bab 10

3.8K 193 2
                                    

Hari terus berlalu hingga ini adalah hari dimana untuk Ify pembagian raport.

Ify duduk disebelah sang mama, Gina tersenyum,
"Pasti juara lagi deh, anak mama yang paling pinter ini."

Ify tersenyum,
"amin, Ify nggak sabar mau pergi ke Bogor."

"Nggak sabar mau jauh dari mama ya?"

Ify mengerucutkan bibirnya,
"Ma, jangan gitu dong. Ify kan jadi sedih."

"Via sama Agni udah tau, kamu besok mau pergi?"

Ify menggleng,
"belum. Malah rencana nya nggak mau Ify kasih tau,"

Gina mengangguk.
Pembagian raport pun berjalan lancar.
Ify keluar dari kelas bersama mama nya, tiba-tiba Rio menghadang Ify.

"Tan, minjem Ify nya bentar yah."

Gina mengangguk,
"Mama duluan, sayang."

Ify mengalihkan pandangan nya dari Rio,
"Mau apa lagi sih?"

"Aku..mau kita balikan."

"Gue nggak mau!"
Seru Ify lalu melanjutkan langkah nya.

"Lo mau pergi kan?"
Ucap Rio tiba-tiba.

Ify berdesis,
"Bukan nya itu yang lo mau?"

Rio terdiam,
"Tapi, itu dulu. Sekarang beda, gue cinta sama lo, Fy."

"Kalo gitu, gue juga cinta sama lo. Dan itu dulu, sekarang beda. Gue benci sama lo, ngerti?"

Ify berjalan cepat meninggalkan Rio. Meskipun ia merasa sesak di dadanya. Sungguh, Ify merasa bingung dengan semua ini.
Entah ada apa, namun hatinya memerintah agar dirinya tetap disini, dan memberikan kesempatan pada pria itu.

Dan pikiran nya, mengatakan tidak. Ify harus pergi jauh dari ini semua. Semua yang ada disini hanya membuat nya kembali sakit hati.
Yah, ini lah jalan yang sudah ditentukan tuhan.

-Flashback Off-

Ify membuka matanya, sungguh lelah semalaman memikirkan semua itu. Semua masa lalu kelam.
Ia berharap semua lebih baik sekarang.

Ia meraih handuknya dan berlari menuju kamar mandi.
Ify bersenandung lalu turun kebawah setelah memakai baju putih abu-abu nya.

"Ma, Ify berangkat!"
Seru Ify.

Gina mengangguk,
"Jangan bikin masalah, sayang!"

Ify tersenyum,
"Iya, ma. Ify kan anak polos, hehe,"

Ify pergi bersama Iel.
Menggunakan cagiva merah milik sang kakak.

"Kak, hari ini nggak ada dijail-jailin kan?"

Iel mengangkat bahu nya,
"Mana gue tau, kecuali lo emang bikin masalah."

Ify berdecak,
"Percuma ada waketos disana. Nggak becus,"

Iel terkekeh,
"Kan pacar kamu ketos nya, kenapa nanya ke aku?"

Ify memutar bola matanya,
'Apa mereka nggak tau masalah gue sama kak Rio? Apa kak Rio nggak pernah cerita?'

Sesampainya disekolah, Ify berlari kearah lapangan,
"Mampus gue, pake telat segala lagi!"
Gumam Ify.

Ia berlari kearah kerumunan itu, berharap tak ada yang melihatnya terlambat.

"Itu! Yang baru aja lari! Sini!"
Perintah seorang pria dengan mata sipit.

"Mampus, itu kak Alvin!"
ucap Ify menepuk jidatnya.

Ia membalikkan badan,
"Iy-iya kak?"

"Sini! Lo terlambat kan?"
Perintah Alvin.

Ify tertunduk lemas,
"Dihukum ya kak?"

"Menurut lo?"
Seru Alvin.

Rio yang ada disana membisikkan sesuatu pada Alvin.

'Ck! Pasti macem-macem nih!'

"Yaudah, Ify. Lo ikut Rio, biar dia yang nentuin hukuman lo,"

Ify mendelik,
"kok gue doang? Yang lain?"
Tanya Ify heran.

"Yang lain sama gue dan Cakka."
Seru Alvin.

Alhasil, Ify pasrah mengikuti langkah Rio dari belakang,
"Kenapa bisa terlambat coba?"
Tanya Rio lembut.

Ify menggerutu kesal,
"Nggak usah basa-basi. Langsung aja ke hukuman!"
Celetuk Ify.

"gimana kalo hukuman nya, duet nyanyi bareng gue dipanggung?"

Ify terkejut,
"hukuman macam apa itu? Nggak!"

Rio menyeringai,
"Kalo gitu, lo harus jadi pacar gue. Mau nggak mau, ya harus mau!"
Tegas Rio.

"Ogah, mending gue pacaran sama Onta daripada sama lo!"

Rio terkekeh,
"Pilih cepet!"

"Yaudah. Gue mau duet sama lo,"
Ucap Ify kesal.

Rio terasenyum miring,
"Good Choice, babe"

🐐🐐🐐🐐🐐🐐🐐🐐🐐🐐🐐🐐🐐

Don't forget to vote,gess😴
Loplop❤

I Need Your L❤veTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang