53

1.3K 304 46
                                    

"Za." Panggil Hanbin dengan wajah tanpa ekspresinya, Meiza menoleh, sekarang mereka sedang berada di mobil Hanbin untuk mengantar pulang gadis itu.

"Lo kenapa tiba-tiba kaya gini?" Tanya laki-laki itu, yang ditanya malah menunduk, moodnya sedang sangat buruk saat ini, dia bahkan sedikit menyayangkan sikapnya yang terlalu terburu-buru meminta Hanbin untuk bersama dengannya, untungnya laki-laki itu tidak menunjukkan reaksi apa apa, Hanbin hanya menenangkan gadis itu dan sekarang mengantarkan Meiza pulang, Meiza lupa tentang Eunwoo, sebenarnya dia tidak bisa mengakhiri hubungannya dengan laki-laki itu begitu saja, bagaimanapun Eunwoo juga punya perasaan, tapi sekarang gadis itu malah semakin memperumitnya dengan meminta Hanbin untuk bersamanya, bodoh, dia terus mengumpat didalam hatinya, andai saja Daniel tidak mengganggunya lagi semuanya tidak akan serumit ini.

"Yaudah kalo lo gak mau cerita sekarang, lo bisa cerita sama gue nanti." Kata Hanbin pada akhirnya sambil mengusap rambut Meiza dengan tangan kirinya, bertepatan dengan mobilnya yang memasuki halaman rumah gadis itu, Hanbin keluar dari mobilnya dan membukakan pintu untuk Meiza keluar.

"Besok sekolah kan? Gue jemput jam 7, istirahat aja, nanti malam gue telpon." Katanya dengan senyum manis yang membuat Meiza menghangat, setidaknya Hanbinlah orang yang membuatnya nyaman saat ini.

***

Suara bel rumah keluarga Ong menggema memenuhi seisi ruangan, Meiza yang sedang mengerjakan tugas di ruang tamu menoleh kearah samping kanannya, berniat untuk menyuruh kakaknya membukakan pintu, tapi Seongwoo tidak ada disana, entah sejak kapan laki-laki itu pergi, gadis itu berdecak sambil menaruh pulpennya dengan sedikit gusar, entah siapa orang yang bertamu malam malam seperti ini, dia beranjak dari duduknya dan berjalan kearah pintu depan lalu membukanya tanpa melihat siapa yang sedang bertamu terlebih dahulu.

Hembusan nafas berat dari gadis itu seolah menjawab siapa yang bertamu kerumahnya dengan wajah tanpa dosa dan tidak tahu malu, muak, itulah yang dirasakan gadis itu.

"Bang Seongwoo ada temennya nih." Katanya dengan nada suara yang sedikit dinaikkan, dia membuang muka ke sembarang arah, mengindahkan tatapan penuh harap dari laki-laki yang berdiri dihadapannya itu.

"Gue gak nyari dia, gue mau ngomong sama lo." Meiza tertawa kecil saat melihat tangannya yang digenggam oleh laki-laki itu, gadis itu benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran Daniel, dia masih berani menampakkan batang hidungnya setelah menyakitinya dengan begitu banyak, apa yang tadi siang tidak cukup?

"Maaf gak bisa lagi sibuk." Gadis itu melepaskan tangannya dari genggaman Daniel tapi laki-laki itu lagi-lagi menggenggamnya.

"Meiza." Ucap Daniel tanpa berniat untuk melepaskan tangan Meiza.

"Ikut gue, please." Daniel melembut, tatapan tajamnya menyendu.

"Ada urusan apa? Mau ngehina lagi? Sebaiknya kakak cari cewek lain aja, yang tahan banting." Balas Meiza dengan nada lirih, Daniel selalu bisa menghancurkan moodnya.

"Gue mau minta maaf." Kata laki-laki itu dengan sangat jelas, gadis itu terdiam sebentar, matanya melirik kesana kemari seolah tidak sudi menatap Daniel yang sedang menatapnya dengan sorot penuh penyesalan.

"Iya kak gak papa." Jawaban singkat gadis itu membuat Daniel menghela nafas berat.

"Meiza tatap gue." Pintanya tapi gadis itu tidak bergeming sama sekali.

"Meiza." Panggil laki-laki itu dengan lembut, Meiza menoleh, jantungnya seolah melocos saat melihat jauh kedalam sorot mata gadis itu yang penuh dengan rasa sakit dan kecewa, betapa bodohnya dia yang begitu tega menyakiti gadis itu.

"Gue minta maaf, maaf karna gue udah nyakitin perasaan lo." Ucap Daniel dengan tatapan penuh penyesalan, Meiza tersenyum nanar.

"Kakak tau gak di sakitin pas lagi sayang sayangnya itu rasanya gimana?" Sahut Meiza dengan nada lirih.

"Meiza." Seolah tidak bisa berkata apa apa lagi, Daniel hanya bisa menyebut nama gadis itu.

"Beberapa orang terlalu mudah bilang maaf karena mereka gak ngerasain apa yang dirasain oleh orang yang mereka sakitin." Meiza melihat kearah tangannya yang masih digenggam Daniel dengan erat.

"Jujur aku udah maafin kakak, aku cuman gak bisa maafin diri aku sendiri yang bisa bisanya gak dengerin kata kak Hanbin waktu itu, andai aja aku gak deket-deket sama kak Daniel, pasti sekarang aku gak sesakit ini."

"Gue tau Za, gue bego, gue tolol, sebenarnya yang gue bilang sama lo waktu itu salah, gue terlalu egois dan ngebohongin diri gue sendiri, maafin gue, gue-"

"Gue sayang sama lo." Sambung laki-laki itu pada akhirnya, mengungkapkan perasaan yang terus ia bohongi setelah sekian lama, Meiza tersenyum, itu adalah kata-kata yang ingin dia dengar dulu, tapi sekarang kata-kata itu membuatnya semakin sakit dan ingin menangis, dia melepaskan genggaman tangan Daniel lalu menatap laki-laki itu.

"Kasih aku waktu buat sendiri kak, aku bukan bola basket yang pas kakak lempar bisa kak Daniel ambil lagi, aku punya perasaan, ibarat kertas kalo udah kakak remukin walaupun kakak setrika juga gak bakal balik lagi kaya semula." Daniel hanya menunduk tanpa mengindahkan perkataan gadis itu.

"Yaudah kak, aku masuk dulu ya." Ucap Meiza lalu berbalik, mendapati Seongwoo yang berdiri dibalik pintu, gadis itu hanya diam, dia tidak peduli dengan apa yang akan kakaknya itu lakukan, perasaanya terlalu sakit untuk memperdulikan perasaan orang lain.

Kau tau? Saat seseorang sudah menangis tanpa air mata, artinya dia benar-benar merasa sakit yang tak tertahankan.


































Tbc/end?

Creep | Kang Daniel ✔Where stories live. Discover now