36

1.7K 404 84
                                        

"Seribu satu, seribu dua, seribu tiga, seribu empat ck." Meiza berdecak kesal, dia tidak bisa tidur, setiap dia memejamkan mata, setiap dia melakukan apapun, dia malah teringat kejadian diparkiran tadi siang, saat Daniel men- ah sudahlah Meiza malah mengingatnya lagi, itu masih terlalu nyata sampai membuat Meiza sakit perut, terlalu banyak kupu-kupu yang menari diperutnya, pipinya juga memerah terlalu lama, dia tidak tahan, apalagi saat bayangan wajah Daniel yang menyapa pikirannya, terlebih saat wajah Daniel hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya tadi siang, itu benar-benar membuatnya kehabisan kata-kata, dia tidak bisa menjelaskan apa yang dia rasakan, dia kesal, saat tubuhnya tidak menolak sama sekali, saat perasaannya malah menjadi senang.

Itu adalah yang kedua untuk Meiza, dan rasanya sangat berbeda dengan yang pertama saat dia bersama mantan kekasihnya, bibir Daniel lebih lembut, astaga ke arah mana pikiran Meiza? Bukankah tadi hanya insiden, kan?

Insiden yang terlalu tiba-tiba, Meiza jadi berfikir apa itu artinya Daniel suka padanya? Tapi sebuah ciuman juga bisa diartikan sebuah rasa sayang, kan? Misalnya rasa sayang terhadap adik? Terhadap anak? Terhadap teman? Entahlah, Meiza bingung, yang sekarang gadis itu inginkan hanyalah tidur dan tidak bertemu dengan Daniel di alam mimpi, dia terlalu malu, Daniel terlalu mudah membuat perasaanya berlayar tak tau arah.

***

Sama saja dengan Meiza, Daniel malah lebih parah.

"Lo kenapa sih anjir? Dari tadi juga." Daniel yang sedari tadi berguling guling tidak jelas diatas ranjangnya kini mengedarkan pandangannya pada Junhoe yang sudah fokus lagi pada layar televisi yang berada di kamar Daniel, malam ini Wonu, Seungwoo, dan juga Junhoe menginap dirumah Daniel untuk menonton bola bersama karena kebetulan besok hari minggu jadi sekolah libur.

"Gak." Jawaban singkat dari laki-laki itu membuat Junhoe berdecak kesal, karena masalahnya adalah Daniel sedari tadi tidak bisa diam, dia memutar tubuhnya diatas ranjang beberapa kali, berpindah dari lantai kemudian naik ke ranjang, guling-guling di ranjang, menggelengkan kepalanya dengan frustasi lalu turun dari ranjang lagi dan bersandar disana seperti orang gila, tentu saja ada yang tidak beres dengan laki-laki itu, bahkan Seungwoo yang baru datang saja menghela nafas panjang saat melihat kelakuan Daniel yang tidak biasa.

"Jangan jangan lo gila gara-gara abis berantem sama Hanbin tadi siang?" Tebak Wonu asal tapi matanya masih menatap layar televisi.

"Lah lo berantem sama Hanbin?" Daniel mendengus mendengar pertanyaan Seungwoo, kenapa harus membahas Hanbin si anj- aduh sudahlah Daniel tidak mau berkata kasar disaat pikirannya masih membayangkan kejadian tadi siang, kejadian yang sebenarnya ia lakukan tanpa sengaja, iya, Daniel tidak sengaja, seperti khilaf? Karena tiba-tiba saja Meiza begitu membuatnya gemas, kadang gadis itu terlalu banyak tanya, Daniel tidak suka, Daniel kesal, terlebih dia juga kesal dengan dirinya sendiri, bagaimana bisa dia err mencium gadis itu dengan mudahnya? Dan bagaimana bisa Daniel malah merasa senang sekarang? Tapi disisi lain dia merutuki itu semua ditambah lagi saat Meiza hanya diam saja setelah itu, tadi saja gadis itu langsung masuk ke rumahnya, dia terlalu malu dengan apa yang Daniel lakukan.

"Lo berantem kenapa njir? Udah kelas 3 bukannya damai."

"Berantem gara-gara adek lo bang." Balas Wonu dengan santainya, kadang laki-laki itu tidak menyaring terlebih dahulu.

"Hah? Kok bisa?" Seungwoo bertanya dengan nada penasaran sambil mengecilkan volume TV lalu menatap Wonu dan Daniel secara bergantian, sementara Junhoe hanya mendengarkan mereka tanpa minat.

"Yagitu lah gak penting juga bang." Jawab Daniel cepat cepat lalu merebahkan tubuhnya lagi diatas ranjang, menghindari pertanyaan lain dari Seungwoo.

"Gak mungkin lah berantem kalo gak ada sebabnya." Kata Junhoe.

"Iya emang gak ada."

"Elah bilang aja rebutan Meiza." Wonu menyahut dengan mudahnya, mengabaikan Daniel yang meneguk ludahnya kasar, laki-laki itu jadi kesal dengan Wonu yang kadang terlalu asal.

"Mana ada!" Sahut Daniel tidak terima yang dibalas tatapan penuh selidik dari Seungwoo.

"Niel." Suara Seungwoo pelan tapi ada aura kurang enak dari nadanya.

"Apa bang?"

"Lo suka ya sama adek gue?" Tiba-tiba saja lidah Daniel kelu, dia bingung, bingung harus menjawab apa, dan bingung dengan perasaanya sendiri, pertanyaan Seungwoo membuat Daniel bertanya kepada dirinya sendiri mengenai perasaannya terhadap Meiza, dan lagi-lagi Daniel bingung, sejauh ini apa dia memang suka pada gadis itu atau hanya rasa yang palsu saja?

"Hah? Eng-enggak kok bang." Jawabnya asal, dia masih terlalu bingung, ditambah lagi sepertinya Seungwoo bukan tipe orang yang mau mendukungnya secara cuma-cuma, laki-laki itu lebih sulit dari Meiza, kan?

Setidaknya itulah yang Daniel pikirkan hingga Seungwoo bersuara.










"Halah kalo suka bilang aja, seriusin, ajak jalan, jangan dianggurin."








***

Udah update yaa hehe, maaf kayaknya chapter ini agak gaje, mohon kritik dan sarannya, makasih ❤

Btw enaknya galau galauan dulu atau jadian dulu? Wkwk

100vote + 20 komen= Update besok 🙆🙆🙆

Creep | Kang Daniel ✔Where stories live. Discover now