Setelah kejadian waktu itu Meiza dan Daniel menjadi canggung, lebih tepatnya Meiza yang bersikap kaku terhadap Daniel yang bingung dengan apa yang harus ia lakukan, Daniel jadi serba salah, gadis itu bahkan terlihat menghindarinya, karena setiap ada Daniel, Meiza akan mencari cara untuk menjauh, Meiza terlalu malu untuk bertemu Daniel saat ini, setiap melihat wajah Daniel membuat Meiza mengingat kejadian waktu itu, itulah kenapa dia lebih memilih untuk menghindar, jadi mereka lebih terlihat seperti sedang bermain kucing-kucingan.
Meiza bahkan rela berangkat sekolah lebih awal dan pulang sekolah cepat cepat agar tidak bertemu Daniel, dan saat Daniel bertanya kenapa, Meiza hanya menjawab kalau dia ada urusan disekolah atau ada urusan di rumah, dan Daniel tidak sebodoh itu percaya dengan jawaban Meiza, dia tau kalau Meiza menghindarinya, tapi Daniel lebih memilih diam, karena dia bingung harus bersikap seperti apa.
"Za ada yang mau ngomong di atap sekolah." Suara dari Jennie membuat Meiza menoleh sebentar dari aktivitas mencatatnya, sebenarnya ini sudah jam istirahat, tapi Meiza memutuskan untuk tetap dikelas, dia belum berani bertatapan dengan Daniel yang terhitung sejak 3 hari yang lalu tidak bersama dengannya.
"Siapa?" Tanyanya dengan sedikit penasaran.
"Temuin aja, siapa tau penting." Balas Jennie lagi, gadis itu duduk di bangkunya sementara Meiza berdiri dengan pikiran yang menerka nerka.
Daniel kah? Tidak, tidak mungkin, biasanya Daniel akan langsung datang ke kelasnya.
Dengan penasaran dan sedikit ragu Meiza melangkahkan kakinya menuju atap sekolah, tapi anehnya tidak ada siapa siapa disana, sampai sebuah suara pintu atap yang ditutup dengan cukup keras, membuat Meiza mengedarkan pandangannya.
"Hai Dek Meiza." Suara itu cukup Meiza kenali, suara seorang gadis yang tidak asing bagi Meiza, gadis itu berjalan mendekat kearahnya yang sedang bingung dengan keadaan saat ini dia masih bertanya-tanya kenapa gadis itu memanggilnya kesini.
"Jadi kak Nayeon yang manggil aku kesini?" Anggukan dari Nayeon membuat Meiza semakin bingung, menurutnya dia tidak memiliki urusan apa apa dengan Nayeon.
"Ada apa ya kak?" Gadis itu berusaha untuk sedikit sopan dengan Nayeon yang kini menatapnya dengan tatapan kurang bersahabat.
"Menurut lo ada apa?" Tanya Nayeon balik, Meiza terdiam lalu memutar otaknya, mengingat-ingat kembali apakah dia ada berurusan dengan gadis itu atau tidak hingga Nayeon melempar sebuah amplop kecil tepat di samping kaki Meiza.
"Ambil." Desisnya sementara Meiza tidak bergeming, dia ragu apakah harus mengambil amplop itu atau tidak.
"Gue bilang ambil ya ambil!" Ucapan Nayeon terdengar sedikit membentak dan itu membuat Meiza kesal, gadis itu sangat benci dengan bentakan tapi Meiza memilih diam dan berjongkok untuk mengambil amplop itu, perlahan gadis itu membuka amplop yang ia pegangi, dia tertegun saat melihat apa yang ada didalam amplop itu, sebuah foto yang menampilkan dirinya dengan Daniel diparkiran sekolah 3 hari yang lalu, dan sekarang Meiza mengerti kenapa Nayeon memanggilnya kesini.
"Lo dibayar berapa sama Daniel?" Pertanyaan gadis itu membuat kuping Meiza panas, apalagi saat Nayeon menendang badannya yang masih berjongkok.
"Kalo lo butuh uang ya minta sama gue, jangan make Daniel buat memenuhi kebutuhan hidup lo!" Bentaknya, Meiza memejamkan matanya, dia tidak semurahan itu sampai sampai memakai Daniel untuk uang, keluarganya tidak semiskin itu, ayah dan ibunya juga selalu memberinya uang berlebih, jadi dari segimananya seorang Meiza memakai Daniel untuk uang?
"Kak Nayeon kalo ngomong dijaga ya, ngapain aku kaya gitu? Aku masih punya harga diri."
"Halah! Lo udah berani ya ngelawan senior? Ini apa namanya kalo lo punya harga diri? Sampah! Lo itu udah ngerusak hubungan gue sama Daniel." Nayeon menjambak rambut Meiza lalu mendorongnya hingga gadis itu terantuk dinding, Meiza ingin melawan tapi tenaganya tidak sekuat Nayeon, sejak tadi malam dia tidak makan apapun, dan sebenarnya gadis itu sedang tidak enak badan.
Meiza berdiri sambil meringis pelan, darah mengalir dipergelangan tangannya, dia mengumpat dalam hati saat melihat Nayeon yang seperti orang kesetanan.
"Kak Nayeon gak tau malu ya? Emang kak Daniel suka sama kakak? Kakak seharusnya sadar siapa yang gak punya harga diri."
Ucapan Meiza barusan membuat Nayeon semakin panas.
"Lo yang gak tau malu! Dasar jalang! "
Nayeon mendorong gadis itu lagi dengan keras lalu mengambil balok kayu yang terletak tidak jauh dari dia berdiri, berniat untuk memukul Meiza dengan itu, hingga seseorang mendobrak pintu atap itu dan masuk dengan nafas yang tersengal sengal.
"NAYEON!"
***
Nayeon mianhae 😭 aku tidak bermaksud jadiin kamu jahat Nay :( tapi gimana dong? Beras sudah jadi nasi 😭😭😭
100 vote + 20 komen = Update 🙆🙆🙆

YOU ARE READING
Creep | Kang Daniel ✔
Fanfiction"Orang yang matanya sipit itu setia, gimana mau ngelirik yang lain, melek aja susah, kaya kak Daniel." "Emang kak Daniel bakal ngelirik lo?" [17/08/16] #80 in fanfiction ❤ [17/08/24] #9 in short story ❤