Panggilan pertama amblas begitu aja, aku coba telfon lagi tapi tetep aja. Aku coba lagi baru diangkat.
"hmm halo" guman kak Rio lewat telfon. Kok suaranya gini? Ini gak salah sambung kan. Aku cek nama yang tertera. Bener kok. Suara kak Rio persis seperti orang bangun tidur. Apa aku kelamaan ya?
"kak dimana? Aku udah selesai" jawabku singkat.
"oh Windy ya.. hh di parkiran depan aula. Hmm sebelah tiang listrik." Jawabnya dengan suara khas orang bangun tidur. Kok aku ngerasa bersalah gini ya, "yaudah Windy kesana" aku langsung memutus sambungan telfon karena jarak antara tempatku berdiri sekarang ke tiang listrik itu lumayan jauh. Bisa lah buat kak Rio ngumpulin nyawa.
Aku melihat ada mobil hitam pas di sebelah tiang listrik. Pasti itu mobilnya. Aku langsung berjalan ke arah kemudi. Aku ngintip ke dalam cendela, kak Rio tidurnya pules banget lagi. Duh gimana nih? Di bangunin gak ya? Bangunin aja lah yaa.. daripada gak pulang pulang.Aku beliin kopi aja kali ya, biar ntar langsung melek dan cepet pulang.
Jalan kaki ke kantin ternyata bukan pilihan yang bagus, panas woy panas. Tau gini mending bangunin kak Rio dulu baru deh aku ajak kesini dah tuh bocah. Sesampainya di kantin aku gak cuma beli kopi aja, aku beli jus dingin buat kuminum sendiri. Sama cemilan juga. Dan sekarang aku juga balik udah dari kantin, ini gimana nih? Ketuk apa gimana ya? Kak Rio nya belom bangun bangun lagi,
Ketuk ajalah ya.Tok tok..
Kak rio ngebo apa gimana sih?
Tok tok..
Kulihat dia mengerjapkan matanya dan bergerak gerak sedikit. Dan kalian tahu apa yang dilakukan setelahnya? Dia membenarkan posisinya dan memejamkan matanya lagi sodara-sodara. Buruan ku ketuk kacanya lagi dan dia membuka matanya perlahan. Melihat kearahku dan menurunkan kaca mobil. Dia hendak membuka pintu kemudinya tapi kutahan, kasian masih ngantuk gitu juga.
"aku buka pintunya sendiri aja kak", aku langsung berjalan mengelilingi mobil dan masuk ke kursi depan samping kak rio.
Kak rio masih dengan wajah khas bangun tidurnya melihat kearahku "maaf ya tadi kakak ketiduran"
"aku yang minta maaf kak, kelamaan aku tadi" lalu aku mengulurkan kopi yang aku bawa.
Kak rio menyerngit kebingungan.
"permohonan maaf?" tanyanya.
Aku hanya menahan tawa, "bukan.biar kak rio melek" yang dikasih malah tersenyum tipis dengan mata yang tinggal segaris.
"makasih" ujar kak rio sambil meneggak kopinya.🐾🐾🐾
"kakak langsung pulang aja ya, ngantuk" ujarnya saat sudah sampai di depan rumahku.
Ngantuk?
"mampir aja ya kak, gak baik nyetir sendirian pas ngantuk" saranku.
"kapan kapan aja lah ya, kakak pengen buru buru tidur" tolaknya.Bukannya apa aku memawarinya untuk mampir, aku tauresiko saat orang ngantuk nyetir sendirian. Tadi aja aku ngajak ngobrol panjang lebar biar dia gak ketiduran pas lagi nyetir.
"tidur di rumah windy dulu aja" saat kak Rio hendak membuka mulut langsung aku sela dengan omonganku "kak.." mungkin nada yang aku ucapkan seperti orang yang memohon. Tak apalah terserah dia mau mengartikan bagaimana. Toh ini kan juga buat kebaikan dia. Kan gak lucu kalo misalnya ada apa apa sama kak Rio malah aku yang disalahin ntar. Jadi mending dicegah aja, aku udah mau wisuda, udah ngambil toga dan gak mau wisudaku gagal gara gara mesti ke kantor polisi. Big no!
Hingga akhirnya kak Rio menyetujui saranku dan sekarang dia sudah terkapar di kamar tamu. Mama? Tentu saja senang minta ampun pas gue bawa kak rio ke rumah. Katanya bagus buat pendekatan, apaan sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Fall in Love
General FictionPernikahan yang dijalani dengan rasa kakak-adek zone. Apakah akan selamanya begitu? Semua berawal dari perjodohan yang dilakukan oleh orangtua mereka. Lantas apakah keduanya akan saling jatuh cinta? Highest Rank : #54 20/1/18 in General Fiction