bab 4

4.5K 207 6
                                    

🍃Salah satu hal paling melelahkan di dunia ini, saat kita ingin melepaskan sesuatu.
Namun, ia tetap saja mengejar kita🍃

-Ify-

Ify termenung di balkon kamarnya.
Langit mulai menghitam.
Jam pun sudah menunjukkan pukul 7 malam.

Ify tersenyum singkat, mengetahui bahwa pria itu masih menunggu nya sejak 2 tahun yang lalu.
Tapi, kenapa?
Bukankah ini yang dia inginkan?
Ify jauh darinya, dan dia bisa dengan bebasnya berpacaran bersama sahabat Ify itu.
Uhm, ralat!
Mantan sahabat Ify.

-flashback on-

Ify POV

"Kak Rio..."
Lirih ku.

Kak Rio melepaskan pelukan nya, lalu menangkupkan tangannya di kedua pipiku,
"Iya sayang?"

Aku menuntun kedua tangan ku untuk menyentuh pipi nya. Mengusap sisa air mata nya tadi.

"Kenapa kakak nangis?"

Kak Rio tersenyum manis,
"Yah, aku seperti anak kecil yang kehilangan boneka kesayangan nya. Aku sangat merindukan boneka ku."

Aku terdiam sejenak.
Apakah aku hanya sebatas itu untuk nya? Sebagai boneka.

"Kak, Ify-"

"CIEEE!! LAGI KANGEN-KANGENAN NIH YEEE!!"
teriak Via, Agni, Cakka, dan Alvin heboh.

Aku sontak melepaskan kedua tangan ku dari pipi kak Rio, dan menjauhkan jarak diantara kami.

"Eh, eng-enggak. Apaan."
Jawab ku kaku.

Agni terkekeh,
"Ciee yang pipi nya merah kayak sempak Cakka."

"Anying, Kok gue?"
celetuk Cakka tak terima.

Rio menggertakkan giginya,
"Kalian ngapain sih? Ganggu tai,"
Kak Rio menyentuh tangan ku lalu berbicara, " ayo, Fy."

Aku menahan tangan kak Rio lalu menggeleng,
"Ify mau sama Agni dan Via aja kak."

Kak Rio mengangguk. Ku lihat semburat wajah kekecewaan yang kak Rio pasang.
Aku sedikit merutuki diri ku sendiri.
Bagaimana bisa aku kembali jatuh pada pesona pria itu..
lagi.

Tidak Ify. Tidak lagi. Sudah cukup. Tutup pintu hatimu serapat mungkin. Sama seperti yang kau lakukan sejak 2 tahun yang lalu.

-flashback off-

Cklek.
"Ify?"
Panggil Iel saat tak melihat siapapun dikamar adiknya.

"Iya kak? Ify dibalkon."
Jawab Ify.

Iel berjalan menuju balkon, ia tersenyum singkat saat melihat adiknya itu sedang bermain gitar.

"Emang bisa maininnya?"

Ify mendengus,
"Ini juga lagi belajar atuh, kak. Btw, disekitar sini ada les gitar nggak ya?"

"Lo mau les gitar? Sama gue aja, gratis."

Ify mendelik,
"Nggak ah. Ntar sekalinya gue salah, gue malah dicambuk sama lo. Kakak laknat, huh!"

Iel terkekeh pelan,
"Yaudah. Ntar gue cariin tempat les gitar. Sekarang lo kebawah gih, bikinin teh. Ada temen gue,"

Ify memutar bola matanya kesal,
"Emang kak Iel nggak bisa bikin sendiri? Gimana mau jadi suami idaman, ntar?"

Iel tertawa lalu mengacak poni Ify dengan gemas,
"Kalo gue punya adek perempuan, kenapa gue harus bikin sendiri?"

Ify berdiri dari kediamannya,
"Yaudah deh. Penting banget ya tamunya? Kasih air keran aja napa?"

"Penting. Apa lagi buat lo, hehe"

🍃🍃🍃

Rio membuka galeri hp nya.
Ia tersenyum singkat saat melihat fotonya bersama seorang gadis mungil yang dulu sangat ia
Cintai.

Mungkin ini semua memang karena kesalahannya.
Dan ia pun tak dapat menyalahkan Ify sepenuhnya.

"Lama banget si Iel,"
Gerutu Rio.

Rio menoleh saat mendengar deru langkah dari arah tangga.
"If-Ify?".

Iel tertawa kecil,
"jangan bilang, lo nggak tau kalo Ify adek gue."

Rio mengernyit,
"seriusan?"

Ify mendengus,
"Ify naik lagi ya, kak."

Dengan cepat Iel menahan tangan Ify,
"Eits, tunggu. Kalian lagi ada masalah? Jangan dibiarin gini dong?"

Ify menggeleng,
"Nggak ada. Lagian, dia siapa gue? Nggak punya hubungan."

Iel kembali menahan tangan Ify, lalu menariknya hingga dihadapan Rio.
Ify memalingkan wajahnya, mengetahui pria itu pasti sedang menatapnya saat ini.

"Fy.."
Panggil Rio.

"Sorry. Gue banyak tugas."
Jawab Ify datar.

Iel terkekeh,
"Tugas pala lo. Lo aja baru masuk kemaren, itu pun cuma mos. Mana mungkin ada tugas."

Ify menggerutu kesal.
"Kak-"

"Fy.."
Potong Iel dengan cepat.

Iel menarik nafas lalu menghembuskan nya perlahan,
"Gue mau keatas. Kalian selesaiin semuanya. Jangan lari dari masalah."

Iel menatap kearah Rio,
"Jaga adek gue bro. Lecet dikit, gue bogem lo."

Rio terkekeh pelan.
Mata keduanya mengikuti kearah Iel yang menaiki anak tangga hingga ia menghilang diambang pintu kamar miliknya.

Hening
Itulah yang terjadi diantara mereka berdua.

'Gue harus ngapain?'
Batin Ify kesal.

"Fy, aku mau kita kayak dulu lagi."

Ify tersenyum sinis,
"Kayak dulu? Yang kayak gimana? Yang pas lo nyelingkuhin gue, ups-ralat. Yang pas lo jadiin gue bahan taruhan, hah?"

Rio menghela nafas nya,
"Oke aku salah, Fy. Dan aku mau minta maaf sama kamu. Kamu tahu? Aku bahkan merasa jadi orang paling bodoh karena udah nyia-nyian kamu. Plis maafin aku,"

Ify mendongak, menatap mata teduh pria itu.
Sungguh, tak ada kebohongan yang tercetak dimata itu.
Ini semua nyata. Oh, tuhan.
Bagaimana Ify bisa melewatkan semua ini?

Ify tertunduk,
"Tapi-"

------------------------------------------------------

Tapi apa hayooo?????
Jangan lupa vote yah guys❤
Tinggalkan jejak;v

I Need Your L❤veTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang