"Kak Daniel ngapain sih narik aku?!" Meiza mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Daniel, dan tepat setelah mereka sampai diparkiran laki-laki itu melepaskan cengkramannya, membuat Meiza meringis menahan sakit, Daniel melirik kearah pergelangan tangan gadis itu yang meninggalkan bekas merah, sebenarnya dia tidak bermaksud sejauh itu pada Meiza hanya saja tiba-tiba dia melakukan itu diluar kendalinya, mata tajamnya menatap gadis itu dengan seksama, dari atas sampai bawah dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kemarin Hanbin, sekarang Eunwoo, lo cewek baik baik gak sih?" Pertanyaan itu sukses keluar dari mulut Daniel tanpa ada keraguan sama sekali membuat Meiza mengerutkan keningnya tanda tidak mengerti.
"Maksud kakak apa?" Tanya gadis itu, Daniel tertawa sinis.
"Cuman cewek murahan yang jalan sama cowok yang beda beda." Kata Daniel tanpa penyesalan dengan nada dingin, matanya bahkan memandang Meiza dengan datar namun ada sorot mengintimidasi didalamnya.
Plak
Satu tamparan yang cukup keras itu berhasil mendarat dipipi Daniel bersamaan dengan setetes air mata yang mengalir dipipi Meiza.
Sudah,
Sudah cukup,
Sudah cukup dia menahan sakit akibat ulah dari laki-laki itu, sudah cukup dia berpura-pura tegar dan menutupi rasa sakitnya, Daniel begitu keterlaluan sekarang, mungkin laki-laki itu belum puas hanya dengan cara mempermainkannya.
"Maunya kak Daniel apa sih? Seharusnya kakak itu ngaca sama diri kakak, siapa yang bukan orang baik baik? Kakak bilang kan kalo kakak gak suka sama aku? kakak cuman manfaatin aku aja? Terus sekarang apa? Kakak bilang aku cewek murahan?! Sebenarnya salah aku apa sih sampe kak Daniel bisa setega ini? Udah cukup kak, aku juga manusia, aku punya perasaan." Ucap Meiza dengan amarahnya, mengeluarkan semua emosi yang ia tahan sekian lama pada laki-laki itu, Daniel terdiam, dia tidak menyangka dengan respon gadis itu yang diluar dugaannya.
"Gue gak suka lo sama cowok lain!" Sentak Daniel pada akhirnya tanpa berpikir panjang terlebih dahulu, dia bahkan bingung kenapa dia malah menjawab seperti itu, sontak Meiza menatap laki-laki itu tepat kedalam matanya.
"Kenapa? Emang hubungan kita apa?!" Sahut gadis itu dengan nada frustasi, Daniel tertegun saat melihat gadis itu menangis tersedu, seolah sedang mengeluarkan rasa sakitnya akibat laki-laki itu, tatapan Daniel menyendu, rasa bersalah tiba-tiba saja merasukinya, Meiza tidak sekuat itu, dia sudah menyakiti gadis itu terlalu jauh.
"Kenapa kakak diem? Atau kak Daniel sebenarnya gak mau liat aku bahagia? Kakak mau aku terus terusan sakit? Yaudah kalo gitu tampar aja aku kak, tampar aja, ayo kak tam-" Awalnya Meiza menarik tangan Daniel secara paksa untuk memukul pipinya, tapi yang di lakukan laki-laki itu membuatnya terdiam, Meiza menangis semakin menjadi saat Daniel merengkuh pipinya lalu mencium bibirnya dengan lembut, laki-laki itu tidak peduli dengan keadaan sekitar, dia melumat bibir gadis itu dengan hati-hati, seolah mengisyaratkan kalau dia juga sakit hati atas perbuatannya sendiri.
"Maafin gue." Satu tetes air mata itu mengalir di pipi Daniel, dia menatap Meiza dengan nanar, lewat tatapan matanya dia mencoba menjelaskan kalau dia tidak bermaksud untuk menyakiti gadis itu terlalu jauh, dia sadar apa yang dikatakan Wonu beberapa waktu yang lalu itu benar, dia menyesal sekarang karena dia membohongi perasaannya sendiri dan terlalu egois untuk menjadikan Meiza korban atas rasa bencinya terhadap Hanbin.
Dengan sekuat tenaga Meiza mendorong tubuh Daniel yang memeluknya sambil mengucapkan kata maaf puluhan kali, tapi gadis itu hanya menggeleng dengan senyum lirih, cepat cepat dia berlari menjauh dari Daniel, membawa rasa sakit dihatinya yang semakin bertambah, sementara Daniel, laki-laki itu mecoba untuk mengejar Meiza yang perlahan menjauh dari jangkauannya.
***
"Kak Hanbin!" Panggil Meiza pada Hanbin yang sedang latihan futsal dilapangan, kebetulan hari ini eskul basket dan futsal memiliki jadwal latihan yang sama, semua orang menatap kearah gadis itu, bahkan anak basket juga melirik kearah Meiza, seolah penasaran dengan apa yang akan gadis itu katakan kepada Hanbin.
"Meiza?" Hanbin langsung berlari kepinggir lapangan tempat Meiza berdiri sekarang, wajahnya yang sedikit lelah kini berubah menjadi khawatir saat melihat mata gadis itu yang sembab.
"Lo gak papa?" Tanyanya dengan nada khawatir lalu mengusap kedua pipi Meiza yang dibasahi air mata dengan jarinya, gadis itu menggeleng sambil menatap Hanbin dengan sendu, memegangi jari laki-laki itu dengan lembut kemudian memeluk tubuhnya erat.
"Kak Hanbin." Meiza melepaskan pelukannya dan masih menatap Hanbin dengan tatapan sendunya namun tersimpan banyak harap disana.
"Apa kakak masih nungguin aku? Kalo masih." Gadis itu menggantungkan kalimatnya sambil memegangi tangan laki-laki itu lalu menatap mata Hanbin dengan seksama.
"Ayo kita mulai semuanya dari awal." Pintanya dengan lirih,tidak ada nada paksaan disana, Hanbin tertegun dengan perkataan gadis itu yang mengisyaratkan keseriusan atas kata-katanya, sementara Daniel yang berdiri tak jauh dari mereka kini menendang kuat-kuat bola yang berada tak jauh dari ia berdiri kearah gawang secara asal, menimbulkan bunyi deguman yang cukup keras, lalu laki-laki itu berjalan begitu saja meninggalkan lapangan itu dengan rasa sakit yang tiba-tiba merasuki rongga dadanya.
***
Jadi...
maunya Meiza sama Daniel atau sama Hanbin nih? Wkwk

YOU ARE READING
Creep | Kang Daniel ✔
Fanfiction"Orang yang matanya sipit itu setia, gimana mau ngelirik yang lain, melek aja susah, kaya kak Daniel." "Emang kak Daniel bakal ngelirik lo?" [17/08/16] #80 in fanfiction ❤ [17/08/24] #9 in short story ❤