" Ucap Daniel sambil merapikan bajunya, tangannya masih menggenggam tangan Meiza erat-erat.
"Temen lo yang harusnya diurusin, jangan cuma bisanya nyampurin urusan orang!" Balas Hanbin tidak mau kalah, Wonu menggaruk kepalanya sambil memasang wajah bingung, nasib emang kalo punya temen pada gak akur, batinnya.
"Yaudah yaudah gak usah berantem, gue gak tau masalahnya apa jadi intinya kalian pada bubar aja, lo mending ke lapangan futsal Bin, terus Nayeon mending pulang sama Daniel nanti Meiza biar gue yang nganter." Ucap Wonu pada akhirnya.
"Gak gue pulang sama Meiza."
"Yaudah lo pulang sama Meiza, Nayeon pulang sama gue."
"Kok gitu?" Hanbin merocos tidak suka.
"Udah sana lo ke lapangan aja, biar gue yang urus." Wonu mendorong Hanbin pelan dan laki-laki itu mau tidak mau menuruti perkataan Wonu, sementara Nayeon yang awalnya tidak mau kini hanya pasrah dengan keputusan laki-laki itu.
***
Meiza berdehem pelan dan mencoba menetralkan suasana karena sedari tadi Daniel hanya diam sambil menggenggam tangannya menuju parkiran.
"Kakak gapapa?" Daniel berhenti sebentar sambil menatap gadis itu dengan tatapannya yang penuh intimidasi.
"Dengerin ya Ong Meiza." Sebenarnya Meiza ingin protes dengan Daniel yang terus menerus memanggil marganya tapi dia lebih memilih diam dan menunggu laki-laki itu melanjutkan perkataannya.
"Mulai sekarang gue ngelarang lo buat deket sama Hanbin." Ucapnya tiba-tiba, membuat Meiza menatapnya tidak percaya.
"Kenapa?" Tanyanya secara refleks.
"Ya gak boleh aja." Gadis itu terdiam lalu menatap Daniel yang sedang serius.
"Kak ayo kita ngomong jujur jujuran deh." Ucapnya dengan tidak yakin.
"Apa?" Balas Daniel.
"Tapi kakak harus jujur." Daniel terdiam lalu sedetik kemudian mengangguk pelan.
"Kak Daniel ini seleranya sama kaya aku ya?" Petanyaan Meiza sukses membuatnya gagal paham.
"Hah?" Meiza mengangguk lalu melanjutkan perkataannya.
"Dari kemarin setiap ada cowok yang deket sama aku pasti kak Daniel bilang jangan deket sama mereka, kak Daniel itu seharusnya kalo suka sama cowok ya satu aja jangan banyak banyak."
"Apa lo bilang?" Daniel melongo tidak percaya dengan penuturan Meiza.
"Iya, kak Daniel suka sama cowok, kan?" Gadis itu menambahkan kata 'kan' diakhir, menandakan kalau dia tidak benar-benar serius dengan pernyataannya.
"Bilang sekali lagi."
"Kak Daniel suka sama cowok" Ulang gadis itu dengan santai.
"Sekali lagi." Daniel menekan kata demi katanya dengan mata yang menatap lurus kearah Meiza, dia jadi geregetan.
"Kak Daniel suka sama co-" Ucapannya terpotong saat tiba-tiba saja Daniel menarik pinggangnya sambil membungkam bibir gadis itu dengan sesuatu yang belum pernah Meiza bayangkan sebelumnya, sebuah benda kenyal menyentuh permukaan bibir gadis itu membuatnya terlonjak kaget.
Dia mengerjapkan matanya tepat setelah Daniel menghentikan ciuman mereka yang tiba-tiba.
"Masih mau bilang kalo gue suka sama cowok?" Desisnya dengan jarak wajah mereka yang cukup dekat lalu terkekeh pelan saat melihat wajah Meiza yang sangat merah karena menahan malu atas perlakuannya yang tiba-tiba.
"KAK DANIEL!"
***
Hhhhhh aku nulis apa sih :((
Sesuai janji, aku update lagi hehe, makasih yang ngomen sama vote di chapter sebelah ❤ btw kalo ada yang kurang srek sama ff ini silahkan berikan kritik dan saran yaa, aku butuh banget kritik dan saran dari kalian 😊100 vote + 20 komen = Update 🙆🙆🙆
YOU ARE READING
Creep | Kang Daniel ✔
Fiksi Penggemar"Orang yang matanya sipit itu setia, gimana mau ngelirik yang lain, melek aja susah, kaya kak Daniel." "Emang kak Daniel bakal ngelirik lo?" [17/08/16] #80 in fanfiction ❤ [17/08/24] #9 in short story ❤