bab 24

2.6K 129 8
                                    

"DEBO?/IFY?"

"Kamu... tau darimana rumah aku?" Tanya Debo heran.

Ify mengangkat kedua bahunya acuh,
"Ify aja diajak sama bunda kok. Kak Debo anak nya tante Nadia?"

"Bukan, aku simpenan nya. Yaiyalah aku anaknya, dasar."

Ify terkekeh,
"Main yok, kak? Ify males kebawah."

"Main apa? Kalo main dikamar sih aku ayo-ayo aja."
Seru Debo dengan alis yang turun-naik.

Ify melotot,
"Kak Debo, ih! Pikiran nya!"

"Eh, emang aku mikir apa?"

**

Rio mengambil kunci motornya, rencana nya pagi ini ia akan menemui Ify lalu membawa gadis itu jalan-jalan disekitar kota.

"Mau kemana, Yo?"
Tanya Mama Rio.

"Mau ke rumah Ify, mah. Mau ngajakin jalan."

"Udah mama bilang kan, putusin Ify. Kamu mau mama jodohin sama Zahra, anak sahabat mama. Susah banget sih dibilagin?"

Rio berdecak,
"Tapi Rio nggak suka aama Zahra, mah. Lagian, dia itu anak nya manja banget. Mama mau punya menantu manja yang nggak bisa apa-apa?"

Mama Rio memutar bola mata nya tak peduli,
"Pokoknya kamu tetep nggak boleh keluar. Kecuali mau ketempat Zahra,"

**

Di tempat lain, masih terdapat dua emak-emak sosialita yang terus membahas masa muda mereka.

"Eh, trus itu gimana si Manda? Apa dia tau kalo kamu yang akhirnya ngedapetin Bagus?"
Tanya Nadia.

Bunda Ify menggeleng,
"Gua juga kagak tau. Dia ngilang aja dari kita berdua. Padahal kan seru banget kalo kita ngumpul nya bertiga, ya nggak?"

Nadia manggut-manggut seperti boneka hiasan yang ada dimobil.

"Ah, gua jadi lupa. Si Ify sama Debo kok nggak turun-turun sih?"
Tanya bunda Ify.

"Kita naik aja deh,"
Seru Nadia.

Bunda Ify dan Nadia naik ke lantai atas. Pintu kamar Debo sedikit terbuka. Awalnya mereka ingin langsung masuk, tapi ide jahil ada diotak mereka berdua. Dan itu tak pernah hilang sejak masa SMA.

"Mereka lagi ngapain sih?"
gumam Nadia.

*

Ify duduk dibalkon kamar Debo. Melihat jalan raya yang sedang memadat. Tiba-tiba saja ada batu kecil yang masuk ke matanya.

"Aw! Sakit!"
Pekik Ify.

Debo menoleh,
"Fy? Kamu kenapa? Kecolok jemuran?"

"Aw! Kak Debo, ini mata Ify kemasuk 'an batu kecil,"

Debo menarik tangan Ify kedalam kamarnya lalu menutup pintu balkon.

Iya mendudukkan Ify ditepian ranjang yang membelakangi pintu, lalu menurunkan tangan Ify.

"Biar aku tiup,"

Fuuuh..fuuuhh..💨

Sedangkan dua orang kepo tingkat dewa yang ada dibalik pintu, membelalak melihat adegan senonoh ini.

"Eh anjir, mau cipokan nih, mau cipokan nih!"
Bisik Nadia heboh bagaikan ada bazar sempak dengan renda dan saku kecil di bagian depan nya.

"Iya anjir, anak lu napsu amat!"
Balas Bunda Ify tak kalah sengit.

"Bangkee, anak lu juga gitu. Tapi, Ify emang cantik sih. Pantes Debo ke'cantol, hahaha."
Nadia tertawa kecil.

..

I Need Your L❤veTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang