34. Hurt?

3.1K 144 26
                                    

Windy tidak menyangka sama sekali di pesta ulang tahun adiknya itu, Daniel mengungkapkan hal yang dulu sangat didambakannya. Dan lihat? Hal itu baru terucap dari mulut Daniel saat ia sudah menyandang status sebagai seorang istri.

Daniel masih terus memandangnya dengan senyum manis dari arah podium. Ia menanti jawaban Windy. Namun Windy sendiri membeku. Apa yang harus ia katakan?

"Windy, gimana jawaban kamu?" Tanya Daniel akhirnya setelah beberapa saat Windy tidak menyuarakan sepatah katapun.

Refleks Windy teringat dengan Rio. Ya, ia datang ke tempat ini tidak sendirian. Ia mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya namun tidak ditemukan dimana batang hidung Rio.

Pikirannya melayang kemana-mana. Apakah Rio sakit hati mendengar Daniel mengungkapkan isi hatinya?

Ah, bodoh. Tentu saja Rio sakit hati. Gerutu Windy dalam hatinya.

Namun apa yang harus ia bilang pada Daniel? Bukan itu, namun penolakan yang bagaimana yang harus ia sampaikan?

"M - ma maaf." Windy mengucapkan kata itu. Satu kata namun bisa membuat senyum Daniel seketika luntur.

Windy segera membalikkan tubuhnya dan dengan sedikit berlari ke arah pintu keluar. Ya, dia mencari Rio. Dimana sebenarnya suaminya itu berada.

Ia mengedarkan pandangannya di parkiran. Mobil Rio masih terparkir rapi di tempat semula yang menandakan jika pemiliknya belum meninggalkan tempat acara.

Windy bernafas lega, ia berjalan ke arah mobil itu. Namun nihil, tidak ada siapa - siapa di dalamnya.

Ia berkeliling di halaman gedung, siapa tahu ia bisa menemukan Rio. Namun tetap saja, berkali - kali ia mengelilinginya namun ia tidak menemukan apa-apa. Hingga ada tepukan di bahu nya yang membuatnya berbalik.

Ia melihat dua orang yang mungkin sepasang kekasih menghampirinya, sebelumnya ia belum pernah tahu dengan orang ini. Jadi ia berfikir jika mereka salah orang.

"Maaf, mungkin kalian salah orang." Ujar Windy sopan.

"Tidak, kami tidak salah orang. Anda orang yang tadi dilamar oleh Daniel kan?" Tanya Pria itu.

Ada apa ini?

Windy menganggukkan kepalanya, "ada apa?" Tanya Windy penasaran.

"Kami dititipi kunci mobil oleh lelaki yang tadi berada di sekitar anda. Ini." ujar orang itu sembari menyerahkan sebuah kunci mobil.

Windy mengamati kunci mobil itu, dan benar. Itu adalah kunci mobil Rio.

"Kenapa dia bisa menitipkan ini pada kalian?" Tanya Windy khawatir.

"Kami kurang tahu. Tapi kami melihat ada raut kecewa dari sorot matanya." Ujar si perempuan yang sedang menggandeng lengan si pria.

Windy masih bergelut dengan pemikirannya, hingga suara kedua orang tadi membuyarkan lamunannya.

"Kami permisi dulu" ujar keduanya sopan.

"I-iya. Terimakasih." Jawab Windy.

"Tunggu." Ujar Windy dengan menaikkan volume suaranya agar didengar kedua orang tadi yang sudah mulai menjauh.

Kedua orang itu membalikkan badannya dan bersamaan dengan itu Windy berjalan dengan cepat untuk menyusul keduanya.

"Kalian tahu kemana orang yang memberikan kunci mobil ini pergi?" Tanya Windy sedikit ngos - ngosan.

Kening keduanya berkerut, terlihat seperti mengingat - ingat sesuatu.

"Kami kurang tahu, tapi saya lihat tadi sepertinya dia berjalan keluar dari ruangan."

Let's Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang