Sider sayang, apa susahnya vote sama komen? Lebih susah saya kok, saya nyari inspirasi hehe.
Tepat setelah Seulgi meninggalkannya dengan laki-laki asing tadi pikiran Meiza berkelana kemana mana, ada banyak kemungkinan yang muncul di pikirannya.
Apakah Hanbin sudah putus dengan Seulgi? Meiza menggeleng pelan, itu tidak mungkin, karena baru saja kemarin dia melihat mereka bersama.
Apakah Seulgi dan laki-laki asing tadi kakak adik? Gadis itu menggeleng lagi, tidak mungkin, wajah mereka tidak mirip.
Atau Seulgi dan laki-laki tadi adalah keluarga? Lagi-lagi Meiza menggeleng, tidak mungkin keluarga tapi semesra itu, pikirnya.
Hingga pemikirannya benar-benar bulat kalau Seulgi selingkuh dari Hanbin, iya, benar, tapi bagaimana bisa gadis itu setega itu? Hanbin adalah orang yang baik, Meiza yakin kalau laki-laki itu memperlakukan Seulgi dengan baik, bahkan dia sering diantar jemput oleh Hanbin, tapi bagaimana bisa gadis itu membalas air susu dengan air tuba?
Seharusnya Seulgi bersyukur karena mendapatkan laki-laki sebaik Hanbin, laki-laki yang diidamkan banyak gadis di sekolahnya, tapi Seulgi malah menyianyiakan laki-laki itu, dunia memang tidak adil, pikirnya.
Jika dia jadi Seulgi, dia tidak akan menyianyiakan laki-laki itu, dia akan menyayangi Hanbin dengan setulus hati, dia berfikir bagaimana perasaan Hanbin nanti kalau tau kekasihnya selingkuh, pasti sangat sakit, kasian kak Hanbin.
Gue gak bakal bilang ke kak Hanbin, karena gue gak mau kalo dia bakal ngerasain sakit yang kaya gue rasain dulu pas dia jadian sama kak Seulgi, itu sakit banget.
Kadang kata 'patah hati' itu tidak mewakili kata yang sebenarnya, nyatanya patah hati lebih sakit dari kata itu sendiri.
***
Setelah kurang lebih 45 menit pertandingan selesai dan permainan dimenangkan oleh tim basket sekolah mereka walaupun perbedaan skor sangat tipis, mereka bersorak senang dan melakukan high five satu sama lain, pelatih juga terlihat bangga pada anak didiknya itu.
Daniel datang menghampiri Meiza dengan handuk kecil yang tersampir di bahunya untuk mengambil air mineral.
"Cie menang." Ucap Meiza dengan nada becanda yang ditanggapi Daniel dengan kekehan kecil.
"Iyalah." Ucap laki-laki itu sambil meminum minumannya.
"Mekdi boleh dong."
"Boleh lah, lewat aja kan?" Meiza mengerucutkan bibirnya lalu menatap laki-laki itu, dan Daniel langsung tertawa kecil sambil mengacak rambut gadis itu gemas.
"Iya iya nanti ke mekdi, gue kesana dulu ya? Dipanggil pelatih, nih titip dulu." Daniel melempar handuk yang tersampir di pundaknya pada Meiza.
"Ih handuknya bau keringat." Gerutu gadis itu dan laki-laki itu hanya terkekeh geli dan berlalu begitu saja.
***
"Makan yang banyak." Ucap Daniel sambil menompang dagunya sembari melihat kearah Meiza, setelah pertandingan basket tadi mereka tidak langsung pulang melainkan singgah ke Mcdonald's terlebih dahulu.
"Kalo sama Eunwoo lo gak bakal dikasih makan kaya gini." Gadis itu yang kini tengah memakan makanannya hampir tersedak nasi yang ia makan, kenapa tiba-tiba laki-laki itu berbicara tentang Eunwoo? Pikirnya.
"Iya, lagian kan ngapain Eunwoo ngasih makan aku? Emang aku hewan peliharaannya?"
"Iya juga, kan lo hewan peliharaan gue." Balas Daniel sambil mengelus rambut Meiza yang dibalas delikan oleh gadis itu.
Mereka berbicara banyak hal, bercanda lalu tertawa bersama, sehingga orang-orang pasti akan mengira kalau mereka sedang berpacaran, padahal jika diingat ingat beberapa minggu yang lalu mereka terlihat canggung dan tidak mengenal satu sama lain.
***
"Makasih kak, gak mampir dulu?" Tanya Meiza tepat setelah dia turun dari motor Daniel yang dibalas gelengan dari laki-laki itu.
"Udah malem, nanti gue main." Ucapnya dan kini Meiza hanya menangguk, mereka terdiam sesaat kemudian bertatapan sebentar dan tiba-tiba saja menjadi canggung.
"Yaudah kalo gitu kak." Ucap gadis itu namun masih diam ditempatnya karena berniat untuk membiarkan Daniel pergi terlebih dahulu baru dia akan masuk rumah.
"Yaudah gue pulang dulu."
"Iya." Daniel yang menghidupkan mesin motornya kini terdiam sebentar.
"Meiza." Gadis itu mengangkat alisnya.
"Mulai sekarang gue bakal jemput lo jadi lo gak usah nebeng sama Wonu atau Eunwoo lagi." Lagi-lagi Daniel memutuskan sesuatu tanpa persetujuannya dan berlalu begitu saja.
"Dapat ojek baru lo." Wonu yang sudah dari tadi mendengar pembicaraan mereka kini keluar dari pagar rumahnya membawa dua bungkus eskrim dan yang satunya sudah ia makan.
"Nguping anjir."
"Nih es krim." Wonu menyodorkan sebungkus es krim pada Meiza yang langsung disambut oleh gadis itu.
"Tumben."
"Iya itu udah mau expired soalnya." Wonu masih menjilat es krimnya yang dibalas tatapan gak nyantai dari Meiza.
"Becanda, ayo masuk gak usah sungkan."
"Ini rumah gue anjir."
YOU ARE READING
Creep | Kang Daniel ✔
Fanfic"Orang yang matanya sipit itu setia, gimana mau ngelirik yang lain, melek aja susah, kaya kak Daniel." "Emang kak Daniel bakal ngelirik lo?" [17/08/16] #80 in fanfiction ❤ [17/08/24] #9 in short story ❤