bab 29

2.4K 114 1
                                    

Iel merasa lelah disekujur tubuhnya, ia meminta izin pada Gina untuk pergi ke toilet sebentar.

Saat di jalan, semua suster dan pasien serta tamu yang lalu lalang tertawa melihatnya,

Debo mengernyit,
"Ada ya cogan diketawain? Minta foto kek, apa kek.."
Batin Iel.

Iel membuka pintu kamar manda dan langsung berhadapan dengan kaca besar yang menunjukkan pantulan dirinya.

Debo tertawa keras melihat pantulan kaca tersebut,
"Hahaha anjirr, jelek banget lo. Kayak mony--"

Ucapan Debo terhenti karena ia baru sadar jika pantulan tersebut adalah dirinya sendiri.

"--anjerr! ngapa muka gue jadi gini?"

**

09.00 pm
Karina Hospital

Iel membuka pintu kamar, ia melihat sang adik sedang terbaring disana. Iel menarik kursi kecil lalu mendudukinya, sambil memegang erat tangan kiri Ify.

"Betah banget dek, dirumah sakit. Gue kangen berantem sama lo, 4 hari gue nggak denger suara cempreng lo,"
Iel tersenyum miris.

Getaran hp nya membuat Iel mengalihkan pandangan kearah nakas.

Maaf, saya menemukan ibu anda pingsan di jalan. Dia ada dirumah saya sekarang. Jalan Merpati no.18 perum Gesya.

Iel mengernyit, ia takut ini hanyalah penipuan. Tapi setelah beberapa detik berfikir, ia akhirnya memutuskan untuk pergi ke alamat tersebut untuk memastikan semuanya.

**

Dea melihat ke kiri lalu kanan untuk melihat ramainya orang yang berlalu lalang menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua.

Setelah cukup sepi, ia memutuskan untuk berjalan cepat ke seberang jalan.

Mata nya menyipit saat melihat seorang wanita yang berumur sekitar 30 tahun dengan jalan agak miring.

Bugh.

Saat itu juga tubuh wanita itu ambruk, Dea berlari cepat menghampirinya. Wajah wanita itu pucat.

Ia terus berteriak minta tolong, namun tidak ada yang berniat untuk membantunya.
Alhasil, Dea menghentikan taksi dan meminta untuk mengangkat wanita tadi, lalu mengantarkan ke rumahnya.

Dea tidak melihat wanita itu membawa dompet atau semacamnya. Hanya ada ponsel yang ia kantongi di celana jeans miliknya.

Ia mengambil ponsel tersebut lalu melihat kontak teratas yang ada disana.

Anakku lopelope

Dea terkekeh lalu mengirim pesan kepada sang anak. Yang entah ada dimana saat ini.

**

Debo mengusap wajah nya gusar, seharian di rumah sakit membuat tubuh nya pegal. Besok ia harus kesekolah, mengingat sudah 3 hari ia izin dengan alasan bahwa ia sakit parah dan harus rawat inap.

Debo menghentikan jalan nya secara mendadak karena ada seorang wanita yang tiba-tiba berlari ke tengah jalan untuk mengambil balon nya yang terbang.

Ciitt.

"Woi! Mau mati lo hah?!"
Teriak Debo kesal.

Wanita itu menoleh lalu menyeringai.

"Eh, Zahra." Suara Debo mengecil.

"Hai, Bro! Mau kemana lo?"
Tanya Zahra setelah Debo menepikan motornya.

"Mau balik, capek banget."

Zahra tersenyum simpul,
"Yah, padahal niat nya mau ngajak lo jalan di taman. Tapi kayaknya lo lagi capek banget, yaudah deh. Nggak papa, next time yah!"
Ucap Zahra dengan nada agak sedih lalu berbalik berlari kecil menuju abang-abang penjual harum manis.

Debo mengeryit, lalu ia berteriak,
"Zahra! Gue mau!"
Teriak Debo. Zahra tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.

"Nggak tau kenapa gue nggak bisa nolak nih cewek, dia make pelet kali yak..."

**

Dea mengambil sepototong kain dan mengisi ember kecil dengan air hangat.

Dea meletakkan telapak tangannya di dahi wanita yang terbaring dikasur kamar nya,
"Panas banget,"

Dea mengompres wanita itu dengan hati-hati agar ia tak terbangun.

Tok..tok..

"Ah itu pasti anak tante ini,"
Gumam Dea lalu berlari menuju ruang utama. Ia membuka pintu lalu sedikit terpelonjak.

"ka-kamu anak nya?"

Pria itu juga sedikit terkejut, tapi tertutup oleh rasa panik diwajahnya.
Ia mengangguk,
"Mana bunda gue?"

"A-ada dikamar aku, ayo."
Dea berjalan menuju kamar nya dan Iel langsung berlari mendahului nya.

"Ya ampun Bunda, kok bisa gini sih." Gumam Iel.

"Tadi aku nggak sengaja liat bunda kamu jalan nya agak miring, beberapa detik setelah itu, bunda kamu pingsan. Jadi aku bawa aja kerumah aku."
Jelas Dea.

Iel tak menghiraukan ucapan Dea yang membuat hati Dea sedikit tertohok.

"Gue bawa bunda balik,"
Iel mengangkat tubuh bunda nya lalu berjalan menuju mobil nya. Sedangkan Dea hanya mengekor dibelakang pria itu.

Iel menatap Dea tajam. Berusaha mengatakan sesuatu.
Sedangkan Dea hanya mengernyit heran,
"A-apa?"

"Ck! Bukain pintunya, bego!"

Dea mengangguk lalu membuka pintu mobil bagian belakang. Iel berputar menuju kursi kemudi lalu melajukan mobil nya keluar perumahan.

Dea mendesah pelan,
"Ngomong makasih 'enggak. Pake ngatain bego, lagi."

I Need Your L❤veTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang