bab 19

2.9K 150 2
                                    

Ify kembali kerumahnya setelah perkemahan itu. Ia awalnya mengira bahwa Debo tinggal di Villa itu, tapi ternyata tidak. Debo berada dikota yang sama dengan nya dan yang lain.

Ify menoleh kearah Rio yang sedang fokus menyetir mobil. Sedangkan yang lainnya ada dijok belakang sedang berada di alam mimpi mereka masing-masing.

"Kak.."

Rio menoleh sebentar, kemudian fokus kembali ke jalanan,
"Iya, Fy?"

"Ify mau cerita sesuatu. Tapi, kak Rio jangan marah ya,"

"Iya sayang, mau cerita apa sih emang?"

"Jangan bete juga ya tapi,"

"Iya cantikk,"

"Jangan diemin Ify setelah ini,"

Rio berdecak, lalu menyentuh puncak kepala gadis disamping nya.

"Sebenarnya..kak Debo suka sama Ify."

CIITTT!!

"ANJEERRRR!!"
Teriak semua yang ada dibelakang tiba-tiba.

Ify memegang dadanya yang kaget bukan main.
Pria yang ada disamping nya begitu saja nge-rem mendadak. Dan itu membuat seisi mobil sport jantung.

"Apa kata lo tadi?!"
Tanya Rio dengan amarahnya.

"Uhm..kak--kak Debo--suka sama Ify-"

"Seriusan?"
serempak para manusia yang ada dijok mobil belakang.

Ify menoleh kebelakang, lalu mengangguk.

"Wah, gila tuh si Debo. Mau nekong lo, Yo."
Kompor Cakka.

"Tapi--"

"Why? lo mau belain Debo?"
Tanya Rio sinis.

"Ish! Bukan gitu atuh kak, tuhkan..dibilangin jangan marah."

Rio menahan amarahnya lalu kembali menjalankan mobil itu.
Ify gelagapan sendiri karena setelah ini pasti Rio akan marah padanya.
Tapi, apa kesalahan nya?

Setelah mengantar Cakka, Debo, Agni dan Via, kini hanya Rio dan Ify yang ada didalam mobil.

Ify diam seribu bahasa, tidak seperti biasanya Rio bersikap dingin padanya.

"Kak.."

Hening.

Ify menghela nafas berat. Ia megalihkan pandangannya keluar jendela. Melihat langit yang mulai gelap.

"Lo juga suka sama Debo?"

Ify menoleh,
"Kalo Ify suka sama kak Debo. Udah pasti kak Rio Ify putusin sekarang juga."
Omel Ify.

Rio terkekeh pelan, lalu mengacak poni Ify.
"Dasar. Yaudah, istirahat gih. Besok udah sekolah. Nice Dream, Dear."

Ify mengangguk lalu mencium pipi Rio sekilas. Ia terkekeh pelan.

"Apaan tadi maksudnya?"
Tanya Rio.

"Apa? Emang Ify ngapain? Udah ah, Ify mau masuk kedalam,"
Ucap Ify membuka setengah pintu mobilnya.

Dengan cepat Rio menarik tangan Ify dan mencium kening Ify sekilas.

"Love you, Fy."

"Hate you, kak"
Jawab Ify disusul dengan kekehan.

***

Ify bersenandung ria.
Lega rasanya mengetahui Rio tidak membawa permasalahan mengenai semalam.

Senyum Ify mengembang saat melihat Rio sedang bercengkrama dengan seorang guru.

"Hai kak!"
Panggil Ify setelah guru itu pergi.

Rio menoleh lalu mendekati gadisnya,
"Hei, udah sarapan, yang?"

Ify menggeleng,
"Belum kak. Temenin ke--"

"Aduh sorry, Fy. Kakak harus ke kantor sekarang. Kamu sarapan gih, sama Via. Oke? Jaga diri,"

Rio pun berlalu dengan cepat. Sepertinya pria itu sedang sibuk saat ini.

Ify menghela nafas, menuju kekelas nya.
Dari depan pintu bahkan Ify sudah tau, tawa siapa yang ia dengar menggelegar barusan.

"Woi, Via! Suara lo kek toa, gila!"
Teriak Agni yang langsung menghadap kebelakang, merasa terganggu selama ia membaca novel.

Vai hanya menyengir tak karuan,
"Hehe, eh neng Ipy udah dateng.."

Ify tersenyum,
"suara lo, Vi-Vi.."

"Eh, lo tau? Tadi gue ngeliat cewek cantik banget, anjer. Kayaknya anak baru sih,"

Ify mengernyit,
"So? Lo mau macarin dia?"

Vai menoyor pelan kepala gadis bodoh itu,
"Eh gebleg, bukan gitu. Masalahnya, Cogan disini jadi terancam."

Ify hanya mengangguk-angguk sok paham. Toh, tak berpengaruh juga pada beras yang ada dirumah nya.

"WOW! KETOS KITA JALAN BARENG CEWEK CANTIK BRO!!"
Teriak Deny dari ambang pintu kelas Ify.

Ify menoleh cepat kearah Deny,
Deny pun menyengir lebar ke arah Ify.

"Hayo loh, Fy! Ciee yang diselingkuhin!!"
Tambah Denis yang duduk paling depan.

Ify mendengus sebal,
"Apaan sih, nggak banget. Kak Rio nggak bakal macem-macem."
Gumam Ify yang hanya dapat didengar oleh Via dan dua temannya didepan.

"Tapi--kalo kak Rio beneran kepincut gimana dong, Fy?"
Tanya Via.

Ify menutup buku nya dengan kasar.
"Gue mau sarapan. Ikut gue atau nggak?"

"Ikut!"
Mereka pun pergi menuju kantin.
Bukan sarapan lah yang menjadi alasan Ify untuk keluar kelas.
Tapi untuk melihat apa yang Deny katakan tadi.

Ify duduk disudut kantin. Meja lainnya sudah terisi penuh.

"Fy, gue pesen bakso nih. Lo?"

Ify menggeleng,
"Nggak laper. Lo aja,"

Via mengangguk. Lalu pergi memesan makanan.
Ify mengedarkan pandangan nya ke penjuru kantin.

Rio nya, sedang bersama seorang gadis cantik yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
Yah, dia memang cantik.

Dengan segera Ify mengetik status di twitter nya.

Ada yang berubah, ada yang bertahan.Yang pasti kepercayaan harus diperjuangkan.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Vote nya makin dikit😧
Jadi gak semangat nulis😩
Votevotevotevotevotevotevote
Loplop❤

I Need Your L❤veTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang