11

1.7K 403 18
                                        

-Yang gak sider aku doain cepet ketemu oppa-

"I-iya kak." Gadis itu menelan salivanya pelan, takut takut kalau mereka mendengarnya.

"Thanks." setelah mengatakan itu Bobby duduk dihadapan Meiza bersama Guanlin, Vernon, Chanwoo, dan jangan lupakan Daniel yang kini duduk disamping gadis itu.

Daniel mengerutkan keningnya saat Meiza tidak menyuap makanannya sama sekali, itu karena gadis itu sedang menahan gemetar pada tangannya, dia memang selalu seperti itu dihadapa laki-laki, terlebih kalau laki laki itu adalah orang yang dia taksir.

"Kenapa dek?" tanya laki-laki itu, dan membuat Meiza menjadi perhatian semua orang yang duduk di meja itu.

"Meizanya gugu- aw!" Doyeon mengaduh sakit saat Meiza dengan terang terangan mencubit tangan temannya itu.

"Gapapa kak hehe."

"Oh ya dek, lo yang ngasih gue minuman kemaren kan?" Meiza meneguk ludahnya kasar, pipinya kini memerah menahan malu, sementara Doyeon menatapnya dengan tatapan -lo ngasih kak Bobby minuman?-

"Hehe iya kak."

"Gue kira tu minuman buat gue." ucap Daniel datar, dia menyendokkan baksonya lalu menatap gadis itu sekilas, rasanya Meiza mau berteriak dan bilang -itu emang buat lo kak- tapi dia mengurungkan niatnya dan memilih tersenyum kecut agar tidak terlihat bego bego amat didepan Daniel.

"Btw tadi malem kenapa chat gue di read doang?" pertanyaan Bobby membuat Doyeon menatap Meiza lagi dengan tatapan -Lo ngechat kak Bobby?!-

"Keyboard aku rusak kak jadi gitu, hehe."

"Lah rusak apaan? Jam 12 tadi malem kan lo ngechat gue nanyain tugas sejarah?" Vernon menghirup es tehnya sambil menatap Meiza dengan tatapan yang dipolos polosin.

"Emm itu, itu, itu kebetulan keyboardnya udah gak rusak lagi hehe." dan lagi, gadis itu benar-benar terlihat seperti orang yang konyol sekarang.

"Keyboardnya bener sendiri?" tanya Daniel sambil mengangkat sebelah alisnya, gadis itu baru saja mau memikirkan jawabannya tapi untungnya bel pergantian jam berbunyi, membuat gadis itu benar-benar merasa diberkati sekarang.

"Udah pergantian jam hehe, kita duluan ya." tanpa aba aba Meiza menarik Doyeon yang kini meracau tidak jelas karena makannya belum habis.

***

"Lo dapet id line kak Bobby dari siapa monyet?" Doyeon bertanya dengan wajah gemas pada temannya itu, dia sedikit kesal karena Meiza tidak memberi tahunya terlebih dahulu.

"Dari Chanwoo." Jawab gadis itu sambil menghirup Iced Vanilla lattenya, saat ini mereka berada di Starbucks samping sekolah karena tadi saat disekolah Meiza terus menerus memaksa Doyeon untuk menepati janjinya.

"Terus lo langsung main chat aja gak ngeliat avanya dulu gitu?"

"Iya hehe."

"Kasar." Doyeon berkata keras keras, membuat beberapa orang menatap mereka sebentar.

"Gaje lo sumpah Doy."

"Ini gue lagi berkata kasar." ucap Doyeon yang hanya dibalas suara garukan halus dari Meiza.

Cukup lama mereka mengobrol disana, padahal mereka hanya membeli minuman, sampai Doyeon mendapatkan sebuah panggilan dari orang tuanya yang menyuruh gadis itu untuk cepat pulang karena neneknya masuk rumah sakit.

"Gapapa nih gue tinggal?" Doyeon menyandang tas ranselnya dengan tergesa-gesa.

"Iya gapapa, lagian gue bisa minta jemput bang Seungwoo di halte dekat sini." Jawab Meiza, gadis itu juga ikut berdiri sambil menenteng tasnya.

Setelah dadah dadahan Meiza berjalan menuju halte yang tidak jauh dari sekolahnya, sesampainya disana gadis itu duduk sembari mengayunkan kakinya, dengan sabar ia menunggu Seungwoo yang masih belum ada tanda-tanda akan menjemputnya.

"Meiza?" Suara seorang laki-laki membuatnya terlonjak kaget, laki-laki itu berjalan kearahnya sambil terkekeh pelan.

"Mikirin apa? Kok kaget gitu?" Itu Hanbin, laki-laki yang sangat ingin Meiza jauhi untuk saat ini, bukan karena apa apa, gadis itu hanya lelah dengan Hanbin yang tidak peka dengan perasaannya, setidaknya dia ingin laki-laki itu paham, dia juga wanita normal, dia akan terbawa perasaan saat lawan jenisnya dengan ketampanan diatas rata-rata memperlakukannya pada kategori yang termasuk diatas kata istimewa.

"Gak papa kak." Ucap gadis itu pelan sementara Hanbin yang kini sudah duduk disamping Meiza hanya mengangguk pelan.

"Lagi nungguin bang Seungwoo ya?"

"Iya kak, kak Hanbin sendiri kok belum pulang? Motornya mana?" tanya Meiza.

"Dibengkel, kemarin abis tabrakan." Setelah Hanbin mengatakan itu mata Meiza langsung menelanjangi tubuh laki-laki itu, memastikan apakah ada luka di tubuh Hanbin.

"Gak usah khawatir gitu, gue cuma becanda, motor gue bannya kempes jadi di masukin ke bengkel." Hanbin tertawa kecil sembari mengacak pelan rambut Meiza, sementara Meiza, gadis itu memasang wajah kesalnya sambil memukul lengan Hanbin pelan.

"Gak lucu tau gak kak." ucap gadis itu, bagaimanapun dia pasti khawatir dengan laki-laki itu, dia bahkan berfikir kalau dia sebenarnya berbicara dengan roh Hanbin, berlebihan memang.

"Iyalah gak lucu, kan yang lucu itu cuman lo." Laki-laki itu mencubit pipi Meiza pelan membuat yang empunya pipi merasakan sesuatu yang bergemuruh di hatinya.

Suasana terasa canggung karena Hanbin terlihat asik dengan ponselnya, melupakan Meiza dalam sesaat, hingga sebuah motor berhenti tepat di halte itu, awalnya Meiza mengira kalau itu kakaknya, tapi tebakannya salah saat sang pengendara membuka helmnya.

Creep | Kang Daniel ✔Where stories live. Discover now