bab 32

2.3K 125 2
                                    

Ify meletakkan tas nya di sofa ruang keluarga. Ia membaringkan tubuhnya disana.
Rasa lelah menghampirinya bergantian, apalagi ia harus mengejar mata pelajaran yang sempat ia lewati selama 5 hari ini.

Ify melirik kearah Iel yang sedang mengambil segelas air,
"Bang, tadi ada yang liatin Ify pas lagi nunggu di gerbang sekolah. Kayak pernah liat sih, tapi gak tau dimana dan siapa,"

Iel mengangkat bahu nya,
"Fans kali," -----"atau si Rio"

Ify menutup mata nya lalu melirik kearah jam dinding,
"Udah jam setengah enam, Ify tidur bentar yah,"

Iel berdecak,
"Makan dulu gih, ntar laper. Trus minum obat,"

**

Debo melihat jam rumah nya, ia merasa sangat bosan sekarang. Kalaupun ada sesuatu yang wajib ia lakukan, adalah belajar. Dan ia sangat malas untuk membuka buku saat ini.

"Ah, gue chat si Zebra aja deh,"
Gumam Debo lalu mengeluarkan hp nya dari dalam saku celana.

Woi:p

Paan

Jln kuy?

MLZ

Dih, gt:(

Njs emot L

Jht:"(

alay

**

Zahra berdecak kesal, ia juga sama bosan nya dengan Debo. Tapi rasa mager lebih menguasai dirinya untuk tetap berbaring dan menonton tv.

Gue di dpn rumah L, gih keluar, yakin nggak mau jalan bareng cogan?

Zahra terbelalak lalu mengintip dari celah jendela kamar nya. Kamarnya berada dilantai dua, menghadap ke jalan yang langsung menampakkan Debo diatas motornya.

"Anjirr, mau ngapain sih tuh anak?"
Gumam Zahra kesal.

Ia membuka pintu kamarnya, lalu sang mami sudah ada di depan pintu dengan tangan yang ia lipat diatas dada.

"Pacar kamu, hm?"
Tanya mami Zahra dingin.

"Bu--bukan mi, temen doang. Zahra keluar yah mi,"
Ucap Zahra takut.

"Setelah itu suruh di pulang, dan jangan deket-deket lagi sama kamu,"
Ucap mami nya dingin.

Zahra menghela nafas, mami nya itu selalu bertingkah seperti ini. Apapun yang ia mau, harus terlaksana. Dan Zahra selalu dikekang untuk melaksanakannya.

Sesekali, Zahra berfikir. Kapan semua ini akan berubah? Ia juga ingin seperti anak-anak layaknya yang ada diluar sana.
Bercengkrama bersama sang mami, membahas segalanya yang terjadi. Tertawa bersama, saling mendukung. Tapi ia tak mendapat sedikit pun dari itu semua. Mami nya hanya sibuk dan lebih sayang dengan laptop, berkas, dan pekerjaan nya. Ia tahu, bahwa ini semua juga demi dirinya, tapi Zahra juga ingin hidup normal. Seperti orang lain.

"Ngapain sih, segala dateng?"
Sinis Zahra.

Debo terkekeh polos,
"Hehe, bosen gue dirumah. Jalan yok? Kita ke taman kota, lagi ada bazar makanan, mau?"

I Need Your L❤veTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang