-Yang gak sider aku doain cepet ketemu oppa-
"Daniel gak suka bubur mah."
"Kamu itu lagi sakit sayang, orang sakit ya harus makan bubur."
"Gak mau mah, buburnya gak ada rasanya."
"Daniel."
"Mah."
Ini masih cukup pagi untuk mendengar suara erangan Daniel yang terdengar manja kepada ibunya karena dia tidak mau memakan makanan rumah sakit yang menurutnya tidak enak, namun ibunya masih kekeuh menyuapkan sesendok bubur nasi yang terlihat hampir dingin kepada anaknya itu.
"Permisi." Percekcokan kecil antara ibu dan anak itu terhenti saat seorang gadis dengan pakaian yang terlihat rapi memasuki kamar rumah sakit itu sambil membawa rantang makanan di tangannya.
"Eh Meiza."
"I-iya, pagi tante, kak Daniel." Ucap Meiza dengan nada kaku sambil menutup pintu kamar secara perlahan.
"Pagi sayang, sini." Ibunya Daniel mengisyaratkan agar gadis itu yang sedari tadi hanya berdiri kaku untuk melangkah kearah mereka.
"Kamu sama siapa?"
"Sama kak Seungwoo tante tapi dia udah pulang lagi."
"Loh kok pulang lagi?"
"Iya tante soalnya kak Seungwoonya ada keperluan mendadak katanya."
"Oh gitu, yaudah gak papa, karena kamu kebetulan datang disaat yang tepat, kamu jagain Daniel ya? Tante mau pulang dulu, nanti sore tante kesini lagi, gak papa kan sayang?" Tanya ibunya Daniel sambil mengusap rambut gadis itu pelan, Meiza terdiam sebentar, disisi lain tentu saja dia senang, tapi disisi lain lagi dia masih merasa kaku dengan Daniel yang kadang cuek dan kadang asik.
"I-iya gak papa tante." Dan setelah jawaban itu keluar dari mulut gadis itu ibunya Daniel cepat cepat membereskan barang barangnya lalu menghilang begitu saja.
"Maaf ya ngerepotin." Ucap Daniel tepat setelah Meiza duduk di kursi yang terletak disamping ranjangnya.
"Iya kak gak papa"
"Btw itu apa?"
"Oh ini? Ini bubur buat kakak, tadi mamah aku yang bikinin."
"Tapi gue gak suka bubur dek."
"Oh gitu ya kak, hehe." Meiza menggaruk tengkuknya sebentar lalu meletakkan rantang makanan yang dia pegangi tadi keatas nakas yang ada disampingnya, suasana hening seketika tepat setelah jawaban kaku dari gadis itu.
"Tapi karna makanannya cuman ada bubur ya gak papa deh." Seketika senyuman gadis itu mengembang saat mendengar ucapan Daniel yang kini mengalihkan pandangannya kearah layar televisi yang sedang memutar acara komedi.
"Nih kak." Meiza menyodorkan semangkuk bubur yang sudah ia tuang dari rantang tapi Daniel hanya memandang gadis itu tanpa berniat untuk mengambil buburnya.
"Tangan kanan gue kan lagi di infus dek." Ucap laki-laki itu sambil sedikit mengangkat tangan kanannya yang memang sedang di infus.
"Jadi gimana kak?" Tanya Meiza dengan nada bingun.
"Suapin lah." Ucapan Daniel terdengar sedikit memohon tapi berbeda dengan ekspresi datarnya yang membuat gadis itu menjadi gemas sendiri.
Baru saja Meiza mau menguapkan sesendok bubur ke mulut laki-laki itu, dia kembali berucap.
"Gue belum cuci muka, tadi aja mamah gue bangunin gue langsung ngasih makan."
"Pantesan masih belekan, yaudah kalo gitu kak Daniel cuci muka dulu sama sikat gigi." Gadis itu meletakkan mangkuk yang ia pegangi keatas nakas lalu beranjak dari duduknya berniat untuk membantu Daniel berdiri.
"Badan gue masih lemah, lo tega nyuruh gue jalan?" Meiza melongo sebentar, dia bingung dengan sikap Daniel yang tiba tiba mendadak seperti ini, jangan jangan laki-laki itu bipolar? Pikirnya.
"Yaudah kalo gitu aku ngambilin ember sama gayung dulu."
"Jangan lupa sabun muka sama sikat gigi ya dek, pastanya juga."
"Iya kak." Seungwoo bahkan tidak pernah menyuruh nyuruhnya seperti ini, tapi Daniel? Laki-laki yang baru dikenalnya itu malah dengan senang hati bermanja ria pada gadis itu, tapi Meiza harus bersabar, toh dia yang menyebabkan Daniel seperti ini, jadi dia harus bertanggung jawab.
Untung sayang
"Gak berat dek?" Daniel berbaring mengenyampingkan sambil menompang tangan kanannya, laki-laki itu memandang Meiza yang baru keluar dari kamar mandi sambil membawa seember air dan gayung.
"Berat kak." Kalo gak berat udah daritadi gue lemparin ke kakak.
"Semangat dek jangan lemah, ini masih pemanasan."
Apa coba maksudnya 'masih pemanasan.'
"Becanda dek."
"Sabun muka dan lain lainnya mana?" Tanya Daniel lagi tepat setelah Meiza menaruh ember dan gayung itu di samping kursinya.
"Ini kan aku lagi mau ngambil kak, sekalian mau ngambil baskom."
"Buat apa dek?"
"Buat mandiin kakak."

YOU ARE READING
Creep | Kang Daniel ✔
Fanfiction"Orang yang matanya sipit itu setia, gimana mau ngelirik yang lain, melek aja susah, kaya kak Daniel." "Emang kak Daniel bakal ngelirik lo?" [17/08/16] #80 in fanfiction ❤ [17/08/24] #9 in short story ❤