"Nayeon mana?" Hanbin yang sedang mencek absen bertanya pada teman teman sekelasnya, sekarang adalah jam olahraga, jadi sebagai ketua kelas Hanbin bertugas untuk mencek siapa saja yang tidak ikut pelajaran itu.
"Katanya ada urusan." Jawab Sana sambil memandangi laki-laki itu penuh minat.
"Urusannya apa? Gue liat tasnya masih ada, dia bolos?" Hanbin tidak telalu memperhatikan Sana, matanya sibuk mencek absen.
"Gak tau, tadi katanya mau ngasih pelajaran sama adek kelas gitu-"
"Ngasih pelajaran?" Potong Hanbin, kini laki-laki itu sepenuhnya memandang kearah Sana, Sana mengangguk polos.
"Kenapa lo gak bilang sih kalo Nayeon berulah gini? Lo gak malu kalo kelas kita di cap buruk sama siswa lain?"
"Gue-"
"Dimana dia sekarang?" Lagi-lagi Hanbin memotong pembicaraan Sana.
***
"NAYEON!"
Meiza dan Nayeon langsung menatap kearah sumber suara, disana sudah ada seorang laki-laki yang dengan cepat berlari kearah mereka berdua, mau tidak mau Nayeon dengan terpaksa membuang balok kayu yang dipeganginya lalu menatap kearah laki-laki yang tengah membantu Meiza untuk berdiri itu.
"Lo gak waras? Lo apain anak orang njing?" Tanyanya kepada Nayeon yang hanya melipat tangan didepan dada, pandangannya beralih kepada Meiza yang sedikit meringis.
"Gue pikir Hanif Bintara Akhmad gak bakal ikut campur urusan orang lain, kan?" Tanya Nayeon balik, Hanbin terdiam sebentar.
"Selama urusan lo berkaitan dengan Meiza itu juga jadi urusan gue." Balasnya, Nayeon tertawa kecil.
"Wah wah, tenyata lo gunain Hanbin juga Za? Hebat banget." Dia bertepuk tangan sambil menggeleng gelengkan kepalanya seolah sedang kagum dengan Meiza, hingga Hanbin kembali bersuara.
"Jaga mulut lo, lo tau kan Nay gue bukan orang yang suka main main?" Ucapan laki-laki itu terdengar tenang tapi penuh penekanan, Nayeon terdiam saat sadar kalau air muka Hanbin tidak menunjukkan kalau dia sedang bercanda, Hanbin yang terkenal ramah dan tidak suka mencampuri urusan orang lain membuat semua siswa segan dengannya, tapi sekarang laki-laki itu terlihat menakutkan.
"Gue gak mau nyari masalah sama lo, jadi lo gak usah ikut campur, ini masalah gue!" Sentak Nayeon.
"Kalo gue mau ikut campur emangnya salah? Gue gak segan laporin lo sama ayah gue Nay." Balas Hanbin santai membuat Meiza dan Nayeon terkejut, Hanbin bukan orang yang suka mengancam seseorang dengan kekuatan ayahnya, tapi kali ini sepertinya Hanbin tidak main main.
"Aku gak papa kok kak."
"Gak papa apanya? Tangan lo berdarah, ini kriminal Za." Desis laki-laki itu, dia sadar kalau air muka Nayeon berubah setelah mendengar perkataannya tadi, tentu saja gadis itu takut, ayahnya Hanbin adalah orang yang berpengaruh, siapa yang mau berurusan dengan anak jendral seperti Hanbin? Maka jawabannya tidak ada, kecuali Daniel tentunya.
"Istirahat kedua temuin gue di BK." Setelah mengatakan itu Hanbin menggandeng Meiza untuk menuju UKS.
***
Meiza tertegun saat Hanbin membersihkan luka ditangan gadis itu dengan hati-hati, dia menahan ringisannya takut-takut Hanbin kembali memperlihatkan raut khawatirnya, laki-laki itu terlihat tenang sambil meniup niup pelan goresan yang ada ditangan Meiza.
Sudah sangat lama Meiza tidak melihat Hanbin sedekat ini, Meiza masih ingat, dulu saat pramuka Hanbin adalah kakak pembimbingnya, waktu itu Meiza terluka karena terjatuh disemak semak saat berkemah dihutan dan Hanbin yang menolongnya, gadis itu bahkan merasa de javu sekarang karena ekspresi Hanbin yang tenang begitu membuatnya nyaman, tapi bedanya sekarang Meiza tidak lagi merasakan getaran yang dulu ia rasakan, yang tertinggal hanyalah rasa nyaman seorang adik pada seorang kakak, mungkin?
"Meiza kenapa sampai berurusan sama Nayeon sih?" Tanya laki-laki itu pelan, dia meletakkan kotak obat di atas meja lalu menarik kursi untuk duduk dihadapan Meiza yang sedang duduk diatas ranjang uks.
Meiza terdiam, dia bingung harus menjawab apa, kalau dia menjawab karena Daniel maka Hanbin mungkin akan marah, karena mereka sepertinya adalah musuh abadi.
"Cuma masalah senioritas kok kak." Bohong Meiza dan membuat dahi Hanbin berkerut bingung.
"Beneran? Perasaan lo gak pernah nyari masalah dari kelas 10." Kenyataan kalau Hanbin memerhatikan Meiza sejak kelas 10 membuat gadis itu senang, tapi dia harus tau diri karena laki-laki itu memang peduli terhadap semua orang.
"Kan semua orang bisa berubah kak." Balas Meiza ragu, dia ragu apakah perasaannya juga berubah?
"Hmm, yaudah, jangan gitu lagi ya?" Meiza mengangguk pelan, tiba-tiba saja jantung gadis itu berdebar saat Hanbin melanjutkan perkataannya.
"Gue khawatir." Terlalu sederhana untuk membuat Meiza gagal move on.
Suasana hening seketika hingga Meiza bersuara.
"Kak." Panggil Meiza, membuat Hanbin yang masih menatapnya mengangkat kedua alisnya.
"Kak Nayeonnya gak usah dilaporin ya?" Pinta gadis itu ragu-ragu, jujur dia memang kesal dengan Nayeon, tapi dia tidak mau lagi menambah masalah dengan gadis itu, dia yakin Nayeon orang yang baik tapi karena terlalu terobsesi dengan Daniel membuat Nayeon tak terkendali, dan dia juga yakin setelah ini Nayeon tidak akan bertindak gegabah lagi.
"Kenapa?" Tanya Hanbin membuyarkan pemikiran Meiza tentang Nayeon.
"Kak Nayeon orang yang baik, tapi beberapa orang berubah saat terdesak, kan?" Hanbin terdiam sebentar dia lagi-lagi menatap Meiza dengan tatapan yang sulit diartikan lalu mengangguk pelan.
"Iya tapi lo harus janji sama gue."
"Janji?" Meiza mengerutkan dahinya saat tiba-tiba saja Hanbin mengacungkan jari kelingking kearahnya.
"Buat?"
"Buat gak bikin gue khawatir lagi." Ini benar-benar terlalu sederhana, tapi jantung Meiza berdetak tidak terkendali, gadis itu tersenyum kaku.
"Janji." Meiza mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Hanbin membuat laki-laki itu juga tersenyum lalu mengacak rambut Meiza gemas setelahnya.
Mereka terlalu larut dalam dunia mereka sendiri hingga tidak sadar kalau ada seseorang yang sedang mengintip mereka dari balik pintu dengan tatapan yang sulit diartikan.
***
Hayo siapa tadi yang ngira Daniel? Wkwk, btw ini panjang banget dan agak cheesy gak sih? 😥😥😥
Jangan lupa kritik dan sarannya ya teman teman ❤
100 vote + 25 komen = Update.
YOU ARE READING
Creep | Kang Daniel ✔
Fanfiction"Orang yang matanya sipit itu setia, gimana mau ngelirik yang lain, melek aja susah, kaya kak Daniel." "Emang kak Daniel bakal ngelirik lo?" [17/08/16] #80 in fanfiction ❤ [17/08/24] #9 in short story ❤