bab 33

2.4K 123 5
                                    

Dea berjalan terburu-buru menuju perpustakaan. Ia seharusnya sudah ada disana sejak 10 menit yang lalu, karena akan belajar bersama Ray -teman Dea ketika belajar di perpus-

Ini hari sabtu, dan hanya besok waktu yang tersisa untuk belajar.
Ini bukan ujian kenaikan kelas biasa, meski bukan ujian nasional, tapi nilai kali ini juga berpengaruh untuk kedepan nya nanti.

Bruk!

Buku yang Dea bawa berserakan di lantai. Pria itu melihat siapa dalang dari semua nya.

"Ya ampun, lo lagi-lo lagi. Bisa nggak sih, jangan gue yang lo tabrak?"
Kesal Iel.

Dea berdiri setelah memungut buku nya,
"Bukan aku, tapi kamu. Mata kamu daritadi ngeliat ke lapangan mulu sih, jadi kamu yang salah. Kalo jalan pake mata,"
Bantah Dea.

Iel melotot,
"Lah? Kenapa malah galak'an elo?

Dea memutar bola mata nya kesal, lalu berjalan cepat meninggalkan Iel.

Iel berpikir sebentar lalu berbalik mengejar Dea menyamakan langkah mereka.

"Lo mau ke perpus?"
Tanya Iel.

Dea mengangguk,
"Iya, mau belajar bareng temen."

"Ooh, gue--boleh ikut?"
tanya Iel yang membuat Dea menghentikan langkah nya secara mendadak.

"Boleh kok, ayo."
ucap Dea tersenyum manis.

"Kenapa gue baru sadar sih kalo nih anak manis juga,"
batin Iel.

**

Rio memasuki perkarangan kantin. Beberapa suara perempuan di belakang mya membuat Rio berbalik. Dan tidak sengaja menabrak seseorang,

"eh, maaf. Aku nggak sengaja,"
Ucap Ify sedikit menunduk lalu tersenyum.

Rio diam, dia memperhatikan setiap sudut wajah Ify. Ia merindukan gadisnya, gadis yang selalu menemaninya selama ini.

"Ah, iya nggak papa."
Ucap Rio lalu berjalan santai ke dalam kantin.

"Tumben kak Rio nggak ngajak lo sarapan, Fy? Biasanya paling rajin,"
Seru Via.

Ify mengernyit,
"Kak Rio?"

Ify semakin bingung dibuatnya,
"Kak? Ngapain sih?"

"Fy, gue tau lo marah banget sama gue. Tapi plis, kasih gue kesempatan kedua, kasih gue kesempatan buat bisa ngerangkai hati lo, lagi."

Ify menatap mata teduh pria itu.
Tak ada kebohongan, hanya ketulusan.

"Terima! Terima! Terima!"
Teriak murid lainnya.

Ify semakin bingung,
"Uhm, tapi-Ify,"

"Fy, plis.."

Ify pun akhirnya mengangguk,
"Iya kak, Ify bakal ngasih kakak kesempatan.."

"Arrggh!!"
Erang Ify kesakitan sambil memegangi kepalanya. Ia terus mengerang karena sekelebat bayangan itu terus berputar dikepala nya.

"Fy! Ya ampun, lo kenapa?"
Panik Agni. "Vi! Hubungin kak Iel buruan!"

Via mengangguk lalu mengeluarkan ponsel nya.

**

Iel duduk disamping kanan Dea dan Ray duduk disamping kiri Dea.

Suasana sangat canggung sekarang, dan Dea pun bingung harus melakukan apa.

"Uhm, Ray. Mana yang belom lo ngerti?" Tanya Dea karena ia melihat Iel yang acuh terhadapnya.

I Need Your L❤veTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang