bab 17

3K 133 1
                                    

Ify menyeka keringat nya yang terus saja bercucuran.
Ia merasa sangat haus.

"Kak, Ify haus banget. Berhenti bentar yah,"
Rio mengangguk.
Mata nya beralih ke botol minuman yang baru saja Ify keluarkan.

"Kakak haus juga? Nih,"
Ucap Ify lalu menyodorkan minuman yang belum ia tegak sama sekali.

Lalu Rio menghabiskan satu botol penuh,
"Haah, lega banget. Kamu masih ada satu botol lagi kan, Fy?"
Ify menggeleng,
"Satu nya udah abis kak."

Rio melotot,
"Ya ampun, tapi kamu kan belum minum sedikit pun,"

Ify tersenyum singkat,
"Nggak papa kok. Ify nggak terlalu haus."

"Deb, minum lo masih ada nggak?"

Debo mengangguk, lalu mengeluarkan botol minumnya yang masih penuh,
"Abisin aja, Fy!"
Seru Debo.

Ify menegak nya setengah,
"Makasih kak, nih. Kakak juga minum, ntar dehidrasi."
Debo mengangguk lalu meminumnya.

"Ayo lanjut jalan lagi,"

Debo terus tersenyum sepanjang jalan. Ia tahu, Ify memang perhatian kepada semua orang. Jadi nggak seharusnya ia merasa senang yang berlebihan.

"Fy,"
Panggil Debo.

Ify menoleh,
"Iya, kak?"

Debo menggeleng,
"Eh, nggak jadi deh."

Debo terus merutuki dirinya sendiri. Entah kenapa ia baru saja ingin mengungkapkan perasaan nya yang ia pendam sejak lama.

'Debo! Dia udah punya orang lain! Jauhi Ify, Deb!'
Batin Debo meneriaki dirinya sendiri.

Ify merasa pandangan nya mulai kabur, ia tak tahan lagi menopang berat badannya.
Ini semua karena nasi goreng tak ia sentuh.

Bruk!
Tubuh Ify hampir saja ambruk ke tanah.

"IFY!!"
Pekik dua orang pria bersamaan.
Rio dan..Debo.

"Kak..kepala Ify pusing."
Lirih Ify pelan.

Rio mengangguk, lalu memantapkan posisi Ify dalam dekapannya.
"Kita balik ke tenda guys! Ify kurang enak badan. Kalian lanjut aja!"
Seru Rio.

Yang lainnya mengangguk. Rio menggendong Ify dan berbalik arah.
"Deb, lo bareng kita?"
Tanya Rio heran.

"Iy-iya. Gue laper. Ntar kalo pingsan, nggak ada yang nangkep lagi. Hehe,"

Debo melihat Rio yang kesusahan karena sudah cukup jauh ia mengangkat tubuh gadis itu.

"Yo, gantian biar gue yang ngangkat Ify. Lo udah capek banget kayaknya,"

Rio hanya mengangguk,
Ia mengambil alih tas Ify yang Debo pegang tadi.

Dengan pelan, Debo mengangkat tubuh Ify.

"Anjay, gue sakbo."
Ucap Rio.

Debo mengernyit,
"Bahasa apa tuh?"

"Sesak boker, bego. Nggak gaul lo, gue titip Ify!"
Rio melesat cepat ke semak-semak.  Langit mendung, tanda sebentar lagi akan turun hujan.

Debo memandang wajah Ify yang memucat,
"Andai aja, gue yang ada di hati lo saat ini. Gue sayang banget sama lo, Fy. Bahkan sebelum Rio memiliki lo,"
Lirih Debo.

Rio bangun dari kediaman nya,
"Mau ujan nih, kita ke villa lo aja, Deb."

Debo mengangguk.

I Need Your L❤veTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang