bab 15

3.4K 145 1
                                    

Liburan selama satu minggu? Siapa yang tidak menginginkan ini?
Ify, Agni, dan Via berencana untuk pergi kemping di puncak.

Mereka sedikit merahasiakan ini, karena para pria pasti akan heboh dan..
Melarang mereka pergi.

"nggak sabar, buat besok."
Bisik Via dihadapan Ify dan Agni.

Agni memakan mie ayam nya,
"Hm..hm.hm.."

"Makan dulu tuh, mie!"
Celetuk Ify.

Setelah menelan mie nya, Agni kembali berbicara,
"Gimana kalo kita kasih tau, kak Rio, kak Cakka, dan kak Alvin?"

Via menggeleng cepat,
"Jangan deh. Ntar kita nggak dibolehin pergi"

"Pergi kemana?"
Ucap seseorang.

Mereka bertiga menoleh kesumber suara.

"Mampus!"
Ify menepuk jidatnya.

"Mau kemana, hm?"
Tanya Rio lalu duduk disamping Ify.

"Ma-mau bel-belanja kak! Ah, iya."
Jawab Ify kaku.

Rio mengernyit,
"Jangan bohong. Mau kemana?"

"Kak Rio kepoan nih, diem nggak."
Celetuk Agni.

"Kalian mau kemana? Gue aduin nih ya ke Alvin sama Cakka!"
Ancam Rio.

"Iya deh iya.." pasrah Via,
"Kita mau kemping dipuncak!"

Rio terkejut,
"Kalian mau kemping tapi nggak bilang kita-kita dulu? Mau mati, heh?"

Ify memukul pelan lengan pria itu,
"Hush! Do'anya itu loh,"

Rio langsung menelpon kedua temannya untuk datang ke kantin.
Setelah itu, mereka pun datang.

"Why? Ada yang mau traktir makan ye?"
Tanya Cakka.

"Makan mulu kak,"
Seru Via.

"Nyadar woi,"
Balas Cakka.

"Mereka mau kemping ke puncak, dan nggak mau kasih tau kita."
Ucap Rio datar.

"Ah, kak Rio pengadu nih."
Seru Via.

"Hah? Beneran?"
Tanya Cakka.

"IKUT!!!"
Teriak Cakka dan Alvin.

"Ini nih, yang gue masalahin,"
Bisik Ify.

Alhasil, mereka tidak jadi pergi bertiga. Mereka pergi berenam.
Huft, padahal kan niatnya sekalian nyari cogan.

🌹🌹🌹

Cakka meregangkan ototnya setelah turun dari mobil.
"Anjir, pantat gue panas duduk selama 4 jam di jok,"

Alvin terkekeh,
"Leher gue encok nih,"

Ify mengeluarkan barang-barangnya,
"Sini aku bantu,"
Seru Rio.

Mereka pun mendirikan tenda dibawah pepohonan rindang itu.

Ify merasa tak tahan lagi, langit mulai menghitam. Dan perasaan ini sudah tak bisa ditahan.

"Kak.."
Desis Ify.
"Minjem senter dong,"

"Buat apa?"
Tanya Alvin.

"Gue kebelet."

Alvin pun menyodorkan senter itu kearah Ify. Ify melesat cepat mencari semak.

"Huah, lega rasanya."
Ify berdiri dan ia merasa menabrak tubuh seseorang yang berdiri dihadapannya.

"Huaa!! SETAN!"
teriak Ify.

Dengan cepat pria itu menutup mulut Ify,
"Sst!! Diem!"

Ify mengernyit,
"Lo-lo siapa?"

"Gue Debo."

"Hah? Kak Debo?"
Ucap Ify agak berteriak. Alhasil Debo kembali menutup mulut Ify dengan cepat.

"Kakak ngapain disini? Kemping juga?"

Debo menggeleng,
"Bukan, Villa tante gue disekitar sini. Dan gue lagi nyari angin malam,"

"Uhm kak, gimana kabar nya...Shilla?" Tanya Ify ragu.

"Gue nggak tau dia dimana. Nggak peduli juga sih,"

Ify mengernyit,
"Kok gitu? Kan dia pac-"

"Dia bukan pacar gue. Gue sengaja macarin dia biar Rio tau seberapa kuat cinta nya dia ke Rio. Eh ternyata dia kejebak sama gue, dan..gitu deh."

Ify mengernyit tak paham.

Debo melongos,
"Nggak ngerti juga? Minta Rio deh yang nyeritain- eh tapi lo sama Rio kan-"

"Kita udah baikan,"
Potong Ify.

"Beneran? Sukur deh, abisnya dia stress banget pas tau lo pergi jauh,"

Ify terkekeh,
"Yah, takdir kak. Hehe,"

I Need Your L❤veTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang