Suara musik di cafe itu seolah menyamarkan kecanggungan antara dua anak manusia yang sekarang sedang duduk berhadapan hadapan dengan minuman masing-masing.
Entah apa yang membuat Meiza mengikuti ajakan Hanbin untuk keluar bersamanya dan membatalkan janjinya dengan Daniel begitu saja.
Meiza melihat Hanbin dengan seksama, laki-laki itu terlihat lebih kurus dan banyak pikiran, Hanbin pasti melewati masa yang sulit setelah putus dari Seulgi, pikir Meiza.
"Sorry gak ngechat lo dulu." Kata Hanbin membuka pembicaraan, mata sendunya menatap lurus kedepan beradu dengan mata coklat milik Meiza.
"Iya kak gak papa." Meiza tersenyum kecil lalu berusaha untuk meredakan kecanggungan dengan meminum minumannya, dan Meiza sadar tidak mudah terlepas begitu saja dari suasana canggung itu mengingat mereka memang tidak terlalu dekat dan sering merasa canggung, gadis itu bahkan bingung kenapa Hanbin tiba-tiba saja datang ke rumahnya, kemungkinan besar laki-laki itu hanya ingin dia menghiburnya setelah putus cinta, benar, apa lagi yang Hanbin inginkan? Toh laki-laki itu juga sudah menganggapnya sebagai adik, kan?
"Kakak lagi ada masalah ya?" Hanbin diam, dia tidak langsung menjawab melainkan mengalihkan pandangannya kelain arah, dan diamnya Hanbin membuat Meiza berpikir laki-laki itu mengiyakan pertanyaannya.
"Sama kak Seulgi kan?" Tebaknya asal yang langsung dibalas kerutan bingung oleh laki-laki itu.
"Seulgi?" Ulangnya sementara Meiza mengangguk cepat, dan itu malah membuat Hanbin semakin memperlihatkan raut bingungnya.
"Maksudnya?" Tanya laki-laki itu lagi.
"Iya kak Seulgi, kakak abis putus sama kak Seulgi kan?" Tanya Meiza balik dengan wajah bingungnya, melihat ekspresi gadis itu Hanbin yang bingung malah tertawa kecil.
"Putus? Emang ada hubungan sepupu putus putusan?" Pikiran Meiza mendadak blank saat mendengar perkataan laki-laki itu, sepupu? Jadi selama ini Hanbin dan Seulgi adalah sepupu? Dan selama ini juga Meiza salah sangka dengan hubungan mereka? Pertanyaan pertanyaan itulah yang ada dibenak gadis itu, sungguh, Meiza ingin mengutuk dirinya sendiri karena begitu mudahnya percaya dengan rumor rumor tidak jelas dari teman-temannya, ternyata gadis itu salah sangka, Ya Tuhan, gue kenapa bisa sebego ini sih? Pikirnya.
"Lu-lupain aja kak, jadi masalah kak Hanbin itu apa?" Tanya Meiza dengan wajah meringis, antara menahan malu dan ingin mengubur diri.
"Masalah gue?" Meiza mengangguk.
"Lo." Perkataan singkat dari Hanbin sukses membuat gadis itu bingung.
"Maksudnya?" Tanyanya, Hanbin membenarkan duduknya, wajahnya berubah jadi serius membuat Meiza tiba-tiba saja merasa gugup.
"Kata Bobby, saat merasa terancam orang yang jatuh cinta akan memperlihatkan perasaannya secara cuma-cuma." Jujur saja Meiza tau kearah mana pembicaraan laki-laki itu tapi dia lebih memilih diam, siapa tau perkiraannya salah.
"Dan gue rasa yang dia bilang itu benar." Katanya, Meiza mengerjapkan matanya pelan sementara Hanbin menelan ludahnya dengan susah payah.
"Maaf kalo ini mendadak, tapi gue rasa kita udah cukup lama kenal satu sama lain." Meiza menunggu perkataan menggantung dari Hanbin, laki-laki itu menatapnya dengan sorot mata yang dulunya sering membuat Meiza terpana, tapi sekarang rasanya sudah berbeda, bahkan saat Hanbin menatapnya seperti itu Meiza tidak merasakan apa apa.
"Gue, gue suka sama lo." Dengan satu tarikan nafas laki-laki itu seolah mengeluarkan beban yang ditanggungnya bersamaan dengan jantung Meiza yang berdetak dua kali lebih cepat, gadis itu terkejut, tentu saja, siapa yang tidak? Bahkan dia ingin memastikan apakah sekarang ini dia sedang bermimpi atau ini benar-benar nyata? Meiza yang awalnya tidak bisa berkata apa-apa kini mencoba untuk mengontrol dirinya sendiri agar tidak terlalu ekspresif.
Dia terdiam sebentar, merangkai kata demi kata menjadi sebuah kalimat, jujur dia merasa senang mengetahui kalau Hanbin menyukainya, tapi perasaannya sekarang sudah berubah, dan itu membuatnya sedih.
"Kenapa gak dari dulu kak Hanbin bilang kalo kakak suka sama Meiza?" Tanyanya dengan lirih, Hanbin berdehem pelan mengindahkan keringat dingin yang mengalir di pelipisnya.
"Gue gak mau selangkah lebih dekat karena gue takut bakal kehilangan lo, gue gak mau nantinya kita bakal ngejauh kalo kita putus, karena semua hubungan antara cewek sama cowok yang menjuru kearah spesial itu bakalan ada titik jenuhnya Za, titik dimana lo gak butuhin dia lagi dan menemukan seseorang yang baru, dan gue gak mau salah satu dari kita kaya gitu." Katanya panjang lebar dengan jelas dan apa adanya.
"Seandainya kakak jujur aja kalo kak Hanbin maunya kaya gitu, aku gak bakal salah paham, dan aku bakal senang banget karena pemikiran aku tentang cinta yang bertepuk sebelah tangan itu salah." Meiza menggigit bibir bawahnya, dia benar-benar menyayangkan kenapa Hanbin tidak pernah berterus-terang tentang perasaanya dan malah membuatnya salah paham, andai saja laki-laki itu berterus terang pasti mereka tidak akan sesulit ini.
"Maafin gue yang gak jujur dari awal." Rasanya tidak ada gunanya kata maaf untuk saat ini.
"Tapi sekarang perasaan Meiza udah berubah kak." Perkataan gadis itu lebih terdengar seperti sebuah bisikan ditelinga Hanbin, membuat laki-laki itu hanya bisa tersenyum miris, merutuki dirinya sendiri, karena andai saja dia tidak menjadi pengecut dengan menyembunyikan perasaannya bertahun-tahun, sekarang pasti dia tidak akan menyesal.
"Ini salah gue, maafin gue, anggap aja gue gak pernah ngomong gitu sama lo." Hanbin berdiri dari kursinya lalu terdiam sebentar memandangi gadisnya dengan rasa penuh penyesalan.
"Tapi, kalo suatu saat lo mau membuka hati lo lagi buat gue, gue selalu nungguin lo Za, kita bisa mulai semuanya dari awal." Lanjutanya kemudian berlalu begitu saja dengan perasaan yang campur aduk, meninggalkan Meiza yang masih mematung disana.
Hanbin masih ingat dulu saat pertama kali bertemu dengan Meiza di hari pertama masa orientasi siswa, kebetulan saat itu dia bergabung dengan osis, dia masih ingat saat Meiza terlambat datang dengan peralatan sekolah yang tidak lengkap dan wajah memelasnya, gadis itu begitu ceroboh dimata Hanbin tapi entah mengapa laki-laki itu malah jadi tertarik dengan gadis itu, semua sikap ceroboh dan kekanak-kanakan Meiza membuatnya jatuh lebih dalam pada gadis itu, tapi dengan bodohnya Hanbin malah bersikap biasa saja dan menyembunyikan perasaannya sampai se-lama ini, mengabaikan ejekan Bobby, Yoyo, dan Jaewon yang mengatainya pengecut, mereka bilang kalau dia akan menyesal suatu saat kalau terus menerus mengabaikan perasaannya sendiri dan sekarang perkataan mereka sudah terealisasi, pada akhirnya Hanbin hanya bisa menyesal karena terlalu ceroboh menyembunyikan perasaannya.
"Kak Hanbin!" Langkahnya terhenti, Hanbin melihat kearah Meiza yang baru saja keluar dari cafe, gadis itu terlihat sedang berlari mengejarnya dengan nafas yang tersengal sengal.
"Meiza." Lirihnya, tubuhnya seolah membeku saat Meiza tiba-tiba saja memeluk tubuhnya, gadis itu memeluk Hanbin dengan erat seolah menyalurkan perasaan bersalahnya atas laki-laki itu sementara Hanbin hanya bisa tersenyum lirih dan membalas pelukan Meiza, aroma vanilla khas gadis itu dihirupnya dengan tamak, tangannya terulur untuk mengusap rambut Meiza dengan lembut, tidak ada yang tau sesayang apa Hanbin dengan gadis itu, sungguh tidak ada yang tau.
Keduanya begitu terlarut dengan perasaan masing-masing, mereka tidak sadar sepasang mata milik seseorang yang sedang berjalan cepat menyeberang jalan kini menatap mereka dengan tatapan penuh amarah.
Brak
Meiza terlonjak kaget saat Hanbin tidak lagi memeluknya, tiba-tiba saja laki-laki itu terhuyung jatuh akibat ulah dari seseorang yang menarik kasar tubuh Hanbin dan menghantamnya tanpa aba-aba.
"Kak Daniel!"
***
Bentar lagi end hehe, bagi yang sider aku gak tau lagi harus ngomong apa, terserah kalian aja mau vote dan komen atau enggak, sebenarnya sedih sih udah capek capek mikir malah banyak yang sider, tapi yasudahlah, semoga hari kalian menyenangkan :)

YOU ARE READING
Creep | Kang Daniel ✔
Fiksi Penggemar"Orang yang matanya sipit itu setia, gimana mau ngelirik yang lain, melek aja susah, kaya kak Daniel." "Emang kak Daniel bakal ngelirik lo?" [17/08/16] #80 in fanfiction ❤ [17/08/24] #9 in short story ❤