bab 3

5.1K 232 4
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam.
Ify pun sudah siap dengan piyama bergambar doraemon nya.
Ia duduk dikursi meja makan.

"Kak Iel? Mama sama papa masih lama ya di London?"
Tanya Ify.

"Katanya sih, minggu depan udah kelar."
jawab Iel yang sedang duduk didepan tv.

"Kak, Via sama Agni lanjut Sekolah dimana ya?"
Tanya Ify lagi.

"Mana gue tempe. Lo kira gue emak nya."

Ify mendengus sebal,
"Huh. Btw, barang-barang gue udah lo beli semua kan?"

Iel mengangguk,
"Udah semua."

🍃🍃🍃

Pagi hari nya Ify bangun dan meraih jam weker diatas nakas.
"Anjirrr..udah jam segini."

Ify berlari cepat masuk kedalam kamar mandi.
Lalu memakai seragam SMP nya.

"Kak Iel!! Ayo dong buruan,"
Teriak Ify dari arah teras rumah.

Iel keluar dan mengunci pintu.
"Semua barang udah dibawa kan?"

Ify mengangguk,
"Iya udah kak."

Hanya dalam 15 menit, mereka sampai di SMA Nusantara.

"Kamu gabung sama yang lain gih. Kakak ada rapat osis bentar, biasa..orang sibuk."

"Najis. Yaudah, gue kesana dulu. Semangat kak!"
Ify berlari kearah lapangan.
Tak sadar ia menabrak punggung seorang wanita.

Wanita itu berbalik,
"Heh, punya mata ngg-IFY?!"

Ify melotot senang,
"VIA!?"
Mereka berpelukan heboh.

"Huwaaa gue kangen banget sama lo, behel!! Lo kemana aja sih?"

Ify terkekeh,
"Melanjutkan hidup disebuah kota yang indah. Dan jauh dari-"

"Btw, lo sama kak Rio masih pacaran kan? Wah, langgeng banget kalian, 2 tahun loh."

Ify menunduk,
"Uhm, gue-"

"Via!! Minuman nya pada abis diborong sama anak osis."
Via dan Ify menoleh kesumber suara.

Mata gadis itu melebar,
"IFY?!"
Teriak Agni lalu berhamburan memeluk tubuh Ify.

"Lo kemana aja sih? Lumutan tau nggak kita nungguin lo."
Omel Agni.

Ify terkekeh,
"Gue cuma mau mulai hari baru, suasana baru."

"Terus? Lo lupa sama kak Rio? Lo nggak tau, kalo dia selama ini frustasi nyariin lo, dia jadi suka menyendiri tau, Fy!"
Oceh Agni.

"Oh ya? Gue kira dia malahan party karena gue pergi jauh."
Sinis Ify.

"Maksud lo?"
Heran Via.

"Pengumuman buat seluruh anak kelas 10. Silahkan berbaris dilapangan utama."

"Eh, udah disuruh baris. Ayo, Vi, Ag."
Ajak Ify.

🍃🍃🍃

"Perkenalkan, gue Gabriel. Sebagai wakil ketua osis disini."
Ucap pria tinggi manis itu dari atas panggung.

Banyak yang berbisik, terutama kaum hawa.

"Eh, ganteng banget kak Iel sumpah."

"Jangan dong, dia punya gue."

"Enak aja. Gebetan gue tuh,"

Ify, Via, dan Agni yang mendengar itu langsung mendelik.
"Najis cabe alay."
Bisik Via.

"Halo semuanya. Kenalin, gue Alvin sebagai bendahara osis."
Ucap seorang pria dengan mata sipit nya.

"Kenalin, gue Cakka sebagai bendahara osis."

"Ketos mana??"
"Ketos nya mana nih??"
Teriak para cewek alay.

"Bentar lagi dia naik. Tenang aja,"
Ucap Cakka.
Tak lama kemudian, seorang pria tinggi manis, dengan dua gingsul naik keatas panggung.

"Halo semua nya. Selamat datang di SMA Nusantara. Gue Rio, sebagai ketua osis disini."

"Huwaaa kak Rio!!"
"Ailopyu kak Rio!!"
Semua nya berteriak heboh, berbeda dengan Ify yang kini mematung hebat.

"Kak-kak Rio, ketos disini?"
Tanya Ify.

Via dan Agni mengangguk kompak,
"Iya, Fy. Dia makin ganteng kan? Eciee..kangen yah? Sampe nganga' gitu liatin nya."
Goda Via.

Ify menggeleng kuat,
"Nggak! Apaan! Gue nggak kangen sama dia. Najis."

"Alah, mulut emang bisa boong. Tapi mata lo berkata lain, Fy. Hahaha"
Tawa Agni.

"Ekhem. Itu yang dibawah, naik sini cepet,"
Perintah Rio.

Mereka bertiga menoleh,
"Kit-kita kak?"
Tanya Via.

"Iya. Lo bertiga,"
Ucap Rio datar.

"Ck! Lo sih, Ag. Ketawa lo gede amat tadi,"
Omel Ify.

Terpaksa mereka berjalan menuju panggung.
Banyak yang menatap mereka sinis.

Rio menelan ludahnya, mengetahui salah satu dari mereka adalah gadis mungilnya,
dulu..
Tapi ia tetap bersikap biasa saja.

"Pada ngomongin apaan? Bahagia banget."
Tanya Rio datar.

Via menjawab kaku,
"Uhm, a-anu kak. Tadi kita-"

"Langsung kasih hukuman aja, Yo"
Bisik Cakka.

Rio mengangguk, senyuman dibibirnya terangkat penuh.

"Lo, yang pipinya gembul. Ikut si Alvin."
Alvin mengangguk setuju.
'Wah lumayan nih'

"Lo, yang kayak preman. Ikut si Cakka."

'Anjirr, kenapa harus dia? Yang ada gue yang digebukin ntar'

Kini hanya ada Rio dan Ify yang berada diatas panggung.
Ify menelan salivanya kasar.
Bahkan ia tak berani menatap bola mata pria itu.

Ify menatap kearah Gabriel, meminta pertolongan.
Dan Gabriel hanya,
Menjulurkan lidahnya seakan-akan mengatakan "mampus lo"

"Lo. Ikut gue ke taman belakang."
Ify hanya mengangguk lalu mengikuti langkah Rio dari belakang.

Tiba-tiba saja langkah pria itu terhenti dan langsung berbalik memeluk Ify erat.
"Gue kangen sama lo, Fy."

Ify terdiam.

"Plis, jangan biarin gue jauh lagi dari lo."

Ify masih diam.

"Fy, gue tau gue salah. Tapi, gue butuh kesempatan kedua dari lo. Plis, Fy.."
Lirih Rio.

'Kak Rio..kak Rio nangis?'
Batin Ify saat merasakan lembab dibagian bahu belakang nya.

"Kak Rio.."

I Need Your L❤veTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang