end

3.2K 134 13
                                    

"Kka! Lo bawa berapa tenda?"
Tanya Iel agak berteriak karena jarak mereka cukup jauh.

Cakka yang sedang memakan jagung bakar nya pun menoleh,
"Gue bawa 2,"

Iel mengangguk lalu menoleh kesamping kanan nya,
"Yo, si Cakka bawa dua, gue bawa dua juga tenda nya. Pas nggak?"

Rio mengangguk,
"Gue bawa satu sih,"

Rio dan Iel  bersiap untuk mengadakan api unggun. Mereka menumpuk ranting-ranting kayu membentuk gunung kecil. Sedangkan yang lainnya sibuk mendirikan tenda.

"Tinggal bakar aja,"
Seru Alvin pada Iel yang memegang minyak tanah di tangannya.

Iel pun menyiramkan minyak tanah dan menghidupkan batang korek api nya.

Api mulai membesar sedangkan yang lain sibuk membentuk lingkaran didepan api unggun.

"Gais! Kita kedatengan satu tamu nih," Rio menepuk tangan nya dua kali. Tidak lama kemudian, datanglah seorang gadis cantik bersama seorang pria disamping nya.

"Hai, gue--boleh gabung, kan?"

Ify ternganga melihatnya, lalu berlari menuju gadis itu, memeluknya erat,
"Gue kangen lo, Shil. Lo nggak kangen apa sama kita-kita?"

Agni dan Via pun ikutan berlari kearah mereka,
"Iya, berapa tahun coba lo ngilang? Kemana aja? Jualan kerupuk di emperan?"
Cerocos Via.

"Palingan dia udah lupa sama kita. Nama gue siapa, coba?"
Seru Agni.

Shilla pura-pura berfikir dengan menyentuh dagu nya,
"Em, nama lo siapa ya. Ah gue tau! Udah tertera di jidat lo,"

Agni menaikkan alisnya.

Shilla menggerakkan jarinya menulis di jidat Agni,
"Tuh tulisan nya, PUNYA KAK CAKKA. Mana pake huruf kapital semua lagi, hahaha."
Tawa mereka seketika meledak.

Sedangkan Agni menyebikkan bibirnya kesal.

Ify melirik kearah Pria yang ada disamping Shilla,
"Eh, siapa noh?"

"Calon tunangan gue, gue kesini juga sekalian mau kasih undangan sih," jawab Shilla.

"Yaudah, sekarang waktu nya kita seru-seru'an bareng, okey?!"
Teriak Via heboh, untung pantainya sepi.

Mereka bernyanyi bersama diiringi suara gitar yang dimainkan oleh Rio dan Iel.

"Bosen ah, nyanyi mulu. Kita main tantangan aja, gimana?"
Tawar Cakka.

Mereka semua mengangguk kompak, lalu Alvin sang pembawa acara berdiri memegang buku yang ia gulung membentuk microfon.

"Oke, tantangan pertama akan diberikan untuk seorang Mario Stevano. Kepada pemilik nama, waktu dan tempat dipersilahkan,"
Seru Alvin layaknya seorang MC untuk acara besar.

Rio beranjak dari tempatnya lalu berdiri disamping Alvin.

"Siapa yang mau ngajuin tantangan?" Tanya Alvin kepada para penonton.

Sebuah tangan terancung diantara jutaan para penonton,
"Gue! Gue mau Rio ceritain kisah cinta dia ke kita semua."
Tantang Via.

Rio mengangguk setuju,
"Tiga huruf nama seorang gadis yang bikin gue nggak bisa tidur, tiga huruf yang bikin gue nggak konsen belajar, dan tiga huruf yang bikin gue lupa sama segalanya."

Ify menahan rona malu di pipinya.

Rio mengambil nafas sebentar lalu bercerita lagi,
"IFY. Emang sih, bukan cinta pertama gue. Tapi dia orang pertama yang dapetin cinta gue. Gue bangga bisa dapetin dia, dia itu nggak waras, gila, heboh--meski nggak seheboh Via, dan yang pasti gue sayang banget sama dia."

Ify memanyunkan bibirnya, sedangkan Via tak acuh dan terus menggigiti jagung bakarnya.

"Makasih, Fy. Udah dateng ke kehidupan gue, meski gue sempet putus asa, karena si Debo mau nikung, hahaha. Tapi gue yakin, kalo jodoh itu nggak kemana. Buktinya, gue sama Debo malah tukeran jodoh,"

Debo dan Zahra yang duduk dipojokan ikut tertawa mendengarnya.

"Gue bersyukur banget. Jadi pengen cepet-cepet nikah, elah. Udah ah, makasih."
Rio pun kembali ke tempat duduknya.

"Fy, calon laki lo kebelet kawin noh. Hahaha," ledek Alvin.

Sedangkan Iel malah menjitak kepala Rio,
"Enak aja lo, main nikah-nikahin adek gue. Gue aja belum ada niatan kesana."

Rio meringis memegang jidatnya,
"Elah, bro. Udah ada calon juga lo, tunggu apa lagi?"

Dea yang ada disamping Iel terkekeh pelan, lalu memakan sosis bakar nya,
"Yel, aku permisi ke tenda bentar."

Iel mengangguk, matanya terus mengikuti kemana pergi nya Dea.

"Udah lo tembak?" Tanya Rio.

Iel mengangguk,
"Ditolak,"

Rio tertawa,
"Kecil banget nyali lo, tembak sekali doang mana kepincut dia. Tunjukin dong usaha lo ke dia, biar dia tahu kalo lo serius,"

Iel merenungkan pernyataan yang terlontar dari mulut Rio. Ia berdiri lalu berlari kencang untuk menyusul Dea.

*

"Halo, pah?"

["Kamu kemana saja, Dea? Kenapa sudah malam belum pulang juga? Mau jadi apa kamu hah?!"]

"Maaf, pah. Dea lagi di--"

"Halo, om. Maaf, om kalo ganggu pembicaraan om sama anak om. Om tenang aja, Dea bersama kami dan teman nya yang lain. Kami hanya sedang merayakan kelulusan kecil-kecilan. Maaf sebelumnya kalo saya belum minta izin ke om,"

["Baiklah, kamu jaga anak saya. Jika ada sesuatu yang terjadi dengan Dea, maka kamu yang harus bertanggung jawab atas itu. Saya percayakan Dea ke kamu, selamat malam."]

"Sela--"

Sambungan telefon itu terputus secara sepihak, Iel memberikan handphone itu ke Dea.

"Kenapa nggak izin?"

Dea menunduk,
"Nggak bakal diizinin soalnya,"

"Jangan bikin orang tua lo khawatir,"
Omel Iel.

Dea mengangguk kecil lalu mendongak,
"Kamu ngapain kesini?"

Iel menaikkan alisnya,
"Mau berduaan sama kamu, nggak boleh?"

Dea memundurkan langkah nya saat Iel berjalan mendekatinya,
"Ka--kamu mau ngapain?"

"Lo suka nggak sama gue?"

Dea mengernyit,
"Hah? ak--aku, ya aku--ngg--aku."

"Lama udah ah, sekarang lo jadi pacar gue."

Cups.

Dea membelalakkan matanya,
"Ka--kamu,"

"Keburu lumutan gue, kalo nunggu jawaban lo," Iel memperhatikan wajah Dea yang masih kaku, "udah nggak usah kaku gitu kali, yok ke depan lagi."

🎶🎶🎶

Kaga kerasa yak, udah tamat aja😂 jangan lupa vote okeh👌
Btw--boleh promosi kaga? Boleh lah ya😂
Follow my Ig👉Synssb
Ntar dipolbek kok

I Need Your L❤veTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang