13. Rea

3.7K 140 7
                                    

"Assalamualaikum" ucap Windy dan Rio bebarengan saat memasuki rumah keluarga Sebastian.

"Waalaikumsalam" jawab Ira dengan tersenyum lebar.

"Kalian kok gak bilang bilang sih kalo mau kesini" ucap Ira, mama Rio.

Windy menatap Rio meminta jawaban, "kangen aja mah, masa ke rumah sendiri pakek bilang" jawab Rio sedikit malas.

"Duh, anak mama udah nikah masih kangen kangen aja. Sini sini peluk mama" ujar Ira dengan nada sedikit manja pada anak bungsunya itu lalu memeluknya.

Hmm, kak Rio manja juga ya. Pikir Windy.

👀

Di ruang keluarga mereka berkumpul. Kakak Rio, Ryan juga hadir disana bersama istrinya, Lisa.

Windy pun yang sebelumnya tak begitu kenal dengan kakak iparnya tersebut mulai terbiasa dengan kehadirannya ditengah tengah berkumpulnya mereka. Apalagi Lisa, usianya tidak terpaut begitu jauh yang membuat mereka mudah akrab.

Di meja makan sudah tersedia berbagai hidangan makan malam. Keluarga Sebastian sekarang makan bersama dengan keadaan yang lengkap, apalagi ditambah menantu baru menjadikan suasana semakin hangat.

Mereka tak banyak bicara saat makan. Berbeda dengan Windy dan Rio apabila di apartemen yang sesekali mengobrol ringan.

"Kalian menginap saja ya." ucapan Ira terdengar seperti permintaan daripada pertanyaan.

Rio menoleh ke arah Windy, Windy menganggukkan kepalanya pelan.

Sepertinya Rio akan menerima permintaan mamanya karena besok adalah hari minggu.

"Iya deh, mah. Lagian besok juga libur." Jawab Rio pada mamanya.

Ira tersenyum mendengarnya, "seneng rasanya kalau kumpul semua seperti ini".

👀👀

Windy mengekori Rio untuk segera beristirahat. Meskipun sebelum menikah ia sesekali mampir ataupun bermain di rumah Rio, namun ia tak sampai mampir di kamar Rio. Baru sekaranglah ia akan tahu bagaimana bentuk kamar dari suaminya tersebut.

Cklek

Pintu kamar Rio dibuka oleh empunya. Windy mulai memasuki kamar bernuansa hitam putih khas lelaki tersebut.

Simple. Itulah hal yang ditangkap oleh nalar Windy. Simple tapi tak meninggalkan kesan mewah tepatnya.

Tak banyak pajangan yang bertengger di dindingnya, hanya satu atau dua buah hiasan dinding berupa untaian rotan kecil yang dibentuk abstrak namun terlihat mempesona.

Ah, Windy lupa jika ia tak membawa baju ganti untuk tidur. Karena niat awal mereka kesini adalah hanya berkunjung, menghabiskan malam minggu dengan keluarga. Namun ternyata mereka malah menginap, jadi ia tak menyiapkan apa apa. Pasti ia tak nyaman jika harus tidur dengan dress  yang dikenakan sekarang ini.

"Kak, pinjem kaos dong. Aku gak bawa baju ganti" ujar Windy saat Rio keluar dari dalam kamar mandi.

Sekarang Rio sudah berganti dengan celana training selutut dan kaos putih bersiap untuk tidur.

"Hmm, kaos kakak kayaknya agak kegedean kalo dipake kamu. Pinjem punya mama mau?" Tawar Rio pada Windy. Meskipun tubuh Rio tidak kekar, namun namanya juga lelaki. Sekecil kecilnya ukuran tubuh lelaki pasti wanita akan kalah kan? Apalagi tubuh Windy yang kurus.

"Udah malem, takut mama udah istirahat, kak." Ucap Windy. Benar saja sekarang sudah jam 10, dan Windy tak mau mengganggu mertuanya tersebut hanya karena sebuah pakaian tidur.

Let's Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang